Karakteristik Organisasi Sistem Kelembagaan

Tabel 9. Analisis Deskriptif Karakteristik Sumberdaya Lahan Karakteristik Sumberdaya Lahan Rata-Rata SD Minimum Maksimum  Luas lahan yang digunakan untuk bekerjaha 0,37 0,49 0,00 3,00  Intensitas pengolahan lahan kalitahun 1,83 0,62 1,00 4,00 Pemanfaatan lahan yang ada di kawasan TNGHS untuk lahan pertanian ataupun oleh masyarakat di luar responden yang membangun vila-vila atau gubuk-gubuk liar yang seharusnya tidak boleh dilakukan di kawasan tersebut. Dengan kondisi luas lahan yang digunakan untuk bekerja dan intensitas pengolahan lahan yang dilakukan menimbulkan dampak pengembangan potensi masyarakat menjadi tidak optimal dan masyarakat semakin tidak berdaya dalam pemanfaatan sumberdaya hutan. Akibatnya masyarakat sekitar hutan tetap miskin dan muncul kecemburuan sosial di antara anggota masyarakat, yang bermuara pada semakin tidak harmonisnya hubungan masyarakat dan sumberdaya hutan.

4.6.2. Karakteristik Organisasi

Persepsi responden terhadap karakteristik kelembagaan yang berkaitan dengan jumlah anggota organisasi 50,0, adanya batasan keanggotaan 71,1, aturan yang dipergunakan 64,4, pola kepemimpinan dalam organisasikelompok 68,9, mengindikasikan bahwa eksistensi kelembagaan menjadi penting bagi masyarakat dan masyarakat siap untuk berorganisasi. Kesuksesan program pemberdayaan masyarakat juga sangat ditentukan oleh seberapa besar kekuatan sosial capital yang ada di dalam suatu kelompok masyarakat. Melemahnya sosial capital kepercayaan, kebersamaan, partisipasi, jejaring masyarakat yang diberdayakan akan berdampak pada terhambatnya pengembangan potensi masyarakat, rendahnya posisi tawar masyarakat, dan tidak efektifnya berbagai program. Ketika masyarakat beranggapan bahwa kelembagaan tidak terlalu penting, yang mungkin terjadi adalah program pemberdayaan masyarakat menjadi kehilangan arah dan berpotensi menimbulkan konflik sosial di masyarakat. Selain itu rendahnya sosial capital juga dapat menjadi faktor penyebab resistensi masyarakat terhadap program pemberdayaan dari pemerintah dan kurang optimalnya internalisasi kebijakan di tingkat masyarakat. Menurut Oslon 1965, organisasi yang lebih kecil cenderung lebih berhasil dalam melakukan tindakan kolektif. Ini didukung oleh Baland dan Platteau 1999 yang menyatakan semakin kecil ukuran suatu organisasi semakin kuat kemampuannya untuk betindak kolektif. Sementara Marweel dan Oliver 1993 mempunyai pendapat yang ambiguitas dengan Oslon, yaitu ukuran suatu organisasi secara positif berhubungan dengan level tindakan kolektif. Berkaitan dengan hasil persepsi di atas, maka ukuran organisasi dengan batasan keanggotaan yang jelas serta adanya aturan-aturan yang dipergunakan dalam organisasi dengan saling ketergantungannya antara anggota akan cenderung membawa pada tindakan kolektif. Sebanyak 51,1 responden menyatakan bahwa saling ketergantungan antara anggota dalam organisasikelompok tergolong cukup tinggi. Homogenitas identitas dan kepentingan dalam organisasikelompok bagi sebagian besar 54,4 responden tergolong dalam kategori cukup sering. Wade, Baland dan Palttaeu 1999 menyatakan karakteristik heterogenitas di dalam organisasi dapat memiliki pengaruh yang beragam dan kontradiktif. Lebih besarnya saling ketergantungan diantara anggota organisasi akan mendorong suatu dasar pembentukan institusi yang mendorong manajemen sumberdaya berkelanjutan. Di sisi lain, Baland dan Platteau juga menyajikan penilaian awal terhadap karakteristik heterogenitas dengan mengklasifikasikannya menjadi 3 tiga tipe dan berhipotesis bahwa heterogenitas sumberdaya mempunyai pengaruh positif terhadap manajemen sumberdaya sedangkan heterogenitas identitas dan kepentingan menciptakan penghambat untuk tindakan kolektif. Poin pertamanya mengenai heterogenitas sumberdaya meningkatkan kemungkinan tindakan kolektif adalah sama dengan yang dinyatakan oleh Olson 1965. Tetapi kategori dimana mereka mengklasifikasikan heterogenitas tidak selalu eksklusif. Misalnya, heterogenitas kepentingan dapat menghasilkan beragam tipe spesialisasi ekonomi dan beragam level sumberdaya, yang pada gilirannya menghasilkan pertukaran yang menguntungkan. Lebih lanjut, bukti empiris mengenai bagaimana heterogenitas mempengaruhi tindakan kolektif masih sangat bermakna ganda. Jadi ada kemungkinan bahwa meskipun dalam kelompok terdapat level heterogenitas kepentingan yang tinggi, untuk menjamin tindakan kolektif, beberapa sub- kelompok dapat memaksakan kepentingan mengenai persepsi disajikan pada Gambar 16 Gambar 16. Sebaran Responden Berdasarkan Karakte Rata-rata jumlah 35 orang dengan kisaran keberhasilan masa lalu dua buah dengan kisaran organisasikelompok adalah hingga Rp 1.000.000, selengkapnya disajikan pada Tabel 10. Analisis Deskriptif Komponen Kelembagaan Kelembagaan 1. Jumlah anggota dalam organisas yang diikuti jiwa 2. Pengalaman keberhasilan 3. Pendapatan rata-rata anggo organisasikelompok Rpkel Sebanyak 50 dalam organisasikelompok digunakan dalam organisasikelompok responden sudah cukup 20 40 60 80 100 7.8 50 41.1 1.1 P e rs e p si Sangat memaksakan menjalankan institusiorganisasi. Persentase tingkat mengenai persepsi terhadap karakteristik kelembagaan selengkapnya Gambar 16. Sebaran Responden Berdasarkan Karakteristik Kelembagaan mlah anggota dalam organisasikelompok yang diikuti kisaran antara 10 hingga 89 orang. Sementara itu, pengalaman yang pernah diperoleh organisasikelompok kisaran 1 hingga 3 prestasi. Rata-rata pendapatan adalah Rp 412.500,-kelompok dengan kisaran Rp ,-. Hasil analisis deskriptif komponen kelembagaan selengkapnya disajikan pada Tabel 10. Deskriptif Komponen Kelembagaan mbagaan Rata-Rata SD Minimum organisasikelompok 34,70 21,34 10 masa lalu jumlah 1,83 1,33 1 anggota Rpkelompok 412.500 189.738 100.000 responden menyatakan bahwa aturan yang organisasikelompok yang diikutinya sudah baik. Batasan peraturan organisasikelompok dianggap oleh sebagian besar cukup baik. Namun demikian, terdapat 3,30 responden 18.9 14.4 2.2 5.6 30 5.6 23.3 20 71.1 64.4 47.8 68.9 51.1 75.6 61.1 66.7 10 21.2 48.9 25.5 18.9 17.7 14.5 13.3 1.1 1.1 1.1 Organisasi kelembagaan Sangat penting Penting Cukup penting Tidak Penting Persentase tingkat kelembagaan selengkapnya sarkan Karakteristik Kelembagaan diikuti adalah pengalaman rata-rata 2 pendapatan anggota Rp 100.000,- komponen kelembagaan Maksimum 89 4 1.000.000 digunakan peraturan yang besar 65,60 responden yang 66.7 13.3 menyatakan batasan peraturan yang digunakan dalam organisasikelompok masih tidak baik. Menurut setengah dari jumlah responden, saling ketergantungan antara anggota dalam organisasikelompok tergolong cukup tinggi. Bahkan sebanyak 43,30 responden menyatakan saling ketergantungan antara anggota dalam organisasikelompok yang diikuti tergolong tinggi hingga sangat tinggi. Hanya 6,70 responden yang menganggap ketergantungan antar anggota organisasi tidak tinggi. Homogenitas identitas dan kepentingan dalam organisasikelompok bagi sebagian besar 54,40 responden tergolong dalam kategori cukup sering. Dengan proporsi yang hampir berimbang yakni sekitar 40,00, kemampuan mendapatkan pembiayaan dari organisasikelompok dinilai masing-masing cukup baik dan tidak baik. Dengan demikian, pembiayaan dari organisasikelompok masih belum memuaskan bagi 36 dari jumlah responden. Sebaran responden berdasarkan karakteristik aturan disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Sebaran Responden Berdasarkan Karakteristik Aturan Karakteristik Kelembagaan Jumlah n Persentase Aturan yang dipergunakan  Sangat baik 1 1,1  Baik 45 50,0  Cukup baik 44 48,9 Batasan peraturan yang digunakan dalam organisasikelompok  Baik 28 31,1  Cukup baik 59 65,6  Tidak baik 3 3,3 Saling ketergantungan antara anggota  Sangat Tinggi 2 2,2  Tinggi 37 41,1  Cukup Tinggi 45 50,0  Tidak Tinggi 6 6,7 Homogenitas identitas dan kepentingan  Sangat Sering 3 3,3  Sering 30 33,3  Cukup Sering 49 54,4  Tidak Sering 8 8,9 Kemampuan mendapatkan pembiayaan dari organisasikelompok  Sangat Sering 3 3,3  Sering 30 33,3  Cukup Sering 49 54,4  Tidak Sering 8 8,9 Pada Gambar 17 kelembagaan masyarakat hutan menyebabkan tidak mencapai pengelolaan hutan memicu konflik dalam pengelo justru apatis dalam pengelolaan berdaya. Sehingga ha pengelolaan hutan kurang Karena itu persepsi responden sistem sumberdaya, persepsi sumberdaya, sikap dan tingkat terhadap perubahan penggunaan Gambar 17. Sebaran Responden Berdasarkan Hubungan Sistem Sumberdaya Tingkat ketergantungan sebagian besar 66,70 sebanyak 7,80 responden anggota pada sistem sumberdaya Tingginya ketergantungan ma eksploitasi sumberdaya karena itu, kesempatan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Tingkat ketergantungan 4.4 64.4 31.1 P e rs e p si Sangat Gambar 17 Menunjukkan bahwa ketika kurangnya keterli masyarakat anggota dalam pengelolaan pelestarian sumber menyebabkan tidak adanya rasa memiliki sumberdaya hutan pengelolaan hutan lestari. Kurangnya keterlibatan anggota dalam pengelolaan sumberdaya hutan atau sebaliknya dalam pengelolaan sumberdaya hutan dan anggota semakin harapan anggota tidak terpenuhi dan pada kurang bermanfaat bagi anggota di dalam dan sekitar responden terhadap tingkat ketergantungan anggota persepsi atas keadilan dalam alokasi manfaa tingkat tuntutan anggota dan perubahan sikap dan penggunaan lahan dianggap penting. Sebaran Responden Berdasarkan Hubungan antara Karakteristik Sistem Sumberdaya dan Karakteristik Organisasi ketergantungan antara anggota pada sistem sumberdaya responden tergolong cukup tinggi. Sementara responden menyatakan bahwa tingkat ketergantungan sumberdaya tergolong tidak tinggisangat tidak ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya hutan mengakibatkan daya hutan semakin besar dan hutan semakin rusak. kesempatan diversifikasi usaha non kehutanan semakin ngkat rgantungan Persepsi atas keadilan Sikap anggota Perubahan sikap 4.4 13.3 7.8 18.9 64.4 74.4 60 70 31.1 12.2 31.1 11.1 1.1 Sangat penting Penting Cukup penting Tidak Penting urangnya keterlibatan pelestarian sumberdaya hutan dan sulit juga dapat sebaliknya anggota semakin tidak pada akhirnya dan sekitar hutan. anggota pada manfaat dari dan perilaku ntara Karakteristik sumberdaya dari Sementara itu, ketergantungan antara tidak tinggi. engakibatkan semakin rusak. Oleh semakin sempit. Namun di sisi lain, dengan tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya hutan maka diharapkan kesadaran masyarakat menjaga dan memelihara kelestarian sumberdaya hutan juga semakin besar. Sebaran responden berdasarkan hubungan antara karakteristik sistem sumberdaya dan karakteristik kelembagaan disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Sebaran Responden Berdasarkan Hubungan antara Karakteristik Sistem Sumberdaya dan Karakteristik Kelembagaan Hubungan antara karakteristik sistem sumberdaya dan karakteristik kelembagaan Jumlah n Persentase Tingkat ketergantungan antara anggota pada sistem sumberdaya  Tinggi 23 25,6  Cukup Tinggi 60 66,7  Tidak Tinggi 6 6,7  Sangat tidak Tinggi 1 1,1 Persepsi atas keadilan dalam alokasi manfaat dari sumberdaya  Adil 37 41,1  Cukup Adil 52 57,8  Tidak Adil 1 1,1 Sikap dan tingkat tuntutan anggota  Sangat Tinggi 9 10,0  Tinggi 46 51,1  Cukup Tinggi 32 35,6  Tidak Tinggi 3 3,3 Sikap dan tingkat tuntutan anggota  Sangat Tinggi 4 4,4  Tinggi 24 26,7  Cukup Tinggi 59 65,6  Tidak Tinggi 3 3,3 Persepsi atas keadilan dalam alokasi manfaat dari sumberdaya dianggap oleh 98,0 responden termasuk cukup adiladil. Sebanyak 51,10 responden menyatakan bahwa sikap dan tingkat tuntutan anggota adalah termasuk kategori cukup tinggi. Persentase terbesar 65,60 responden menyatakan bahwa perubahan sikap dan perilaku terhadap perubahan penggunaan lahan adalah tergolong cukup tinggi. Persepsi atas alokasi manfaat dari sumberdaya hutan, meskipun sebagian besar responden menyatakan cukup adil, namun kenyataan yang ada masih kurang memberikan manfaat sesuai dengan harapan masyarakat. Hal ini memicu timbulnya tindakan yang bertentangan dengan kaidah kelestarian hutan. Akibat selanjutnya adalah tidak adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan masyarakat akan mencari alternatif usaha lain. Kondisi seperti ini akan menimbulkan kecemburuan sosial terhadap kelompok lain yang mendapatkan manfaat dari sumberdaya hutan. Karena harapan masyarakat pedesaan memperoleh manfaat dari sumberdaya hutan tidak terpenuhi.

4.6.3. Pengaturan Kelembagaan