5.2.7.2. Kecepatan Pemakaian Part Hari Kedua Setelah Diurutkan
Adapun perhitungan kecepatan pemakaian part pada hari kedua setelah pengurutan untuk operator I dan operator II adalah sebagai berikut :
Kecepatan pemakaian part untuk operator I =
∑ ∑
proses Waktu
terpakai yang
Part
menit unit
689 ,
142 79
, 97
= =
Kecepatan pemakaian part untuk operator II =
∑ ∑
proses Waktu
terpakai yang
Part
menit unit
692 ,
136 12
, 94
= =
Sedangkan hasil perhitungan kecepatan pemakaian part hari kedua setelah
pengurutan untuk masing-masing operator dapat dilihat pada Tabel 5.23.
Selain dari produk-produk yang telah disebutkan pada Tabel 2.1, masih banyak lagi jenis produk yang dapat diproduksi oleh PT. SBS, sesuai dengan
pesanan dari pelanggan yang selalu juga disesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan produksinya. Produk-produk yang disebutkan pada Tabel 2.1 adalah
data jenis produk yang diproduksi selama bulan Oktober dan November tahun 2007.
Tabel 5.23. Kecepatan Pemakaian Part Hari Kedua Setelah Diurutkan
No. Item Produk
Keterangan Operator I
Part yang Terpakai
unit Persentase
Part yang Terpakai
No. Item Produk
Keterangan Operator II
Part yang Terpakai
unit Persentase
Part yang Terpakai
Waktu Pengamatan
Waktu Proses
menit
Waktu Pengamatan
Waktu Proses
menit -
Set up
08:00 – 08:15 15
- -
Set up
08:00 – 08:15 15
- -
1 BLM07-366
9b
08:15 – 08:46 31
22,79 91,18
1 BLM07-368
11b
08:15 – 08:41 26
19,12 76,47
2 BLM07-366
10
08:46 – 09:17 31
25 100
2 BLM07-368
12
08:41 – 09:13 32
25 100
3 BLM07-366
11
09:17 – 09:49 32
25 100
3 BLM07-368
13
09:13 – 09:44 31
25 100
4 BLM07-366
12
09:49 – 10:12 33
25 100
4 BLM07-368
14
09:44 – 10:16 32
25 100
Total
142 97,79
-
Total
136 94,12
-
Kecepatan unitmenit
0,6887
Kecepatan unitmenit
0.6920
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Pengurutan Produksi Roda Penekan Tread Samping yang Optimal
Dari grafik pengujian keoptimalan part dapat dilihat bahwa part D, E, L, S, U, dan V mencapai optimal di seluruh nilai K. Hal ini berarti bahwa menurut
algoritma goal chasing, jika seluruh part digunakan oleh semua item produk, maka pengurutan produksi tidak perlu untuk dilakukan. Setiap produk memiliki
peluang yang sama untuk dikerjakan tanpa memandang urutannya agar kecepatan pemakaian part tetap yang berakibat pada lancarnya proses produksi. Sedangkan
dalam kasus ini, part-part lainnya hanya mencapai optimal pada nilai K = 17 dan K = 34. Jadi, sangat perlu dilakukan pengurutan. Titik-titik optimal antara jumlah
part yang telah digunakan
Q N
K
j
.
dengan jumlah pesanan urutan X
jk
, dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Titik Optimal Hubungan Antara X
jk
dengan K.N
J
Q No.
Kode Part Keterangan
1
A
Optimal di semua nilai K
2
B
Optimal di K = 17 dan K = 34
3
C
Optimal di K = 17 dan K = 34
4
D
Optimal di semua nilai K
5
E
Optimal di semua nilai K
6
F
Optimal di K = 17 dan K = 34
7
G
Optimal di K = 17 dan K = 34
8
H
Optimal di K = 17 dan K = 34
9
I
Optimal di K = 17 dan K = 34
10
J
Optimal di K = 17 dan K = 34
11
K
Optimal di K = 17 dan K = 34