Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007.
USU Repository © 2009
5 5
4 3
3 3
2 2
1
Q N
K
j
.
5 4
3
2 1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar 3.3. Grafik Penilaian Algoritma Goal Chasing
Dari grafik di atas dapat dilihat bagaimana nilai X
jk
mendekati nilai K. N
j
Q. Jika keduanya telah sama, maka algoritma ini akan mencapai urutan yang optimal. Arti
optimal disini adalah sebagai berikut : Misalkan
[ ]
[ ]
Q N
K
j
.
merupakan bilangan bulat yang terdekat dengan K. N
j
Q. Maka, kalau X
jk
=
[ ]
[ ]
Q N
K
j
.
berlaku untuk suku cadang a
j
, keoptimalan akan dicapai untuk suku cadang ini.
3.7. Pengukuran Waktu Kerja
Pengukuran kerja merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengamati pekerjaan dan mencatat waktu kerja termasuk siklus dengan menggunakan alat
yang sesuai. Waktu yang diukur adalah waktu siklus dari pekerjaan itu yaitu waktu penyelesaian dalam satuan waktu mulai dari bahan baku, diproses hingga
menjadi produk jadi. Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menekan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan
[ ]
=
jk
X
Jumlah suku cadang a
i
yang digunakan
Jumlah Pesanan Urutan
Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007.
USU Repository © 2009
suatu pekerjaan. Waktu baku tersebut merupakan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang
dijalankan dalam sistem kerja yang terbaik Sutalaksana,1990. Hasil pengukuran waktu kerja digunakan untuk berbagai perencanaan dan
pengambilan keputusan dalam perusahaan, antara lain Barnes,1980: 1.
Penentuan perencanaan dan penjadwalan kerja. 2.
Penentuan biaya standar dan sebagai bantuan dalam penentuan anggaran 3.
Perkiraan biaya produk sebelum memproduksi 4.
Penentuan keefektifan mesin, jumlah mesin yang dapat dioperasikan oleh seorang operator dan sebagai bantuan dalam menyeimbangkan jalur
perakitan. 5.
Penentuan waktu standar digunakan sebagai dasar dalam pembayaran insentif gaji pada pekerja tidak langsung.
6. Waktu standar digunakan sebagai dasar pengendalian biaya tenaga kerja
Waktu baku ini merupakan waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Disini sudah meliputi kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus dilakukan. Dengan demikian waktu baku
ini dapat digunakan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang dibutuhkan dalam penyelesaian kerja.
Pada garis besarnya teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dibagi atau dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu Wignjosoebroto,hal 170:
Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007.
USU Repository © 2009
1. Pengukuran waktu secara langsung, dimana pengukuran dilakukan ditempat
dimana pekerjaan yang bersangkutan dijalankan. Misalnya pengukuran kerja dengan jam henti stopwatch time study dan sampling kerja work sampling
2. Pengukuran kerja secara tidak langsung, melakukan perhitungan waktu kerja
tanpa si pengamat harus ditempat kerja yang diukur. Pengukuran waktu dilakukan dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia asalkan
mengetahui jalannya pekerjaan. Misalnya aktivitas data waktu baku, dan data waktu getaran predetermined time system
Pada pengukuran waktu dengan sampling pekerjaan, pengamat tidak harus menetap di tempat kerja, melainkan melakukan pengamatan secara sesaat
pada waktu yang telah ditentukan secara randomacak. Untuk ini biasanya satu hari kerja dibagi ke dalam satuan – satuan waktu yang besarnya
ditentukan oleh pegukuran. Panjang satu satuan waktu biasanya tidak terlalu singkat dan tidak terlalu panjang.
Metode pengukuran waktu jam henti dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap pekerjaan secara kontinu. Terdapat 3 metode yang
umum digunakan dalam pengukuran waktu dengan jam henti yaitu Barnes, 1980:
1. Metode berulang Repetitive Method, yaitu pengukuran waktu secara
barulang, stop-watch dijalankan dan pada akhir elemen kerja lainnya jarum stopwatch dikembalikan ke titik 0.
2. Metode kontinu Continuous Method, yaitu stopwatch dijalankan pada
permulaan pengamatan hingga elemen kerja terakhir selasai. Pembacaan dan
Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007.
USU Repository © 2009
pencatatan terhadap waktu kumulatif dilakukan pada setiap akhir dari masing-masing elemen pekerjaan.
3. Metode akumulatif Accumulative Method, yaitu pengukuran waktu yang
dilakukan dengan dua atau lebih stopwatch akan bekerja secara bergantian. Dua atau tiga stop-watch dalam hal ini akan didekatkan sekaligus pada papan
pengamatan dan dihubungkan dengan suatu tuas. Pengukuran waktu secara akumulatif memungkinkan pembaca data waktu secara langsung untuk
masing-masing elemen kerja yang ada.
Rongguan S. T. Silitonga : Studi Penerapan Algoritma Goal Chasing Untuk Mengoptimalkan Urutan Produksi di PT. Sarana Bersama Sejahtera, 2007.
USU Repository © 2009
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian