mengindikasikan adanya fluktuasi pada tingkat proteksi, umumnya berimpitan dengan periode depresi ekonomi makro dan kelangkaan pangan. Fluktuasi
demikian menunjukkan bagaimana sensitif dan responsifnya proteksi pertanian transfer pendapatan terhadap perubahan eksternal. Fluktuasi dukungan pertanian
terlihat jelas dari studi historis mengunakan data rentang waktu dan analisis ekonometrika. Namun demikian studi historis tersebut fokus pada satu negara
sehingga sulit membuat generalisasi Swinnen, 2009; Master and Garcia, 2009.
2.2.2. Studi Empiris
Berbagai fakta khas stylized facts pertanian tersebut dapat dijelaskan dengan teori ekonomi politik dan Master and Garcia 2009 telah menguji
konsistensi teori ekonomi politik terhadap fakta dengan menggunakan data panel untuk negara berkembang dan negara maju.
Rational Ignorance
Konsep rational ignorance pertama kali dikemukakan oleh Anthony Downs
1957 untuk menjelaskan minimnya informasi yang dimiliki individu yang berkaitan dengan isu-isu kebijakan dan argumentasi ekonomi yang berkaitan
dengan perilaku ini diberikan Stigler 1961 yang mengatakan individu akan mencari informasi sampai suatu tingkat tertentu dimana manfaat marjinal harapan
expected marginal benefit sama dengan biaya marjinal harapan expected marjinal cost. Diluar tingkatan tersebut pencarian tambahan informasi menjadi
tidak produktif. Oleh karena itu adalah rasional rational bagi seseorang untuk bersikap tidak acuh ignorance terhadap suatu kebijakan jika biaya yang
dikeluarkan untuk mempelajari atau melakukan aksi terhadap kebijakan tersebut lebih besar dari manfaat yang diberikan secara individual atau secara keseluruhan
lebih besar dari biaya organisasi politik. Dengan menggunakan ukuran tingkat bantuan nominal nominal rate of
assistence, NRA sebagai variabel terikat dependent variable dan total biaya per kapita sebagai variabel bebas independent variable, Master and Garcia
menemukan hubungan bahwa naiknya biaya per kapita diikuti dengan penurunan persentase NRA. Hubungan ini menjelaskan mengapa manfaat kebijakan
cenderung terkonsentrasi pada sedikit orang sehingga memotivasi mereka untuk melakukan aksi politik dan memanfaatkan kebijakan yang dihasilkan Master and
Garcia, 2009. Dampak tersebut semakin besar untuk masyarakat di perkotaan yang mengindikasikan mereka lebih mudah dimobilisir dari pada masyarakat
perdesaan. Bahkan pada kebanyakan kasus manfaat tersebut diperoleh dengan pengorbanan pihak lain dan jika pengorbanan tersebut relatif kecil secara
individual maka kebijakan tersebut dipertahankan untuk waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan ketika seseorang ingin mengevaluasi suatu kebijakan,
individu tersebut tidak akan mengumpulkan informasi yang memadai karena mengetahui kemungkinan untuk mempengaruhi aksi bersama collective actions
sangat kecil.
Absolute Group Size
Menurut Olson 1965 kelompok dengan anggota yang relatif banyak cenderung menghadapi persoalan free rider sehingga peranannya dalam
mempengaruhi kebijakan tidak akan efektif. Free ride terjadi karena manfaat tidak
dapat dipisahkan untuk dinikmati antara mereka yang memberi kontribusi dengan yang tidak. Namun demikian jika kelompok tersebut lebih berpengaruh karena
dapat memobolisasi suara, kontribusi politik, atau tekanan politik lainnya maka akan berdampak sebaliknya.
Hasil penelitian Master and Garcia 2009 menunjukkan bahwa kelompok yang lebih besar dapat memperoleh manfaat dari kebijakan yang dibuat.
Kemungkinan yang terjadi adalah kelompok tersebut memiliki tingkat free- ridership yang sama sehingga kelompok yang besar lebih berpengaruh dari pada
kelompok yang relatif kecil. Lebih dari itu pengaruh tersebut lebih besar dimiliki oleh kelompok di perkotaan daripada kelompok di perdesaan yang berarti setiap
tambahan penduduk perkotaan memiliki pengaruh politik yang lebih besar daripada setiap tambahan penduduk perdesaan.
Mempertimbangkan dua pendekatan ekonomi politik ini maka diperoleh parameter unconditional regression NRA dengan pendapatan nasional relatif kecil
jika dibandingkan dengan regresi yang juga menyertakan rational ignorance namun lebih besar pada hasil regresi dengan kontrol group size. Hal ini
mengindikasikan rational ignorance merupakan penjelasan penting terhadap fenomena paradoks pembangunan development paradox yaitu pertanian di
negara maju menerima subsidi besar sementara di negara berkembang dikenai pajak, sedangkan group size memberikan pengaruh tambahan. Namun demikian
ketiga regresi tersebut kurang tepat untk diperbandingkan karena memiliki ukuran sampel yang berbeda Master and Garcia, 2009.
Rent Seeking Behavior
Teori pilihan publik public choice theory diawali dengan premis bahwa pemerintah memiliki keinginannya sendiri self interest yang ingin
dimaksimumkan dan salah satunya adalah mempertahankan kekuasaan. Dalam demokrasi hal ini berarti mengamankan suara untuk dapat terpilih kembali,
sehingga pada lingkungan politik yang demikian pemerintah akan menghasilkan regulasi, perpajakan, atau subsidi yang menguntungkan kelompok tertentu dan
sebagai imbalannya kelompok tersebut memberikan dukungan politik untuk mempertahankan pemerinah yang berkuasa. Dengan kata lain dalam konteks
kebijakan pertanian, terdapat pasar politik dimana pemerintah menyediakan subsidi untuk para petani dengan imbalan dukungan politik.
Teori pilihan publik juga terkait dengan aktivitas mencari rente rent seeking activities yang dilakukan individu atau kelompok misalnya kelompok petani
untuk mendapatkan transfer pemerintah baik melalui subsidi langsung ataupun pembuatan regulasi yang menguntungkan. Aktivitas memburu rente juga
dilakukan birokrasi untuk memperbesar organisasinya dan manfaat lain dari organisasi birokrasi yang semakin besar tersebut. Akibatnya adalah para pembuat
keputusan akan menghasilkan kebijakan yang tidak memenuhi pareto efisiensi terutama jika mereka dapat menghindar dari proses akuntabilitas. Pendekatan
memburu rente menjelaskan pola intervensi kebijakan melalui check and balances yang membatasi pembuat keputusan pada berbagai tingkatan dan
berbagai sektor Schmitz, et al., 2002. Hasil penelitian Master and Garcia menunjukkan bahwa pemerintah yang
menghadapi kontrol ketat melalui mekanisme check and balances menghasilkan
NRA yang relatif kecil atau menghasilkan kebijakan yang mendekati pareto optimal dibandingkan dengan pemerintah yang melakukan kooptasi. Informasi
check and balances mengukur efektifitas pengawasan parlemen terhadap pemerintah yang membuat keputusan atau menurut undang-undang bagaimana
parlemen mempengaruhi pengawasan oleh anggotannya. Informasi ini berasal dari database of political institutions
yang disusun oleh Beck, Keefer and Clarke 2008.
2.3. Mikroekonomi Politik Kebijakan Pertanian 2.3.1. Fungsi Preferensi Politik