Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Manfaat Penelitian

melakukan dalam bentuk ciuman; dan 10,5 72 orang melakukan dengan meraba alat vital. Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di SMKTI Swasta Raksana, yang menurut penuturan dari pihak Wakil Kepala Sekolah yang juga selaku guru BP Bimbingan Penyuluhan bahwa hampir keseluruhan siswanya adalah siswa laki-laki. Sedangkan untuk kurikulum pembelajarannya, terdapat juga mata pelajaran komputer akan tetapi pihak sekolah tidak menyediakan fasilitas internet didalamnya, siswa SMKTI Swasta Raksana juga tidak mendapatkan materi yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja. Setiap minggunya pihak sekolah melakukan razia kepada siswa-siswanya, dari hasil razia ditemukan masih banyak siswa SMKTI Swasta Raksana yang menyimpan gambar-gambar porno di dalam ponselnya yang diperoleh dari hasil download diinternet, serta terdapatnya kasus hubungan seksual diluar nikah yang dilakukan oleh seorang siswanya, yang akhirnya siswa tersebut dikeluarkan oleh pihak sekolah. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.

1.2. Perumusan Masalah

Untuk mengetahui bagaimana perilaku siswa pengakses situs porno melalui internet terhadap rangsangan seksual di SMKTI Swasta Raksana Medan tahun 2008. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perilaku siswa pengakses situs porno melalui internet terhadap rangsangan seksual di SMKTI Swasta Raksana Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Universitas Sumatera Utara 1. Untuk mengetahui karakteristik respondensiswa SMKTI Swasta Raksana Medan, yaitu umur, tempat tinggal, uang saku, pendidikan terakhir orang tua, pekerjaan orang tua dan penghasilan orang tua. 2. Untuk mengetahui sumber informasi pengakses situs porno di internet pada siswa SMKTI Swasta Raksana Medan terhadap perilaku seksual remaja. 3. Untuk mengetahui pengetahuan siswa pengakses situs porno melalui internet Terhadap rangsangan seksual di SMKTI Swasta Raksana Medan. 4. Untuk mengetahui sikap siswa pengakses situs porno melalui internet terhadap rangsangan seksual di SMKTI Swasta Raksana Medan. 5. Untuk mengetahui tindakan siswa pengakses situs porno melalui internet terhadap rangsangan seksual di SMKTI Swasta Raksana Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi pengajar di SMKTI Swasta Raksana agar lebih memberikan pendidikan seksual kepada siswanya sehingga informasi yang didapatkan lebih bertanggung jawab. 2. Sebagai bahan masukan bagi siswa SMKTI Swasta Raksana tentang bahaya situs porno terhadap perilaku seksualnya. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan pustaka dalam bidang pornografi khususnya bahaya situs porno bagi peneliti lain. 4. Menambah wawasan dan sumber pustaka bagi orang lain. BAB II Universitas Sumatera Utara TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Perilaku merupakan suatu aktivitas dari pada manusia baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia iu berprilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masin. Menurut pendapat Skinner yang dikutip oleh Notoatmodjo 2005, perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap oganisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori ini disebut teori ”S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons. Respon ini dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Respondent respons atau reflxive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan stimulus tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. 2. Operant respons atau Instrumental respon, yakni respon yang timbul dan berkembang kemusian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respons. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Perilaku tertutup covert behaviour Universitas Sumatera Utara Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung ata tertutup covert respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu, disebut covert behaviour atau unobservable behaviour. 2. Perilaku terbuka overt behaviour Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik practice yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavoiur. Menurut teori Bloom 1908 seorang ahli psikologi pednidikan dalam Notoatmodjo 2005, perilaku dibedakan dalam tiga kawasan domain yakni Cognitive Domain, Afektif Domain, Psycomotor Domain. Ketiga domain tersebut diukur dari pengetahuan knowledge, sikap attitude, dan tindakan practice.

2.1.1. Pengetahuan

Pengetahuan knowledge merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior. Universitas Sumatera Utara Kedalaman Pengetahuan yang diperoleh seseorang terhadap suatu rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yakni :

1. Tahu know

Merupakan mengingat suatu materi yang telah pelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali recall terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami comprehension

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui. Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi application

Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis analysis

Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen- komponen, dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut.

5. Sintesis synthesis

Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Universitas Sumatera Utara