tertentu. Akan tetapi ditujukan untuk membangkitkan hasrat seksual para pengaksesnya.
5.2.2. Pengetahuan Responden Tentang Informasi Keberadaan Situs Porno di Internet
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa lebih banyak responden mengetahui keberadaan situs porno dari teman sebaya 90,1 daripada responden yang
mengetahui keberadaan situs porno dari keluarga 4,1. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim 2003 bahwa, teman sebaya akan
sangat lebih kuat pengaruhnya dalam menentukan perilaku yang akan dipilih seorang remaja. Masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri dan membina
sosialisasi dengan teman-teman sebaya dalam memperluas informasi dilingkungan pergaulannya, sehingga wajar saja ketika informasi-informasi tentang keberadaan
situs porno juga menjadi topik pembicaraan mereka sehari–hari. Dalam kesehariannya remaja cenderung mengikuti kata-kata teman sebayanya daripada kata-
kata orang tuanya, sehingga kontrol dalam dirinya menjadi berkurang. Sejalan dengan pendapat di atas, peneliti berasumsi bahwa teman sebaya
mempunyai peranan penting dalam penyesuaian diri remaja, serta berpengaruh terhadap pandangan dan perilakunya. Oleh karena pada usia ini remaja berusaha
untuk bebas dari keluarga dan tidak tergantung kepada orang tuanya. Dan dengan kemajuan teknologi, informasi maupun globalisasi, pengaruh itu akan semakin besar
terhadap perilaku remaja tersebut.
5.2.3. Pengetahuan Responden Tentang Penyebab Seorang Remaja Ingin Melihat Situs Porno
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa lebih banyak responden yang menjawab karena rasa keingintahuan tentang seks 92,6 dan karena pergaulan
bebas dikalangan remaja 83,5. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Jufri 2007 terhadap 151 remaja di
kota Makasar, yang terdiri atas 75 laki-laki dan 76 perempuan, yang berpendapat bahwa keingintahuan tentang seks merupakan faktor utama remaja melihat situs
porno di internet. Rasa ingin tahu para remaja seringkali kurang disertai pertimbangan rasional akan efek lanjut perbuatannya.
Sedangkan menurut pendapat Sarwono 2005, Pergaulan bebas dikalangan remaja sering juga terjadi, hal ini akibat kurang kontrol orangtua dan minimnya
pendidikan seks dari sekolah atau lembaga formal lainnya. Pada masa pubertas, perilaku seksual pada remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya
dimana pengaruh dari teman sebaya sebagai pemicu terbesar dibandingkan orangtuanya atau anggota keluarga lainnya.
Pendapat lain seperti yang diutarakan oleh Nasution 2004, Tekanan oleh teman sebaya sering juga memberikan dampak yang negatif yakni, desakan kuat dari
seseorang atau beberapa orang untuk menyetujui atau berbuat seperti yang mereka inginkan namun kegiatannya negatif.
5.2.4. Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Mengakses Situs Porno Bagi Remaja Usia Sekolah
Untuk pengetahuan responden tentang bahaya mengakses situs porno bagi remaja usia sekolah, dari tabel 4.10 diketahui bahwa lebih banyak responden
Universitas Sumatera Utara
menjawab mengganggu konsentrasi belajar 88,4, dan yang paling sedikit adalah menghabiskan banyak waktu 63,6.
Menurut Tukan 1993, pornografi yang mempertontonkan gambar vulgar dan pornoteks yang menceritakan kisah-kisah hubungan seksual dengan tujuan tidak
untuk menjelaskan secara benar fungsi alat kelamin, melainkan lebih untuk membuat remaja berkhayal dan menjadi lebih terfokus kepada gambar-gambar maupun video-
video yang disajikan dalam situs porno tersebut. Dan ketika mereka telah sampai pada tingkat kecanduan, remaja akan selalu mencoba untuk mendapatkan materi
pornografi dari internet dan melupakan pelajaran maupun tugas yang diberikan dari sekolah sehingga konsentrasi remaja kepada pelajarannya menjadi berkurang dan
sampai pada tingkat yang lebih parah yaitu membuat prestasi si remaja menjadi ikut menurun.
5.2.5. Pengetahuan Responden Tentang Dorongan Seksual Yang Ditimbulkan dari Situs Porno