Pengambilan keputusan terhadap kehamilan

tugas rumah tangga. Suami yang memiliki pandangan peran gender modern berpendapat bahwa laki-laki dan perempuan adalah setara, karena itu suami dapat menyesuaikan diri dengan peran istri di rumah tangga dan bersedia menerima tanggung jawab yang lebih besar dalam kegiatan rumah tangga terutama pada saat istri sedang hamil.

5.3.3. Pengambilan keputusan terhadap kehamilan

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa, anemia lebih banyak terjadi pada ibu dengan pengambilan keputusan terhadap kehamilan kurang baik 74,5 dibandingkan dengan ibu yang pengambilan keputusannya baik 25,5. Secara statistik uji regresi logistik pada penelitian ini tidak ada pengaruh yang bermakna antara pengambilan keputusan terhadap kehamilan dengan anemia p=0,622. Pengambilan keputusan terhadap kehamilan mencakup perawatan kehamilan, jumlah anak dalam keluarga dan jarak anak yang dilahirkan dalam penelitian ini menunjukkan 74,5 kurang baik namun tidak ada pengaruh secara uji statistik disebabkan jumlah anak yang dimiliki keluarga rata-rata 1-2 orang dengan jarak kehamilan 2 tahun sebesar 58,8. Umur ibu juga berkisar antara 20-35 tahun. Hal ini diperkuat oleh penelitian Mien Hidayat 2005, secara kualitatif menemukan bahwa sebagian bapak-bapak yang umumnya pegawai dan berusia relatif muda mengemukakan proses pembuatan keputusan terhadap kehamilan dilakukan secara musyawarah suami dan istri. Dalam musyawarah tersebut dikemukakan berbagai solusi pemecahan masalah kemudian si istri diberi wewenang untuk memilih Universitas Sumatera Utara salah satu solusi terbaik menurutnya, suami menopang berbagai aspek dalam pelaksanaan keputusan tersebut. Bagian lainnya menyatakan bahwa untuk kesehatan kehamilannya, mereka menyerahkan penuh kepada istrinya untuk memutuskan sendiri apa yang akan ditempuh dalam pemeliharaan kehamilannya, karena merekalah yang paling tahu mengenai masalah tersebut dan apa yang mereka butuhkan. Dengan syarat apa yang akan diputuskan itu, terlebih dulu diberitahukan kepada suami sebelum dilaksanakan. Menurut Yustina 2005, hak reproduksi mencakup pengakuan hak-hak asasi pasangan dan pribadi untuk menentukan waktu kelahiran anak-anak mereka. Perempuan diharapkan tampil menjadi subjek utama mengontrol kesehatan reproduksinya karena perempuanlah yang memiliki rahim. Sibagariang dkk 2010, menyatakan bahwa meskipun perempuan merupakan key-person dari efektifitas pelaksanaan kesehatan reproduksinya, dalam kenyataannya perempuan di Indonesia masih banyak yang belum dapat mengambil keputusan sendiri meski itu menyangkut dirinya. Perempuan masih selalu tergantung pada orang diluar dirinya seperti suami, orang tua dan keluarga besarnya. Ketimpangan gender terlihat dari ketidakmampuan perempuan dalam mengambil keputusan yang menyangkut hak-hak kesehatan reproduksinya terutama kehamilannya, disebabkan budaya patriarki yang ada di masyarakat. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dengan uji statistik dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Rumbio Jaya 64,6 lebih tinggi daripada kejadian anemia di Kabupaten Kampar 56,32. 2. Hasil analisis dengan uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur, jarak kehamilan, pembagian makanan yang tidak memenuhi kebutuhan ibu hamil distribusi makanan dan pekerjaan yang dilakukan ibu hamil di rumah tangga, mencari nafkah dan peran sosial beban ganda dengan kejadian anemia dalam kehamilan. 3. Uji Multiple regresi logistic menunjukkan ada pengaruh yang bermakna antara distribusi makanan dan beban ganda dengan kejadian anemia dalam kehamilan. 4. Distribusi makanan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian anemia dalam kehamilan dengan 0R = 4,338.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Diharapkan pada pengambil kebijakan di Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dapat merumuskan program kerja yang berbasis gender seperti program promosi Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita Tbc Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara 2013

1 61 152

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Dukungan Suami Terhadap Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Kecamatan Medan-Tembung

2 73 141

Perspektif Gender Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kabupaten Langkat

3 55 133

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KEHAMILAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN IBU MELAKUKAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO, MALANG

0 16 26

PENGARUH POSTER PENCEGAHAN ANEMIA TERHADAP PERILAKU DAN KADAR Hb IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA Pengaruh Poster Pencegahan Anemia Terhadap Perilaku Dan Kadar HB Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Baki Sukoharjo.

0 4 15

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU DALAM MENGATASI KETIDAKNYAMANAN KEHAMILAN TM III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAWANGSARI SUKOHARJO.

0 1 13

Perilaku Ibu Dalam Mengenal Kehamilan Risiko Tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

0 0 9

PENGARUH KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANTENATAL CARE) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN MEDAN-TEMBUNG

0 0 27

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Dukungan Suami Terhadap Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Kecamatan Medan-Tembung

0 0 7

Perspektif Gender Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kabupaten Langkat

0 1 24