7
2.1.4 Nama daerah
Tumbuhan ini umumnya dikenal di Indonesia dengan sebutan sisik naga, nama daerahnya yaitu picisan dan sakat ribu-ribu Sumatera, pakis duwitan
Jawa, paku duduwitan Sunda.
2.1.5 Nama asing
Nama asing tumbuhan sisik naga yaitu Dubbletjesvarent, duiteblad, duitvaren Belanda, bao shu lian China Hariana, 2011.
2.1.6 Kandungan kimia dan kegunaan
Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat adalah daun. Daun sisik naga mengandung flavonoida dan steroida Hariana, 2011.
Daun sisik naga digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti radang gusi, sariawan dan kanker Hariana, 2011.
2.1.7 Uraian kandungan kimia 2.1.7.1 Steroidatriterpenoida
Steroid adalah triterpena yang kerangka dasarnya sistem cincin siklopentano perhidrofenantren dan merupakan senyawa organik yang berasal dari
hewan dan tumbuhan dan dengan struktur inti molekulnya C
27,
tetrasiklik dengan susunan 3 cincin segi enam dan 1 cincin segi lima Harbone, 1987.
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari 6 satuan isopren dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C
30
asiklik yaitu skualen. Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang-kurangnya empat golongan
senyawa yaitu triterpena sebenarnya, steroida, saponin dan glikosida jantung Harbone, 1987.
8
2.1.7.2 Tanin
Tanin adalah senyawa fenol dengan berat molekul yang cukup tinggi, mengandung gugus hidroksil dan kelompok lain yang cocok seperti karboksil
untuk membentuk kompleks yang efektif dengan protein dan makro molekul yang lain dibawah kondisi lingkungan tertentu yang telah dipelajari. Tanin merupakan
bentuk komplek dari protein, pati, selulosa dan mineral Horvath, 1981. Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin yang terhidrolisis dan tanin
yang terkondensasi. Tanin yang terhidrolisis merupakan polimer gallic atau ellagic acid berikatan dengan ester dan sebuah molekul gula, sedangkan tanin
terkondensasi merupakan polimer senyawa flavonoid dengan ikatan karbon- karbon Westendarp, 2006.
2.1.7.3 Glikosida
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian, yaitu bagian gula dan bukan gula. Bagian gula disebut glikon sementara bagian bukan
gula disebut bagian aglikon atau genin, apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida. Jembatan oksigen yang
menghubungkan glikon-aglikon ini sangat mudah terurai oleh pengaruh asam, basa, enzim, air dan panas, semakin pekat kadar asam atau basa maupun semakin
panas lingkungannya maka glikosida akan semakin mudah dan cepat terhidrolisis Gunawan dan Mulyani, 2004.
Menurut Farnsworth 1966, pembagian glikosida berdasarkan ikatan yang menghubungkan bagian gula dan bukan gula adalah:
a. C-glikosida yaitu senyawa glikosida yang ikatan antara glikon dan aglikonnya
dihubungkan oleh atom C. Contoh: Barbaloin.