reproduktif yaitu menyiapkan segala keperluan keluarga serta peran kemasyarakatan merupakan peranan yang harus dijalankan perempuan Abdullah, 2001.
2.4. Anemia dalam Kehamilan
2.4.1. Pengertian Anemia
Anemia gizi adalah anemia yang diderita karena kekurangan gizi yang berlangsung lama yang mungkin dapat disebabkan karena makanan yang dikonsumsi
tidak cukup banyak mengandung zat gizi, atau kesulitan pencernaan yang tidak dapat
mengabsorpsi dengan baik zat-zat itu sehingga banyak zat-zat gizi yang terbuang
melalui kotoran Prawirohardjo, 2002. Menurut WHO 1992, anemia dalam kehamilan adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin Hb kurang dari 11gdl
Tarwoto dan Wasnidar, 2007.
2.4.2. Mekanisme terjadinya Anemia
Kebanyakan wanita hamil memulai kehamilan mereka dengan cadangan zat besi yang tipis, sedangkan kebutuhan tambahan mereka lebih tinggi dari biasanya.
Jika kebutuhan zat besi tidak terpenuhi maka kecepatan pembentukan hemoglobin menurun dan konsentrasinya dalam peredaran darah juga menurun. Diantara bahan
makanan yang sangat penting dalam pembentukan darah adalah protein, besi, dan asam folat yang seimbang. Kekurangan salah satu zat makanan ini akan
menyebabkan anemia defisiensi besi. Sumber zat besi Fe yang biasa dikonsumsi umumnya berasal dari beras, kacang-kacangan dan sayur yang jumlah kandungan
besinya kecil sekali dan tingkat absorpsinya sangat rendah, sekitar 1-5. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
zat besi hewani dari daging dengan daya absorpsinya lebih tinggi sekitar 10-20 sangat jarang dikonsumsi Tarwoto dan Wasnidar, 2007.
Anemia ditandai dengan gejala letih, lesu, mudah mengantuk, Penglihatan berkunang-kunang, Konjungtiva dan kulit pucat, bibir dan kuku pucat, Hemoglobin
kurang dari 11gr Manuaba, 2008 . Anemia yang timbul dalam kehamilan dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan sel tubuh maupun sel otak janin.
Akibatnya ibu hamil dapat mengalami abortus, kelahiran prematur, BBLR, perdarahan sebelum dan sesudah persalinan. Anemia juga dapat menyebabkan
kematian ibu maupun bayi Rukiyah dan Yulianti, 2010.
2.4.3. Faktor yang Memengaruhi Timbulnya Anemia
Faktor yang langsung memengaruhi anemia adalah ketidak cukupan makanan dan adanya infeksi penyakit. Penanggulangan anemia gizi perlu diarahkan agar
keluarga yang beresiko menderita anemia mendapat makanan yang cukup bergizi dan mendapatkan tablet tambah darah. Pengobatan penyakit infeksi, dengan penyediaan
pelayanan yang mudah dijangkau oleh keluarga yang memerlukan Tarwoto dan Wasnidar, 2007.
Penyebab tidak langsung dari anemia adalah status wanita yang masih rendah di keluarga. Wanita dalam keluarga masih kurang diperhatikan dibandingkan dengan
laki-laki. Distribusi makanan dalam keluarga umumnya tidak menguntungkan pada wanita terutama pada keluarga miskin, anak laki-laki lebih diperhatikan dari anak
wanita. Wanita mengeluarkan energi lebih banyak di dalam keluarga. Wanita yang bekerja sesampainya dirumah, tidak langsung beristirahat karena umumnya
Universitas Sumatera Utara
mempunyai banyak peran dirumah, seperti memasak, menyiapkan makan, membersihkan rumah dan lain-lain. Kurangnya perhatian dan kasih sayang keluarga
terhadap wanita dapat memengaruhi kesehatannya misalnya, penyakit pada wanita atau penyulit yang terjadi pada waktu kehamilan dianggap sebagai suatu hal yang
wajar Depkes RI, 1996. Sebab mendasar terjadinya anemia adalah pendidikan yang rendah, sehingga
pengetahuan dalam memilih bahan makanan yang bergizi juga rendah. Kelompok penduduk ekonomi rendah kurang mampu membeli makanan sumber zat besi karena
harganya relatif mahal. Adanya kepercayaan yang merugikan, seperti pantangan makanan tertentu, mengurangi makan setelah kehamilan trimester III agar bayinya
kecil sehingga mudah melahirkan Depkes RI, 1996.
2.4.4. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anemia