Kecepatan Rata-rata Pemakaian Part

Tabel 6.2. Jadwal Urutan …. Lanjutan No. Urutan Kode Urutan Kode Urutan Produk 6 3 BLM07-368 7 2 BLM07-367 8 1 BLM07-366 9 3 BLM07-368 10 1 BLM07-366 11 2 BLM07-367 12 3 BLM07-368 13 1 BLM07-366 14 3 BLM07-368 15 2 BLM07-367 16 1 BLM07-366 17 3 BLM07-368 18 3 BLM07-368 19 1 BLM07-366 20 2 BLM07-367 21 3 BLM07-368 22 1 BLM07-366 23 3 BLM07-368 24 2 BLM07-367 25 1 BLM07-366 26 3 BLM07-368 27 1 BLM07-366 28 2 BLM07-367 29 3 BLM07-368 30 1 BLM07-366 31 3 BLM07-368 32 2 BLM07-367 33 1 BLM07-366 34 3 BLM07-368

6.2. Kecepatan Rata-rata Pemakaian Part

Untuk membuktikan bahwa kelancaran produksi semakin tercapai adalah dengan meninjau kecepatan pemakaian part per hari pengamatan. Peninjauan dilakukan dengan membandingkan kondisi kecepatan pemakaian part sebelum dan sesudah dilakukan pengurutan. Jika ditinjau pada Tabel 6.3, terdapat adanya perbedaan kecepatan pemakaian part per hari baik sebelum maupun setelah dilakukan pengurutan. Tabel 6.3. Perbandingan Kecepatan Pemakaian Part Per Hari Pengamatan Sebelum dan Setelah Pengurutan Pengamatan Hari Ke- Kecepatan Pemakaian Part unitmenit Sebelum Pengurutan Setelah Pengurutan Operator I Operator II Operator I Operator II I 0,6204 0,7338 0,6204 0,6916 II 0,7184 0,6887 0,7062 0,6920 Rata-rata X 0,6694 0,7112 0,6633 0,6918 Simp. Baku 0,0693 0,0319 0,0607 0,0003 Kecepatan pemakaian part setelah pengurutan produksi lebih stabil jika dibandingkan dengan kecepatan pemakaian part sebelum pengurutan. Hal ini dapat dibuktikan dengan meninjau nilai simpangan baku diantara keduanya. Nilai simpangan baku sebelum pengurutan untuk operator I yang bernilai 0,0693 lebih besar dari nilai simpangan baku setelah pengurutan yang bernilai 0,0319. Begitu juga dengan operator II. Nilai simpangan baku dari kecepatan pemakaian part sebelum pengurutan yang bernilai 0,0607 lebih besar dari nilai simpangan baku setelah pengurutan yang bernilai 0,0003. Selain dengan meninjau nilai simpangan baku kecepatan pemakain part sebelum dan sesudah pengurutan, penyeimbangan kecepatan pemakaian part ini juga dapat dilihat pada Gambar 6.1 dan Gambar 6.2. Pada Gambar 6.1 dapat dilihat adanya penyeimbangan kecepatan yang dikerjakan oleh operator I setelah dilakukan pengurutan produksi. Sedangkan pada Gambar 6.2 dapat dilihat dengan sangat jelas bahwa kecepatan pemakaian part setelah pengurutan jauh lebih stabil jika dibandingkan dengan kecepatan pemakaian part sebelum dilakukan pengurutan. Hal ini berarti bahwa proses produksi telah berjalan dengan lebih optimal. Kecepatan Pemakaian Part Roda Penekan Part Samping Operator I 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 I II Hari Pengamatan K ecep at an P em akai an P a rt u n it m e n it Sebelum Pengurutan Setelah Pengurutan Gambar 6.1. Grafik Kecepatan Pemakaian Part Roda Penekan Tread Samping Operator I Kecepatan Pemakaian Part Roda Penekan Part Samping Operator II 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 I II Hari Pengamatan K ecep at an P em akai an P a rt u n it m e n it Sebelum Pengurutan Setelah Pengurutan Gambar 6.2. Grafik Kecepatan Pemakaian Part Roda Penekan Tread Samping Operator II

6.3. Minimisasi Waktu Proses Pengerjaan Pengelasan di Lini Perakitan Per Hari Pengamatan