Gunawan 1999 mengindikasikan adanya kecenderungan yang menunjukkan bahwa kelompok masyarakat yang memiliki luas penguasaan lahan yang sempit
0,25 ha cenderung memiliki perilaku sosial ekonomi yang tergolong rendah terhadap tingkat pelestarian sumberdaya hutan di TNGHS, kelompok masyarakat
yang memiliki luas penguasaan lahan yang sedang 0,25-0,5 ha cenderung memiliki perilaku sosial ekonomi yang tergolong sedang terhadap tingkat
pelestarian sumberdaya hutan di TNGHS, dan kelompok masyarakat yang memiliki luas penguasaan lahan yang luas 0,5 ha cenderung memiliki perilaku
sosial ekonomi yang tergolong tinggi terhadap tingkat pelestarian sumberdaya hutan di TNGHS.
Kegiatan pemanfaatanpengambilan sumberdaya hutan tersebut seringkali menimbulkan kerusakan fisik pada sumberdaya hutan yang diambil yang lama
kelamaan apabila hal tersebut terus terjadi dapat menimbulkan kerusakan pada fungsi hutan tersebut. Pada masyarakat yang memiliki luas penguasaan lahan
yang tergolong luas 0,5 ha, sebagian besar kebutuhan hidup sehari-hari dapat terpenuhi dari hasil pertanian dan kebun, sehingga pemanfaatan pengambilan
sumberdaya hutan, baik di hutan produksi milik Perum Perhutani ataupun di hutan TNGHS jarang dilakukan oleh masyarakat golongan ini. Sedangkan pada
masyarakat yang memiliki luas penguasaan lahan yang tergolong sedang 0,25-0,5 ha, kebutuhan hidup sehari-harinya memang tidak semuanya dapat terpenuhi dari
hasil pertanian dan kebun yang diolahnya, tetapi pemanfaatanpengambilan sumberdaya hutan, baik dari hutan produksi milik Perum Perhutani ataupun hutan
TNGHS tidak sebanyak dan sesering seperti yang dilakukan oleh masyarakat yang tergolong menguasai lahan sempit 0,25 ha.
4.3.6. Aktivitas Masyarakat terhadap TNGHS
Sebagian besar responden termasuk jarang hingga tidak pernah pergi ke kawasan hutan 40,4, karena responden beranggapan terlalu berbahaya jika
sering-sering pergi ke hutan. Berbagai kegiatan dilakukan oleh responden ketika mengunjungi kawasan hutan, diantaranya adalah mengambil hasil hutan 37,3,
membetulkan saluran irigasi 30,5 atau pun hanya sekedar melintas ke kampung lain 28,8. Sementara itu sebagian besar 74,4 responden
menyatakan menyadari dampak akibat kegiatannya, sementara sisanya yakni sebanyak 25,6 belum menyadari dampak akibat kegiatan di TNGHS. Sebaran
responden mengenai kegiatan, kesadaran akan pelestarian dan pengelolaan
TNGHS selengkapnya disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Kegiatan, Kesadaran Pelestarian dan
Pengelolaan TNGHS
Kegiatan Jumlah
n Persentase
Frekuensi ke kawasan hutan TNGHS Sering minimal 2x sebulan
14 15,6
Jarang 2x sebulan 40
44,4 Tidak pernah
36 40,0
Kegiatan yang dilakukan di TNGHS jawaban lebih dari satu Mengambil hasil hutan
22 37,3
Rekreasi memandu wisata 2
3,4 Melintas ke kampung lain
17 28,8
Membetulkan saluran irigasi 18
30,5 Kesadaran tentang kegiatan di TNGHS
Menyadari dampak 67
74,4 Belum menyadari dampak
23 25,6
Kegiatan yang pernah dilakukan oleh masyarakat dalam rangka mendukung pelestarian SDH TNGHS jawaban dapat lebih dari satu
Mengikuti kegiatan penghijauan di sekitar luar TNGH 33
63,5 Mengikuti penyuluhan sarasehan tentang TNGHS
7 13,4
Menyebarluaskan informasi keberadaan TNGHS dan aturan-aturannya serta mengajak masyarakat untuk turut
serta melestarikan hutan TNGHS 12
23,1 Bentuk pengelolaan TNGHS yang diinginkan masyarakat
Melibatkan masyarakat sekitar dalam pengelolaannya 69
76,7 Tidak tahu
21 23,3
Dalam upaya mendukung pelestarian sumberdaya taman nasional, ada berbagai kegiatan yang dilakukan masyarakat diantaranya mengikuti kegiatan
penghijauan di sekitarluar TNGH 63,5, menyebarluaskan informasi keberadaan TNGHS dan aturan-aturannya serta mengajak masyarakat lainnya
untuk turut serta melestarikan hutan TNGHS 23,1 dan mengikuti penyuluhan sarasehan tentang TNGHS 13,4.
Bentuk pengelolaan yang diinginkan masyarakat dalalm upaya
mempertahankan kelestarian kawasan hutan TNGHS, adalah dengan melibatkan masyarakat sekitar dalam pengelolaannya 76,7. Meskipun demikian, ada
segelintir responden 23,3 yang menyatakan tidak tahu bentuk pengelolaan TNGHS yang diinginkannya, ini dikarenakan tidak pedulinya masyarakat
terhadap pengelolaan TNGHS. Dengan kondisi tersebut di atas sebaiknya secara intensif pihak pengelola melakukan sosialisasi program pengelolaan kepada
masyarakat sekitar kawasan TNGHS sampai saat memahami dan mampu mentransformasikan informasi yang diperoleh dari hasil sosialisasi tersebut.
4.4. Persepsi Masyarakat terhadap Taman Nasional