Elektroda Cat GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007. USU Repository © 2009

a. Elektroda

Di dalam memproduksi roda penekan tread samping, diperlukan bahan tambahan berupa elektroda. Elektroda ini dipakai pada saat proses pengelasan berlangsung. Elektroda yang digunakan adalah tembaga Cuprum dan Timbal Plumbum.

b. Cat

Cat ini digunakan untuk melapisi permukaan roda penekan tread samping. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya korosi pada permukaan roda penekan tread samping tersebut.

3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan ke dalam proses produksi dengan tujuan membantu memperlancar proses produksi. Bahan ini bukan bagian dari produk akhir. Bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan komponen ini adalah: - Cutting Fluid Cutting Fluid digunakan untuk mempermudah proses pembuatan ulir - Cairan Pendingin coolant Coolant digunakan sebagai cairan pendingin ketika cutter memotong logam pada proses permesinan agar panas yang timbul dapat dikurangi, sehingga cutter tidak cepat tumpul. - Cetakan tembaga Cetakan tembaga digunakan untuk membuat cetakan bentuk permukaan besi yang rumit yang nantinya akan dikerjakan pada mesin EDM. Tembaga dipilih Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007. USU Repository © 2009 sebagai bahan cetakan karena sifat konduksinya sehingga tembaga sangat cocok digunakan pada mesin EDM. Uraian Proses Produksi Uraian proses produksi pembuatan roda penekan tread samping adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran Bahan baku yang berupa batangan besi diukur dengan menggunakan jangka sorong yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran produk. Akan tetapi, ukuran yang dibuat harus melebihi ukuran produk yang sebenarnya karena nantinya bahan akan mengalami proses pembentukan dan perataan permukaan. Toleransi yang diberikan adalah 2 mm. 2. Gergaji pemotongan Bahan baku yang telah diukur selanjutnya dipotong dengan mesin gergaji. Penggergajian dilakukan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan dengan toleransi 2 mm di setiap dimensinya. Pemberian toleransi pada proses pemotongan ini dilakukan agar nantinya didapat ukuran yang tepat pada saat penghalusan permukaan potongnya. Seluruh komponen masuk ke mesin gergaji ini. 3. Vertikal Milling Machine Milling vertikal digunakan untuk membentuk sisi atas dan bawah dari bahan baku baik yang berbentuk plat maupun balok, sekaligus untuk memotong sisi kiri dan kanannya agar ukurannya mendekati ukuran permintaan dan juga sesuai dengan toleransinya, yakni ± 0,1 mm. Untuk mendapatkan ukuran Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007. USU Repository © 2009 ketebalan dari komponen yang dibentuk, dilakukan perataan permukaan sedikit demi sedikit sesuai dengan mata mesin miliing-nya. Selain itu, untuk mendapatkan bentuk siku dan lekukan yang sesuai dengan bentuknya juga dilakukan di mesin ini. Benda kerja di-milling satu-persatu sesuai dengan jenisnya. Komponen-komponen roda penekan tread samping yang melalui mesin ini adalah plat, roda, block, garpu, tapak, dan tiang. 4. Mesin Bor Di mesin ini, benda kerja dilubangi sesuai dengan ukuran lubang yang diinginkan. Pengerjaan pada mesin ini dilakukan dengan sangat hati-hati agar produk tidak menjadi reject. Komponen-komponen roda penekan tread samping yang melalui mesin ini adalah tapak, tiang, plat, roda, block, dan garpu. Toleransi yang diijinkan adalah sebesar ± 0,1 mm. 5. Surface Grinding Machine Setelah benda kerja diratakan permukaannya untuk mendapatkan ketebalannya, maka selanjutnya benda kerja masuk ke mesin gerinda permukaan. Di mesin ini, benda kerja dihaluskan permukaannya dengan toleransi ± 0,1 mm. Komponen yang melalui mesin ini adalah plat. 6. Lathe Machine Komponen yang berbentuk silindris selanjutnya diratakan sisinya dengan menggunakan mesin ini. Selain itu, untuk membuat lubang pada roda dikerjakan di mesin ini dengan toleransi sebesar ± 0,1 mm. Pengikisan sisi silindris dari benda kerja dilakukan selain untuk mendapatkan ukuran yang tepat, juga untuk menghilangkan karat yang mungkin ada pada bahan yang Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007. USU Repository © 2009 digunakan. Komponen-komponen roda penekan tread samping yang melalui mesin bubut adalah as pengarah dan roda. 7. EDM Electrical Discharge Machine EDM adalah proses yang dapat melepas logam. Aksi permesinan ditimbulkan oleh pembentukan cetus api spark di antara elektroda yang dibentuk menjadi bentuk yang diinginkan. Karena perkakas tidak menyinggung benda kerja, maka dapat dibuat dari bahan yang mudah dikerjakan misalnya tembaga. Perkakas bekerja sama dengan suatu fluida seperti kerosin atau minyak mineral untuk mendinginkan, yang dihantarkan pada benda kerja dengan tekanan. Fungsi dari pendingin ini untuk membasuh butiran atau logam yang tergeser dari benda kerja atau perkakas, dan mempertahankan resistensi yang seragam untuk mengalirkan arus. EDM digunakan untuk membuat cetakan yang diperlukan pada saat melubangi komponen tiang dengan kode komponen 1c dan juga sekaligus melubanginya dengan memberikan tekanan pada benda kerja dan cetakan. 8. Welding Machine Proses pengelasan dilakukan untuk menggabungkan komponen-komponen yang telah dibuat. Proses pengelasan dilakukan dengan mesin las tangan. Proses ini juga dikenal dengan nama perakitan. 9. Hand Grinding Machine Penggerindaan dengan mesin ini dilakukan untuk finishing dari benda kerja agar permukaan benda kerja yang kurang rata dihaluskan sesuai dengan spesifikasi dari pelanggan. Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007. USU Repository © 2009 Mesin dan Peralatan 1. Mesin Adapun mesin yang digunakan PT SBS dalam proses pembuatan komponen industri adalah sebagai berikut: 1. Mesin Bubut Lathe Machine Tipe : 400 x 750 Buatan : Taiwan Putaran motor : 1500 Rpm Daya : 7.5 KW Jumlah : 1 unit Kegunaan : Untuk mengerjakan komponen yang bulat atau silindris Cara Kerja : Benda kerja diletakkan di poros pengunci yang terdapat di bagian tengah atas dari kepala mesin bubut yang diam dan selanjutnya kepala mesin yang bergerak bekerja membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan dengan cara maju-mundur membuat poros maupun membersihkan karat pada benda kerja yang berbentuk silindris. 2. Mesin Gerinda Grinding Machine Tipe : TSG 350 Buatan : Taiwan Spindle : 2880 rpm Wheel : 180 x 16 x 31,75 mm Daya : 1 HP Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007. USU Repository © 2009 Jumlah : 1 unit Kegunaan : Untuk menghaluskan permukaan benda kerja yang bentuknya tidak rata Cara Kerja : Benda kerja diletakkan di poros pengunci yang terdapat di bagian tengah mesin dan selanjutnya kepala mesin yang bergerak bekerja meratakan benda kerja secara turun-naik. 3. Mesin Gerinda Permukaan Surface Grinding Machine Tipe : KGS – 250 AD Buatan : Taiwan Spindle : 2850 rpm Wheel : 180 x 16 x 31,75 mm Daya : 1,5 HP Jumlah : 1 unit Kegunaan : Untuk menghaluskan permukaan benda kerja yang rata Cara Kerja : Benda kerja diletakkan di poros pengunci yang terdapat di bagian tengah mesin dan selanjutnya kepala mesin yang bergerak, bekerja meratakan permukaan benda kerja secara maju-mundur. 4. Mesin Milling Vertikal Vertical Milling Machine Tipe : YCM – 16 VS Buatan : Taiwan Daya : 3 HP Putaran motor : 1420 Rpm Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007. USU Repository © 2009 Jumlah : 3 Unit Kegunaan : Untuk meratakan permukaan benda kerja, tetapi masih menghasilkan permukaan yang kasar. Cara Kerja : Benda kerja diletakkan di poros pengunci yang terdapat di bagian tengah mesin. Instruksi diberikan oleh operator melalui tombol display yang terdapat di bagian atas mesin. Selanjutnya kepala mesin yang bergerak bekerja meratakan permukaan benda kerja secara turun-naik. 5. Mesin Bor Tipe : JF 185 T Buatan : Taiwan Daya : 3 HP Diameter max mata bor : 25 mm Jumlah : 2 unit Kegunaan : Untuk membuat lubang pada benda kerja. Cara Kerja : Benda kerja diletakkan di poros pengunci yang terdapat di bagian tengah mesin. Instruksi diberikan oleh operator melalui tombol display yang terdapat di bagian atas mesin. Instruksi berupa diameter dan kedalaman lubang yang akan dibentuk. Selanjutnya kepala mesin yang bergerak bekerja meratakan permukaan benda kerja secara turun-naik. 6. EDM Electrical Discharge Machine Tipe : M 50 E Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007. USU Repository © 2009 Buatan : Taiwan Tekanan : 3.5 Kgmm 2 Kapasitas tangki minyak : 600 cc Jumlah : 1 unit Kegunaan : Untuk mengerjakan benda kerja yang bentuknya tidak tentu dan membutuhkan ketelitian yang tinggi. Cara Kerja : EDM adalah proses yang dapat melepas logam. Aksi permesinan ditimbulkan oleh pembentukan cetus api spark di antara elektroda yang dibentuk menjadi bentuk yang diinginkan. Karena perkakas tidak menyinggung benda kerja, maka dapat dibuat dari bahan yang mudah dikerjakan misalnya tembaga. Perkakas bekerja sama dengan suatu fluida seperti kerosin atau minyak mineral untuk mendinginkan, yang dihantarkan pada benda kerja dengan tekanan. Fungsi dari pendingin ini untuk membasuh butiran atau logam yang tergeser dari benda kerja atau perkakas, dan mempertahankan resistensi yang seragam untuk mengalirkan arus. 7. Mesin Gergaji Band Saw Tipe : SIST - 200 Buatan : Taiwan Daya : 1 HP Blade Size : 19 mm x 0,9 mm x 2360 mm Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007. USU Repository © 2009 Jumlah : 1 unit Kegunaan : Untuk memotong benda kerja sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan. Cara Kerja : Benda kerja diarahkan secara manual oleh operator pada roda bergerigi mesin yang bergerak berputar yang berfungsi sebagai alat penggergaji. Pemotongan dapat dilakukan terhadap panjang benda kerja maupun lebar benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan. 8. Gerinda Tangan Hand Grinding Machine Merek : Toshiba Putaran motor : 1200 rpm Diameter roda : 100 mm Daya : 510 Watt Jumlah : 3 unit Kegunaan : Untuk meratakan dan menghaluskan permukaan benda kerja yang membutuhkan keahlian tertentu dan juga untuk menggerinda permukaan benda kerja yang tidak dapat dilakukan oleh mesin gerinda permukaan. Cara Kerja : Benda kerja diam di atas meja kerja. Selanjutnya, mesin yang berada di tangan operator diarahkan dan dikenakan pada permukaan benda kerja yang ingin diratakan sisinya. 9. Kipas Angin Fan Merk : Maspion Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007. USU Repository © 2009 Buatan : Indonesia Ukuran : 350 mm × 100 mm × 350 mm Daya : 45 Watt, AC 220 Volt Jumlah : 3 unit Fungsi : untuk mendinginkan ruangan produksi 10. Mesin Las Tangan Hand Welding Machine Tipe : SA-800 DC Welder Buatan : Taiwan Voltase : 220 volt Daya : 45 Watt Jumlah : 4 unit Fungsi : Untuk menyatukan dua benda kerja atau lebih Cara Kerja : Dua benda kerja didekatkan dan saling bersentuhan. Operator memegang mesin las dan selanjutnya mengenakan ujung mesin las yang terdapat percikan apinya. Dengan bantuan bahan tambahan yang berfungsi sebagai elektroda, kedua benda kerja disatukan.

2. Peralatan

Peralatan produksi yang digunakan di PT SBS adalah: 1. Drill Chuck Drill Chuck merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencekam mata bor saat melakukan pengeboran pada mesin bubut. Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007. USU Repository © 2009 2. Lathe Centre Lathe Centre adalah alat bantu yang digunakan untuk menahan benda kerja yang panjang saat proses pembubutan pada mesin bubut dilakukan. 3. Flens Flens adalah alat yang digunakan untuk mengunci batu gerinda pada poros mesin gerinda. 4. Er Collet Alat bantu ini digunakan untuk menjepit cutter pada mesin milling dalam proses milling. Alat ini tersedia dalam bermacam ukuran sesuai dengan diameter cutter. 5. Cutter Cutter adalah alat potong yang digunakan untuk menyayat benda kerja. Cutter dipasangkan pada er coolet sebelum dipasang pada mesin milling yang dalam hal ini adalah mesin milling vertikal. 6. Batu Gerinda Batu gerinda adalah alat potong yang dipasang pada mesin gerinda yang dijepit pada Flen. Batu gerinda bermacam-macam, sesuai benda yang ingin digerinda. 7. Dial Indicator Dial Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengukur kerataan dan kesejajaran benda kerja. Ketelitian dari hasil pekerjaan sangat tergantung pada alat ini. Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007. USU Repository © 2009 8. Vernier Caliper Vernier Caliper adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda kerja apakah sesuai dengan ukuran yang diinginkan. 9. Mikrometer Mikrometer juga merupakan alat untuk mengukur benda kerja, hanya saja mikrometer menghasilkan ukuran yang lebih teliti dari vernier caliper. Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007. USU Repository © 2009

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Penjadwalan

Penjadwalan merupakan suatu proses pengurutan pekerjaan pada mesin yang sesuai dengan proses produksi di dalam suatu perusahaan. Penjadwalan dilakukan dengan terencana yang diharapkan dapat mengurangi waktu menganggu pada unit-unit produksi dan meminimumkan barang yang sedang dalam proses. Di dalam penjadwalan produksi, beberapa aktivitas yang merupakan fungsi dan juga output dari penjadwalan itu sendiri, yakni : a. Loading pembebanan. Bertujuan untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dengan kapasitas yang ada. b. Sequencing penentuan urutan. Bertujuan untuk membuat prioritas pengerjaan dalam memproses order-order yang masuk. c. Dispatching. Yakni pemberian perintah-perintah kerja ke tiap mesin atau fasilitas lainnya. d. Pengendalian kinerja penjadwalan, dengan cara : 1. Mengawasi perkembangan pencapaian pemenuhan order dalam semua faktor. 2. Merancang ulang sequencing, bila ada kesalahan atau ada prioritas urutan baru. e. Updating schedules.