e Untuk part PR:
t
material
= jarak material handling m kecepatan material handling mmenit
menit 746
, 4
50 4
, 218
= =
Sehingga waktu siklus untuk part PR: W
siklus
= ∑W
proses
+ ∑W
material handling
W
siklus
= 34.560 menit + 4,746 menit
= 34.564,746 menit Sehingga waktu siklus untuk semua part adalah:
W
siklus
= ∑W
proses
+ ∑W
material handling
= 34.560 menit + 23,412 menit = 34.583,412 menitproduk
5.2.8. Pengolahan Data Menggunakan Metode Grafik
Metode grafik merupakan metode perancangan tata letak yang menggunakan grafik kedekatan adjacency graph sebagai penghubung antara departemen-
departemen atau fasilitas-fasilitas yang ada dengan tujuan untuk memperoleh bobot terbesar Purnomo, H., 2004: 137-138.
Langkah pertama adalah membuat peta keterkaitan from to chart seperti Gambar 5.2 di atas. Metode grafik dalam perancangan layout hampir sama dengan
Metode SLP Systematic Layout Plant karena menyusun layout berdasarkan grafik kedekatan.
Universitas Sumatera Utara
Langkah I adalah memilih bobot terbesar yang dilihat dari peta from –to chart maka terpilihlah stasiun kerja A dan C yang memiliki bobot momen material handling
sebesar 161.190 meter dan dapat terlihat pada Gambar 5.3. Secara khusus metode grafik pembentukan node akan membentuk segitiga-segitiga
dan yang paling baik adalah bobot terbesar.
A C
Gambar 5.3 Node Pemilihan Bobot Terbesar Antar Stasium Kerja A-C Sumber: Pengolahan Data
Dan perhitungan bobot keterkaitan antara stasiun kerja A-C dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Perhitungan Bobot Keterkaitan Stasiun Kerja A-C Stasiun
A- C
Keterangan B
25.920 + 0 = 25.920 D
0 +100.800 = 100.800 Terbaik
E 0 + 0 = 0
F 0 + 0 = 0
G 0 + 0 = 0
H 0 + 0 = 0
I 0 + 0 = 0
J 0 + 0 = 0
K 0 + 0 = 0
L 0 + 0 = 0
M 0 + 0 = 0
N 0 + 0 = 0
Sumber: Pengolahan Data 161.900 meter
Universitas Sumatera Utara
Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun maka langkah selanjutnya adalah menggambar hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga
yang dapat dilihat pada Gambar 5.4.
A C
D
Gambar 5.4. Bidang Segitiga yang Terbentuk Sumber: Pengolahan Data
Setelah segitiga A-C-D terbentuk maka akan dilakukan kembali perhitungan untuk memasukkan node selanjutnya yang memiliki bobot terbesar dan terkait pada
segitiga A-C-D dan perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. Perhitungan Bobot Keterkaitan Stasiun Kerja
Stasiun A-
C- D Keterangan
B 25.920 + 0 = 25.920
E 0 + 0 + 33.120 = 33.120
Terbaik F
0 + 0 + 5.850 = 5.850 G
0 + 0 +0 = 0 H
0 + 0 + 0 = 0 I
0 + 0 + 23.400 = 23.400 J
0 + 0 + 0 = 0 K
0 + 0 +0 = 0 L
0 + 0 + 0 = 0 M
0 + 0 + 15.030= 15.030 N
0 + 0 + 0 = 0 Sumber: Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun dan telah terpilih node E yang akan masuk ke dalam bidang segitiga A-C-D yang dibatasi
busur-busur pembatas A-E, A-C, dan C-E maka terbentuklah 4 empat bidang segitiga langkah dan selanjutnya adalah menggambarkan hubungan keterkaitan dalam
bidang segitiga yang dapat dilihat pada Gambar 5.5.
A C
D
E
Gambar 5.5. Departemen E Terpilih Masuk Bidang A-C-D Sumber: Pengolahan Data
Setelah node E masuk ke dalam bidang segitiga A-C-D yang dibatasi oleh busur-busur pembatas A-E, E-C, A-E maka terbentuklah empat segitiga dan
selanjutnya dilakukan perhitungan kembali bobot terkait pada keempat bidang segitiga tersebut. Langkah yang sama dilakukan kembali untuk memasukkan node
yang belum terpilih untuk masuk ke dalam bidang grafik yaitu node B, F, G, H, I, J, K, L, M, dan N. Dan semua node stasiun harus masuk ke dalam bidang grafik.
Universitas Sumatera Utara
Bidang
Setelah node E masuk ke dalam segitiga A-C-D maka terbentuklah empat segitiga dan selanjutnya dilakukan kembali perhitungan bobot terkait pada keempat segitiga tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Perhitungan Bobot Keterkaitan Stasiun Kerja
Stasiun A- C- D
A- E- D A- E- C
C-E-D
B 25.920 + 0 + 0 = 25.920 25.920 + 0 + 0 = 25.920
25.920 + 0 + 0 = 25.920 0+0+0=0 F
0+0+5.850 = 5.850 0+14.130+5.850 = 19.980
0+0+14.130 = 14.130 0+14.130+5.850=19.980
G 0+0+0=0
0+27.540+0=27.540 Terbaik
0+27.540+0=27.540 0+27.540+0=27.540
H 0+0+0=0
0+0+0=0 0+0+0=0
0+0+0=0 I
0+0+23.400=23.400 0+0+23.400=23.400
0+0+0=0 0+0+23.400=23.400
J 0+0+0=0
0+0+0=0 0+0+23.400=23.400
0+0+0=0 K
0+0+0=0 0+0+0=0
0+0+0=0 0+0+0=0
L 0+0+0=0
0+0+0=0 0+0+0=0
0+0+0=0 M
0+0+15.030=15.030 0+0+15.030=15.030
0+0+15.030=15.030 0+0+15.030=15.030
N 0+0+0=0
0+0+0=0 0+0+0=0
0+0+0=0
Sumber: Pengolahan Data Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun dan telah terpilih node G yang akan masuk ke
dalam bidang segitiga A-E-D maka langkah selanjutnya adalah menggambarkan hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Universitas Sumatera Utara
A C
D
E G
Gambar 5.6. Departemen G Terpilih Masuk Bidang A-E-D Sumber: Pengolahan Data
Setelah node G masuk ke dalam bidang segitiga A-E-D yang dibatasi oleh busur-busur pembatas A-G, G-D, A-D maka terbentuklah enam segitiga dan
selanjutnya dilakukan perhitungan kembali bobot terkait pada keenam segitiga tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 5.16. pada Lampiran 3.
Langkah yang sama dilakukan kembali untuk memasukkan node yang belum terpilih untuk masuk ke dalam bidang grafik yaitu node B, F, H, J, K, L, M, dan N.
Dan semua node stasiun harus masuk ke dalam bidang grafik. Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun maka
terpilihlah node I yang akan masuk ke dalam bidang segitiga A-G-D dan dibatasi oleh busur-busur pembatas A-I, I-D, dan A-D dan langkah selanjutnya adalah memilih
departemen yang akan dimasukkan dalam bidang grafik dengan menambahkan bobot departemen yang belum terpilih kemudian menggambarkan hubungan keterkaitan
dalam bidang segitiga yang dapat dilihat pada Gambar 5.7.
Universitas Sumatera Utara
A C
D
E G
I
Gambar 5.7. Departemen I Terpilih Masuk Bidang A-G-D Sumber: Pengolahan Data
Setelah node I masuk ke dalam segitiga A-G-D maka terbentuklah delapan segitiga dan selanjutnya dilakukan kembali perhitungan bobot terkait pada kedelapan
segitiga tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 5.17. yang dapat dilihat pada Lampiran 3.
Langkah yang sama dilakukan kembali untuk memasukkan node yang belum terpilih untuk masuk ke dalam bidang grafik yaitu node B, F, H, K, L, M, dan N. Dan
semua node stasiun harus masuk ke dalam bidang grafik. Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun dan telah
terpilih node J yang akan masuk ke dalam bidang segitiga A-I-D maka langkah selanjutnya adalah menggambar hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang
dapat dilihat pada Gambar 5.8.
Universitas Sumatera Utara
A C
D
E G
I J
Gambar 5.8 Departemen J Terpilih Masuk Bidang A-I-D Sumber: Pengolahan Data
Setelah node J masuk ke dalam segitiga A-I-D maka terbentuklah sepuluh segitiga dan selanjutnya dilakukan kembali perhitungan bobot terkait pada kesepuluh
segitiga tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 5.18. yang dapat dilihat pada Lampiran 3.
Langkah yang sama dilakukan kembali untuk memasukkan node yang belum terpilih untuk masuk ke dalam bidang grafik yaitu node B, F, H, L, M, dan N. Dan
semua node stasiun harus masuk ke dalam bidang grafik. Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun dan telah
terpilih node K yang akan masuk ke dalam bidang segitiga A-J-I maka langkah selanjutnya adalah menggambar hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang
dapat dilihat pada Gambar 5.9.
Universitas Sumatera Utara
A C
D
E G
I J
K
Gambar 5.9. Departemen K Terpilih Masuk Bidang A-J-I Sumber: Pengolahan Data
Setelah node K masuk ke dalam segitiga A-J-I maka terbentuklah dua belas segitiga dan selanjutnya dilakukan kembali perhitungan bobot terkait pada kedua
belas segitiga tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 5.19. yang dapat dilihat pada Lampiran 3.
Langkah yang sama dilakukan kembali untuk memasukkan node yang belum terpilih untuk masuk ke dalam bidang grafik yaitu node F, H, K, L, M, dan N. Dan
semua node stasiun harus masuk ke dalam bidang grafik. Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun dan telah
terpilih node B yang akan masuk ke dalam bidang segitiga G-E-A maka langkah selanjutnya adalah menggambar hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang
dapat dilihat pada Gambar 5.10.
Universitas Sumatera Utara
A C
D
E G
I J
K B
Gambar 5.10. Departemen B Terpilih Masuk Bidang G-E-A Sumber: Pengolahan Data
Setelah node B masuk ke dalam segitiga G-E-A maka terbentuklah tiga belas segitiga dan selanjutnya dilakukan kembali perhitungan bobot terkait pada ketiga
belas segitiga tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 5.20. yang dapat dilihat pada Lampiran 3.
Langkah yang sama dilakukan kembali untuk memasukkan node yang belum terpilih untuk masuk ke dalam bidang grafik yaitu node B, F, H, K, L, dan N. Dan
semua node stasiun harus masuk ke dalam bidang grafik. Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun dan telah
terpilih node M yang akan masuk ke dalam bidang segitiga A-B-K maka langkah selanjutnya adalah menggambar hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang
dapat dilihat pada Gambar 5.11.
Universitas Sumatera Utara
A C
D
E G
I J
K B
M
Gambar 5.11. Departemen M terpilih masuk bidang A-B-K Sumber: Pengolahan Data
Setelah node M masuk ke dalam segitiga A-B-K maka terbentuklah enam belas segitiga dan selanjutnya dilakukan kembali perhitungan bobot terkait pada
keenam belas segitiga tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 5.21. yang dapat dilihat pada Lampiran 3.
Langkah yang sama dilakukan kembali untuk memasukkan node yang belum terpilih untuk masuk ke dalam bidang grafik yaitu node B, H, K, L, M, dan N. Dan
semua node stasiun harus masuk ke dalam bidang grafik. Setelah melakukan perhitungan bobot keterkaitan antar stasiun dan telah
terpilih node F yang akan masuk ke dalam bidang segitiga A-J-M maka langkah selanjutnya adalah menggambar hubungan keterkaitan dalam bidang segitiga yang
dapat dilihat pada Gambar 5.12.
Universitas Sumatera Utara
A C
D
E G
I J
K B
M F
Gambar 5.12. Departemen F Terpilih Masuk Bidang A-J-M Sumber: Pengolahan Data
Setelah semua node masuk ke dalam bidang grafik maka di dapat block layout akhir
yang sesuai. Dan hasil perhitungan dan pembentukan block layout akhir Metode Grafik dapat dilihat pada Gambar 5.13.
A C
D
E G
I J
K B
H F
N L
M
Gambar 5.13. Block Layout Dengan Grafik Kedekatan Sumber: Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
5.2.9. Pengolahan Data Menggunakan Metode Systematic Layout Plant SLP