37 waktu pengukuran dengan absorbansi larutan. Hasil penentuan operating time
diperoleh waktu kerja terbaik adalah pada menit ke 60 setelah penambahan pelarut metanol. Kurva absorbani untuk operating time larutan DPPH dalam
metanol dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini :
Gambar 4.2 Kurva absorbansi operating time larutan DPPH dalam methanol
4.4.3 Hasil analisis aktivitas antioksidan sampel uji
Aktivitas antioksidan ekstrak dari daun sisik naga diperoleh dari hasil pengukuran absorbansi DPPH pada menit ke-60 dengan adanya penambahan
larutan uji dengan konsentrasi 100 ppm, 200 ppm, 400 ppm dan 800 ppm yang dibandingkan dengan kontrol DPPH tanpa penambahan larutan uji. Pada hasil
analisis aktivitas antioksidan ekstrak dapat dilihat adanya penurunan nilai absorbansi DPPH yang diberi larutan uji terhadap kontrol pada setiap kenaikan
konsentrasi. Penurunan absorbansi DPPH dan persen peredaman dengan penambahan ekstrak n- heksan, etilasetat dan etanol daun sisik naga serta vitamin
C dapat dilihat pada tabel 4.3, tabel 4.4, tabel 4.5 dan tabel 4.6 berikut:
38
Tabel 4.3 Penurunan absorbansi dan persen peredaman DPPH oleh ekstrak n-
heksan daun sisik naga
Larutan uji Konsentrasi ppm Absorbansi
pemerangkapan
Ekstrak n-heksan
1,128 0,00
100 0,982
17,19 200
0,882 33,84
400 0,846
37,38 800
0,653 52,23
Tabel 4.4 Penurunan absorbansi dan persen peredaman DPPH oleh ekstrak
etilasetat daun sisik naga
Larutan uji Konsentrasi ppm Absorbansi
pemerangkapan
Ekstrak Etilasetat
1,096 0,00
100 0,905
19,13 200
0,824 27,27
400 0,664
41,93 800
0,380 71,82
Tabel 4.5 Penurunan absorbansi dan persen peredaman DPPH oleh ekstrak
etanol daun sisik naga
Larutan uji Konsentrasi ppm Absorbansi
pemerangkapan
Ekstrak etanol
1,137 0,00
100 0,090
92,03 200
0,075 93,38
400 0,066
94,12 800
0,061 94,39
Tabel 4.6 Penurunan absorbansi dan persen peredaman DPPH oleh vitamin C
Larutan uji Konsentrasi ppm Absorbansi
pemerangkapan
Vitamin C 0,983
0,00
1
0,758 22,89
2
0,531 45,98
4
0,189 80,77
8
0,098 90,03