Analisis Multi Product Process Chart Analisis Momen Material Handling

119

BAB 6 ANALISIS DAN PERANCANGAN

6.1. Analisis Kondisi Awal Lantai Produksi

Tata letak dalam lantai produksi pada PT. Atmindo masih tampak kurang optimal, hal ini dapat dilihat dari tingginya jumlah momen perpindahan material dan back tracking yang terjadi pada lantai produksi. Lantai produksi mengalami 5 lima kegiatan back tracking yaitu salah satunya stasiun kerja pembubutan J menuju stasiun kerja pengelasan F sebesar 25.930,67 meter. Tingginya jumlah momen perpindahan tersebut dikarenakan peletakan stasiun kerja yang kurang sesuai. Stasiun kerja yang memiliki hubungan keterkaitan yang tinggi seharusnya diletakkan berdekatan, namun pada kenyataannya masih berjauhan seperti halnya pada gudang bahan baku dan stasiun pengukuran dan pemotongan. Seharusnya kedua stasiun kerja ini diletakkan berdekatan karena memiliki urutan proses kerja yang tinggi. Hal ini membuat momen material handling sebesar 15.760,80 meter per tahunnya. Dari momen perpindahan awal dan peletakan stasiun inilah dapat dijadikan pertimbangan perancangan tata letak yang baru.

6.1.1. Analisis Multi Product Process Chart

Analisis datainformasi yang dilakukan berkaitan dengan jenis-jenis komponen yang dibuat, langkah-langkah proses produksi, mesin-mesin yang Universitas Sumatera Utara digunakan dalam proses produksi, fasilitas produksi atau departemen pendukung yang terlibat, dan sebagainya. Informasi atau deskripsi proses produksi dapat dikumpulkan dengan menggunakan Multi Product Process Chart. Dari Multi Product Process Chart dapat diketahui proses produksi dari masing-masing komponen produk yang berbeda satu dengan yang lainnya. Multi Product Process Chart dapat dilihat pada Lampiran 1. Namun, jika diperhatikan ada beberapa komponen produk yang memiliki pola aliran bahan yang hampir sama: 1. Komponen produk RMH dengan NO. 2. Komponen produk PM dan PR. Dengan demikian, dari 5 lima jenis komponen produk yang diamati, terdapat 5 lima jenis pola aliran bahan yang berbeda.

6.1.2. Analisis Momen Material Handling

Analisis terhadap momen material hadling merupakan bagian yang penting dalam penelitian ini dikarenakan salah satu kriteria layout yang baik adalah semakin kecilnya jumlah momen material hadling. Dari hasil pengolahan data layout awal dapat dilihat momen material handling sebesar 411.300 metertahun. Momen material handling terbesar terjadi pada proses perpindahan A menuju C dan I menuju J, yang disebabkan frekuensi yang tinggi dan jarak yang jauh dari kedua proses perpindahan tersebut. Universitas Sumatera Utara 6.1.2.1. Analisis Momen Material Handling Rancangan Menggunakan Metode Grafik Analisis momen material handling dengan menghitung jumlah momen perpindahan untuk tiap tahunnya. Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan bahan dari stasiun kerja A ke stasiun kerja C adalah sebagai berikut: Frekuensi perpindahan dari A ke C = 900 perpindahan. Jarak perpindahan dari A ke C = 118,5 meter. Maka Momen Material Handling dari A ke C: = 900 × 118,5 meter = 106.650 meter perpindahantahun. Perhitungan momen perpindahan per tahun antar stasiun kerja lainnya yang saling berkaitan. Perhitungan momen perpindahan menggunakan metode grafik selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Perhitungan Momen Material Handling Metode Grafik No Departemen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Tahun Jarak m Momen Material Handling m 1 A C 900 118,5 106.650 2 B M 600 21,9 13.140 3 C D 1200 17,7 21.240 4 D E 600 52,2 31.320 5 D F 300 23,1 6.930 6 D I 600 11,1 6.660 7 D M 300 32,4 9.720 8 E D 300 52,2 15.660 9 E F 300 29,7 8.910 10 E G 300 24,3 7.290 11 F E 300 29,7 8.910 12 F I 300 33,6 10.080 Universitas Sumatera Utara Tabel 6.1. Lanjutan No Departemen Asal Departemen Tujuan Frekuensi PerpindahanTahun Jarak m Momen Material Handling m 13 F J 300 46,8 14.040 14 F K 300 65,7 19.710 15 G K 300 29,1 8.730 16 G I 300 20,4 6.120 17 I J 900 13,2 11.880 18 I K 300 32,1 9.630 19 J G 300 12 3.600 20 J K 600 18,9 11.340 21 J F 300 46,8 14.040 22 M F 600 54,9 32.940 Total 378.540 Sumber: PT. Atmindo 6.1.2.2. Analisis Momen Material Handling Rancangan Menggunakan Metode Systematic Layout Plant SLP Analisis momen material handling dengan menghitung jumlah momen perpindahan untuk tiap tahunnya. Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan bahan dari stasiun kerja A ke stasiun kerja C adalah sebagai berikut: Frekuensi perpindahan dari A ke C = 900 perpindahan. Jarak perpindahan dari A ke C = 22,2 meter. Maka Momen Material Handling dari A ke C: = 900 × 22,2 meter = 19.980 meter perpindahantahun. Perhitungan momen perpindahan per tahun antar stasiun kerja lainnya yang saling berkaitan. Perhitungan momen perpindahan menggunakan metode Systematic Layout Plant SLP selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.2. Perhitungan Momen Material Handling Metode SLP No Departemen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Tahun Jarak m Momen Material Handling m 1 A C 900 22,2 19.980 2 B M 600 112,2 67.320 3 C D 1200 24,3 29.160 4 D E 600 25,2 15.120 5 D F 300 50,1 15.030 6 D I 600 46,2 27.720 7 D M 300 83,1 24.930 8 E D 300 25,2 7.560 9 E F 300 60,9 18.270 10 E G 300 90,9 27.270 11 F E 300 60,9 18.270 12 F I 300 62,1 18.630 13 F J 300 44,7 13.410 14 F K 300 53,4 16.020 15 G K 300 23,4 7.020 16 G I 300 62,1 18.630 17 I J 900 22,2 19.980 18 I K 300 81,3 24.390 19 J G 300 44,7 13.410 20 J K 600 63,9 38.340 21 J F 300 44,7 13.410 22 M F 600 34,8 20.880 Total 474.750 Sumber: PT. Atmindo 6.1.2.3. Analisis Momen Material Handling Rancangan Menggunakan Rancangan CRAFT Analisis momen material handling dengan menghitung jumlah momen perpindahan untuk tiap tahunnya. Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan bahan dari stasiun kerja A ke stasiun kerja C adalah sebagai berikut: Frekuensi perpindahan dari A ke C = 900 perpindahan. Jarak perpindahan dari A ke C = 13,2 meter. Universitas Sumatera Utara Maka Momen Material Handling dari A ke C: = 900 × 13,2 meter = 11.880 meter perpindahantahun. Perhitungan momen perpindahan per tahun antar stasiun kerja lainnya yang saling berkaitan. Perhitungan momen perpindahan menggunakan software CRAFT selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6.3. Tabel 6.3. Perhitungan Momen Material Handling Rancangan CRAFT No Departemen Asal Departemen Tujuan Frekuensi Perpindahan Tahun Jarak m Momen Material Handling m 1 A C 900 13,2 11.880 2 B M 600 1,2 720 3 C D 1200 14,4 17.280 4 D E 600 6,6 3.960 5 D F 300 24,3 7.290 6 D I 600 75,6 45.360 7 D M 300 66,6 19.980 8 E D 300 41,4 12.420 9 E F 300 17,1 5.130 10 E G 300 15 4.500 11 F E 300 17,1 5.130 12 F I 300 57,3 17.190 13 F J 300 44,7 13.410 14 F K 300 70,5 21.150 15 G K 300 70,8 21.240 16 G I 300 84 25.200 17 I J 900 18,18 16.362 18 I K 300 13,2 3.960 19 J G 300 76,8 23.040 20 J K 600 52,2 31.320 21 J F 300 44,7 13.410 22 M F 600 90,9 54.540 Total 374.472 Sumber: PT. Atmindo Universitas Sumatera Utara Dari perhitungan momen material handling untuk tata letak awal dan rancangan alternatif dengan menggunakan metode Grafik, Systematic Layout Plant SLP dan Software CRAFT dapat kita lihat dengan rancangan CRAFT memberikan perhitungan momen material handling terkecil yaitu 374.472 metertahun dan perbandingan perhitungan di atas dapat dilihat pada Gambar 6.1. Gambar 6.1. Histogram Total Momen Material Handling Sumber: Pengolahan Data 6.1.3. Analisis Lintasan Produksi Lintasan Produksi yang baik berdampak pada kelancaran aliran produksi dalam hal ini lintasan produksi pada PT. Atmindo yang saat ini digunakan belum baik yang menyebabkan aliran material pada lantai produksi terganggu sehingga menyebabkan aliran balik back tracking pada aliran material yang saat ini Universitas Sumatera Utara digunakan sebanyak 5 lima kegiatan. Demikian pula dengan waktu produksisiklus cycle time akan berpengaruh pada kelancaran aliran produksi. 6.1.3.1. Analisis Aliran Material Pada kondisi awal lantai produksi di PT. Atmindo aliran material memiliki masalah yang menyebabkan terjadinya back tracking. Pada kondisi awal ada 5 lima kegiatan aliran material yang mengalami back tracking atau sebesar 88.920 meter. Hal ini disebabkan karena aliran material yang tidak beraturan dan penempatan stasiun kerja yang kurang baik dilakukan karena tidak mempertimbangkan urutan proses kerja melalui peta keterkaitan kerja. 6.1.3.1.1.Analisis Aliran Material Metode Grafik Pada rancangan Metode Grafik setelah di analisis aliran materialnya maka terdapat 3 back tracking: 1. Stasiun kerja pengerolan E menuju stasiun kerja pemotongan D = 15.660 meter. 2. Stasiun kerja pengerolan E menuju stasiun kerja pengelasam F = 8.910 meter. 3. Stasiun kerja pengelasan F menuju stasiun kerja pembubutan J = 14.040 meter. Dan total back tracking pada layout usulan menggunakan Metode Grafik adalah 38.610 meter. Universitas Sumatera Utara 6.1.3.1.2.Analisis Aliran Material Metode Systematic Layout Plant SLP Pada rancangan metode Systematic Layout Plant SLP setelah di analisis aliran materialnya terdapat 4 empat kegiatan back tracking yaitu: 1. Stasiun kerja pengerolan E menuju stasiun kerja pemotongan D = 7.560 meter. 2. Stasiun kerja pengelasan F menuju stasiun kerja pengerolan E = 18.270 meter. 3. Stasiun kerja pengelasan F menuju stasiun kerja penggerindaan I = 18.630 meter. 4. Stasiun kerja pembendingan M menuju stasiun kerja pengelasan F = 20.880 meter. Dan total back tracking pada layout usulan menggunakan metode Systematic Layout Plant SLP adalah 65.340 meter. 6.1.3.2.3. Analisis Aliran Material Metode CRAFT Pada rancangan menggunakan CRAFT setelah di analisis aliran materialnya maka terdapat 3 back tracking: 1. Stasiun kerja pemotongan D menuju stasiun kerja pembendingan M = 19.980 meter. 2. Stasiun kerja pengelasan F menuju stasiun kerja pembubutan J = 13.410 meter. Universitas Sumatera Utara 3. Stasiun kerja penggerindaan I menuju Stasiun kerja pembubutan J = 16.362 meter. Dan total back tracking pada layout usulan dengan menggunakan software CRAFT adalah 49.752 meter. Setelah dilakukan analisis aliran material pada kondisi awal dan rancangan alternatif layou menggunakan Metode Grafik, Metode Systematic Layout SLP dan Software CRAFT dapat disimpulkan pada Tabel 6.4 bahwa Rancangan alternatif dengan Metode Grafik memiliki jarak material handling paling kecil. Tabel 6.4. Analisis Aliran Material No Metode Jumlah Kegiatan Back tracking Jarak Back tracking m 1 Tata Letak Awal 5 88.920 2 Menggunakan Metode Grafik 3 38.610 3 Menggunakan Metode SLP 4 65.340 4 Software CRAFT 3 49.752 Setelah melakukan analisis pada aliran material yang berhubungan dengan Total back tracking pada dilakukan pada layout awal dan usulan perancangan menggunakan metode Grafik, Metode Systematic Layout SLP dan Software CRAFT dapat dilihat pada Gambar 6.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 6.2. Histogram Back Tracking Sumber: Pengolahan Data

6.1.4. Analisis Imbalance Capacity