30 Larutan induk dipipet sebanyak 0,05 ml; 0,1 ml; 0,15 ml; 0,2 ml ke dalam
labu tentukur 25 ml untuk mendapatkan konsentrasi larutan uji 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, kedalam masing-masing labu ukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH
0,5 mM konsentrasi 200 µgml lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda. Diamkan di tempat gelap selama 60 menit, lalu diukur
serapannya menggunakan spektrofotometer uv-visibel pada panjang gelombang 516 nm.
3.8.3 Penentuan panjang gelombang serapan maksimum
Larutan DPPH konsentrasi 40 ppm dihomogenkan dan diukur serapannya pada panjang gelombang 400-800 nm. Gambar seperangkat alat spektrofotometer
uv-visibel UVmini-1240 Shimadzu dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 55.
3.8.4 Waktu pengukuran
Larutan DPPH konsentrasi 40 ppmdiukur serapannya pada panjang gelombang serapan maksimum yang telah diperoleh. Data absorbansi operating
time dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 59. 3.8.5 Analisis persen pemerangkapan radikal bebas
Penentuan persen pemerangkapan radikal bebas dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Aktivitas pemerangkapan radikal bebas = 100
x kontrol
A sampel
A -
kontrol A
Keterangan: A
kontrol
= Absorbansi tidak mengandung sampel A
sampel
= Absorbansi sampel Rosidah, Yam, Sadikun dan Asmawi,2008; Marinovadan Batchvarov, 2011.
31
3.8.6 Analisis nilai IC
50
Nilai IC
50
merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi sampel uji µgml yang memberikan peredaman DPPH sebesar 50 mampu
menghambatmeredam proses oksidasi sebesar 50. Nilai 0 berarti tidak mempunyai aktivitas antioksidan, sedangkan nilai 100 berarti peredaman total
dan pengujian perlu dilanjutkan dengan pengenceran larutan uji untuk melihat batas konsentrasi aktivitasnya. Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan
regresi dengan konsentrasi ekstrak ppm sebagai absis sumbu X dan nilai peredaman antioksidan sebagai ordinatnya sumbu Y Shirwaikar, Kirti dan
Punitha, 2006. Contoh perhitungan nilai IC
50
dapat dilihat pada Lampiran 11, halaman 62 - 67.