lebih 35 tahun sebesar 77 dan umur 20-35 tahun sebesar 72,3 Prawirohardjo, 2002.
2.6.2. Paritas Jumlah Anak
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik hidup maupun lahir mati. Semakin tinggi paritas, maka semakin tinggi pula kematian
maternal dan resiko yang akan terjadi baik dalam kehamilan sampai dengan masa postpartum. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hoo Swie Tjiong mengatakan
apabila prevalensi anemia dihubungkan dengan paritas, terlihat bahwa semakin banyak jumlah anak yang dilahirkan, wanita dewasa kemungkinan untuk menderita
anemia cukup besar Prawirohardjo, 2002. Penelitian surbakti 1986, ditemukan kejadian anemia lebih tinggi pada
kelompok dengan paritas lebih dari tiga 36,13 dibanding paritas kurang dari tiga 26,68, sedangkan penelitian Hasibuan 1997 anemia ibu hamil pada kelompok
paritas lebih dari tiga 35,96 dan paritas kurang dari tiga 17,98 berarti semakin tinggi paritas semakin tinggi kejadian anemia pada ibu hamil.
2.6.3. Jarak Kehamilan
Jarak kehamilan adalah rentang waktu sejak dimulainya suatu persalinan sampai kehamilan berikutnya. Setiap kehamilan menyebabkan cadangan zat besi
berkurang, oleh karena itu pada setiap akhir kehamilan dibutuhkan waktu 2 tahun untuk memungkinkan tubuh wanita dapat pulih dari kebutuhan ekstra, pada
kehamilan dan laktasi serta mengembalikan cadangan zat besi ketingkat normal.
Universitas Sumatera Utara
Dengan syarat selama masa tenggang waktu itu kondisi kesehatan dan mutu gizi baik Prawirohardjo, 2002.
Banyak wanita yang tidak dapat memulihkan tenaga karena jarak kehamilan yang terlalu dekat, sehingga membuat wanita lebih sering mengalami tingkat
kesehatan yang buruk. Karena kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan zat-zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang
dikandungnya. Jarak dua kehamilan yang terlalu pendek akan mempengaruhi daya tahan dan gizi ibu yang selanjutnya akan mempengaruhi hasil produksi. Seorang
wanita yang melahirkan berturut-turut dalam jangka waktu pendek tidak sempat memulihkan kesehatannya serta harus membagi perhatiannya kepada kedua anak
dalam waktu yang sama Nasution, 2005. Hasil penelitian Prajoga 1994 yang dikutip oleh Nasution 2005, didapatkan
kejadian anemia pada ibu dengan jarak kehamilan 12-23 bulan sebesar 2,2, 24-48 bulan sebesar 1,5 dan jarak kehamilan lebih 48 bulan 2,3. Dari angka tersebut
dapat dikatakan kejadian anemia pada ibu dengan jarak kehamilan kurang dua tahun dan lebih empat tahun adalah 1,5 kali dibandingkan dengan jarak kehamilan dua
sampai empat tahun. Dari penelitian Suandi 2004, ditemukan jarak kehamilan kurang dua tahun meningkatkan kejadian anemia 7,2 kali dibanding jarak kelahiran
lebih dari dua tahun. Hasil penelitian Ridwan di Puskesmas Bantimurung, 2006 ditemukan bahwa
reponden paling banyak menderita anemia pada jarak kehamilan 2 tahun. Hasil uji
Universitas Sumatera Utara
memperlihatkan bahwa jarak kelahiran mempunyai risiko lebih besar terhadap kejadian anemia.
2.7. Landasan Teori