Sikap Tentang Pemblokiran Situs Porno Diinternet Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Kategori Sikap Responden

tersebut seperti pemerkosaan, pelecehan seksual, dan sebagainya. Hasil temuan terhadap 201 kasus perkosaan tahun 2000-2004, menunjukkan 56,71 diakui pelaku akibat film. VCD porno. Sementara itu, Lembaga bantuan Hukum LBH APIK Jakarta, menemukan, kebanyakan dari anak-anak atau remaja yang melakukan kekerasan seksual lantaran terangsang tayangan VCD porno dan pengaruh minuman keras. 5.3.6. Sikap Tentang Keluarga Merupakan Pintu Pertama Pendidikan Bagi Anak Dalam Membendung Pornografi. Sikap responden tentang keluarga merupakan pintu pertama pendidikan bagi anak dalam membendung pornografi, diketahui bahwa lebih banyak responden menjawab setuju yaitu sebesar 78,5. Sejalan dengan pendapat Soebagijo 2008, menanggulangi bahaya pornografi harus dimulai dari institusi keluarga. Bila keluarga kuat, dan punya sikap untuk membendung pornografi, maka akan mempunyai pengaruh yang besar bagi masyarakat. Selain itu, keluarga juga merupakan pintu pertama pendidikan bagi anak. Membebaskan keluarga dari media pornografi merupakan upaya yang tidak dapat ditawar lagi. Kenyataannya banyak orang tua yang tidak peduli terhadap nasib anaknya. Bila ada remaja atau anak-anak yang terjerumus masalah, terutama seks, banyak juga yang disebabkan oleh lingkungan keluarga yang kurang harmonis. Kondisi ini membuat anak-anak dan remaja tidak biasa mengungkapkan masalah mereka langsung kepada orang tua.

5.3.7. Sikap Tentang Pemblokiran Situs Porno Diinternet Yang Dilakukan Oleh Pemerintah

Universitas Sumatera Utara Sikap responden tentang pemblokiran situs porno dinternet yang dilakukan oleh pemerintah, sikap setuju sebesar 78,5. Sejalan dengan pendapat Pambudy 2005, bahwa banyaknya kasus-kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak dengan alasan pelaku terangsang sebelum melakukan kekerasan seksual adalah akibat melihat atau menonto materi pornografi, mendorong kebutuhan di masyarakat akan undang-undang yang dapat mencegah meluasnya pembuatan dan penyebaran pornografi. Pemerintah merespon kebutuhan tersebut dengan menyusun Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi. Melalui Rancangan Undang-undang RUU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, para pelaku yang dengan sengaja menyebarluaskan informasi elektronik dan isinya memiliki muatan pornografi, pornoaksi, perjudian, dan atau tindak kekerasan melalui komputer atau sistem elektronik, maka akan dikenakan sanksi pidana maupun denda, yang mana tertuang dalam pasal 42 1 –ketentuan pidana. Bunyinya : setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 26, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,-satu milyar rupiah. Sedangkan dalam bab VII pasal 26 disebutkan, “setiap orang dilarang menyebarkan informasi elektronik yang memiliki muatan pornografi, pornoaksi, perjudian, dan atau tindak kekerasan melalui komputer atau sistem elektronik.

5.3.1. Kategori Sikap Responden

Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa sikap responden tentang situs porno sebagian besar pada kategori baik yaitu sebanyak 110 orang 90,9, pada kategori sedang yaitu sebanyak 11 orang 9,1, sedangkan untuk kategori kurang tidak ada. Universitas Sumatera Utara Menurut Notoatmodjo 2005 sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tertentu melalui persuasif serta tekanan dari kelompok sosialnya. Dari pernyataan tersebut responden mempunyai sikap yang baik tentang situs porno di internet terhadap seksual. Jika dilihat dari tingkat pengetahuan yang sedang, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang sedang tidak selamanya akan menciptakan sikap yang sedang pula.

5.4. Tindakan Responden Tentang Situs Porno