investigasi maka hampir tidak memungkinkan untuk mendapatkan hasil yang baik. Jika peneliti tidak secara jelas memperhitungkan variabel yang relevan yang
mempengaruhi keberhasilannya, maka jumlah kasus yang dipilih akan jauh lebih besar dibandingkan jumlah variabel. Tetapi tidak ada studi sumberdaya milik
umum yang membentuk disain riset dengan secara jelas memperhitungkan variabel lain yang dipandang penting untuk keberhasilan manajemen.
Faktor-faktor pada pernyataan kondisi kritikal di atas dapat membantu sebagai titik awal untuk mempostulasikan hubungan sebab akibat. Misalnya,
beragam riset sumberdaya milik umum menunjukkan bahwa karakteristik monitoring dan pelaksanaan adalah variabel penting dalam menentukan apakah
pengaturan kelembagaan-kelembagaan yang ada untuk mengelola sumberdaya milik umum akan bertahan. Hal ini diharapkan karena institusi hak milik umum
secara tipikal bertujuan membatasi penggunaan sumberdaya, dan oleh karenanya membutuhkan pelaksanaan.
Rantai sebab akibat yang komplek untuk menguji temuan ini dapat dibuat melalui tiga hipotesis yang menghubungkan beberapa faktor pada kondisi kritikal
di atas dalam rantai sebab akibat, yaitu: 1. Ukuran yang kecil dari sumberdaya dan kelompok, rendahnya level mobilitas
dari sumberdaya, dan rendahnya level artikulasi dengan pasar akan mendorong tingginya level saling ketergantungan antara anggota kelompok;
2. Saling ketergantungan, modal sosial, dan rendahnya level kesejahteraan mendorong batasan yang jelas untuk kelompok dan sumberdayanya; dan
3. Batasan yang jelas, kemudahan pelaksanaan, dan pengakuan hak-hak kelompok oleh pemerintah eksternal akan menghasilkan keberlanjutan kinerja
institusional.
2.4. Konflik Pemanfaatan Lahan
Konflik pemanfaatan lahan dalam pengelolaan TNGHS yang disebabkan oleh pemanfaatan lahan oleh masyarakat berkaitan juga dengan terjadinya
tumpang tindih antara Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten RTRWK dengan batas kawasan TNGHS. Belum terjadinya harmonisasi antara RTRWK
dengan kawasan TNGHS menjadi sumber konflik dalam pengelolaan TNGHS.
Oleh karena itu analisis spasial menjadi instrumen penelitian penting yang perlu dilakukan dalam penelitian ini.
Lahan merupakan sumberdaya alam fisik yang mempunyai peranan penting dalam segala kehidupan manusia, karena lahan diperlukan manusia untuk tempat
tinggal dan hidup, melakukan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, pertambangan dan sebagainya Juhadi, 2010. Ada tiga aspek
kepentingan pokok dalam pemanfaatan sumberdaya lahan, yaitu 1 lahan diperlukan manusia untuk tempat tinggal, tempat bercocok tanam, beternak,
memelihara ikan, dan sebagainya; 2 lahan mendukung kehidupan berbagai jenis vegetasi dan satwa; dan 3 lahan mengandung bahan tambang yang bermanfaat
bagi manusia Soerianegara, 1977 dalam Juhadi, 2010. Pemanfaatan lahan merupakan bentuk campur tangan manusia terhadap
sumberdaya lahan dalam rangka memenuhi kebuuhan hidupnya, baik material maupun spiritual Arsyad, 2000. Campur tangan manusia ini sangat nyata
terutama dalam memanipulasi kondisi ataupun proses-proses ekologi yang berlangsung pada suatu areal. Manusia berperan sebagai pengatur ekosistem
dalam pemanfaatan lahan, terutama dengan meniadakan komponen-komponen yang dianggapnya tidak berguna ataupun dengan mengembangkan komponen
yang diperkirakan akan menunjang pemanfaatan lahan Juhadi, 2010. Di dalam pemanfaatan
lahan tersebut
sering terjadi
benturan kepentingan
dalam pemanfaatannya yang memicu konflik lahan. Di dalam lahan yang sama terdapat
beberapa potensi sumberdaya lahan yang memicu konflik lahan diantara para pihak yang memiliki kepentingan berbeda. Wulan et.al. 2008 menyebutkan
bahwa konflik-konflik yang sering terjadi di sekitar kawasan hutan paling sering dikarenakan adanya tumpang tindih sebagian areal konsesi atau kawasan lindung
dengan lahan garapan masyarakat serta karena terbatasnya akses masyarakat untuk memperoleh manfaat dari keberadaan hutan, baik hasil hutan maupun
sebagai tempat tinggal. Konflik pemanfaatan lahan yang terjadi di dalam dan sekitar kawasan hutan
dapat dianalisis dengan analisis spasial spatial analysis. Dalam analisis spasial penggunaan teknologi sistem informasi geografis SIG digunakan untuk
mengetahui tumpang-tindih kawasan hutan dengan tata ruang wilayah atau
pemanfaatan lahan di dalamnya. Handayani et al., 2005 menyebutkan bahwa SIG memiliki kemampuan analisa overlay yaitu dengan meng-overlay dua peta
yang kemudian menghasilkan peta baru hasil analisis. Kemampuan untuk mengintegrasikan data dari dua sumber menggunakan peta merupakan kunci dari
fungsi-fungsi analisis SIG Handayani et al., 2005. Dengan analisis ini dapat diketahui kondisi suatu wilayah berdasarkan data dan informasi yang ada. Overlay
spasial dikerjakan dengan melakukan operasi join dan menampilkan secara bersama sekumpulan data yang dipakai secara bersama atau berada di bagian area
yang sama. Hasil kombinasi merupakan sekumpulan data yang baru yang mengidentifikasikan hubungan spasial baru. Merupakan proses dua peta tematik
dengan area yang sama dan menghamparkan satu dengan yang lain untuk membentuk satu layer peta baru. Prosedur analisis overlay adalah sebagai berikut
Suryanto, 2007 : 1 Membuat peta dasar dari wilayah studi.
2 Membuat peta-peta lain sesuai kebutuhan dalam studi. 3 Menentukan kriteria sesuai dengan kebutuhan studi.
4 Melakukan overlay antar peta yang satu dengan yang lain sesuai kebutuhan.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di TNGHS yang secara administratif terletak di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor di Provinsi Jawa Barat dan
Kabupaten Lebak di Provinsi Banten.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2006 sampai Februari 2007. Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan penelitian, pengumpulan data
dan informasi, pengolahan data dan analisis data, serta penulisan dan konsultasi.
3.2. Sumber Data, Aspek Penelitian dan Kegunaannya
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder yang diperoleh dari pengamatan langsung dan tidak langsung
dengan aspek penelitian meliputi karakteristik reponden, sosial-ekonomi dan sistem kelembagaan. Kegunaan data penelitian ini untuk keperluan analisis
data primer dan sebagai rujukan atau penunjang data sekunder. Sumber data, aspek penelitian dan kegunaannya dalam penelitian ini disajikan dalam
Tabel 3.