Mikroekonomi Politik Kebijakan Pertanian 1. Fungsi Preferensi Politik
NRA yang relatif kecil atau menghasilkan kebijakan yang mendekati pareto optimal dibandingkan dengan pemerintah yang melakukan kooptasi. Informasi
check and balances mengukur efektifitas pengawasan parlemen terhadap pemerintah yang membuat keputusan atau menurut undang-undang bagaimana
parlemen mempengaruhi pengawasan oleh anggotannya. Informasi ini berasal dari database of political institutions
yang disusun oleh Beck, Keefer and Clarke 2008.
2.3. Mikroekonomi Politik Kebijakan Pertanian 2.3.1. Fungsi Preferensi Politik
Dalam mengelaborasi teori pilihan publik, beberapa penulis mengkuantifikasi bias kebijakan terhadap kelompok tertentu dalam masyarakat
dengan menggunakan Fungsi Preferensi Politik FPP. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa kebijakan pertanian yang berlaku merupakan
keseimbangan ekonomi politik yang melibatkan semua kekuatan yang relevan Johnson, 1995. Pengaruh berbagai kelompok dalam proses penyusunan
kebijakan tercermin dalam fungsi preferensi politik yang dimaksimumkan pemerintah dengan mempertimbangkan semua pembatas ekonomi yang ada, dan
bobot politik political weight untuk masing-masing kelompok kepentingan merupakan hasil dari proses pembuatan keputusan politik tersebut Bullock, 1994;
Swinnen et al., 2000; Lee and Kennedy, 2007. Secara hipotetis para pembuat kebijakan pertanian memiliki fungsi
kemakmuran welfare function yang menyertakan bobot politik dari masing- masing kelompok kepentingan misalkan 3 kelompok yang dinyatakan dalam
model FPP sederhana berikut Johnson, 1995.
W = w
p
.G
p
+ w
c
.G
c
– w
t
.L
t
2.1 dimana w
p
, w
c,
dan w
t
adalah bobot politik untuk kelompok produsen, konsumen, dan pembayar pajak tax payer, serta G
p
, G
c
, dan L
t
merepresentasikan dampak kemakmuran yang dihasilkan dari kebijakan tersebut yang secara berurutan
mewakili surplus produsen, surplus konsumen dan kerugian pembayar pajak.
Keterangan: P
EAP
S
= G
p
= perubahan surplus produsen P
EBP
d
= G
c
= perubahan surplus konsumen P
S
ABP
d
= L
t
= kerugian pembayar pajak EAB = DL
t
= dead weight loss.
Misalkan pemerintah menggunakan kebijakan dukungan harga price suport untuk meningkatkan produksi maka produsen dan konsumen diuntungkan,
tapi pembayar pajak dirugikan. Gambar berikut menunjukkan bahwa kerugian pembayar pajak adalah jumlah dari G
p
, G
c
, dan ABE dead weight loss, DL
t
, sehingga fungsi kemakmuran dapat dinyatakan sebagai,
W= w
p
- w
t
G
p
+ w
c
- w
t
G
c
– w
t
DL
t
2.2 Pengukuran preferensi dapat dilakukan karena ia teramati observable yaitu
ditunjukkan oleh aktivitas kebijakan, dan argumen yang terdapat pada FPP Supply
Demand Q
S
Quantity P
B A
P P
d
P
S
Q E
Sumber: Johnson, 1995
Gambar 3. Model Ekonomi Tertutup Dampak Kebijakan Dukungan Harga
mewakili ukuran-ukuran kinerja seperti surplus kemakmuran. Oleh karena itu bobot politik yang dihasilkan dari proses pembuatan keputusan politik pun dapat
diketahui dan diukur. Swinnen and Zee 1993 menyebutkan ada tiga pendekatan untuk mendapatkan bobot politik yang terkandung dalam FPP yaitu pendekatan
langsung dengan mewawancarai pembuat kebijakan, pendekatan tidak langsung menggunakan revealed preference, dan pendekatan arbitrary dimana peneliti
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki menentukan sendiri bobot politik dari masing-masing kelompok kepentingan. Namun demikian dalam penelitian
ekonomi politik kebijakan pertanian pendekatan yang paling banyak digunakan adalah pendekatan tidak langsung, revealed preference, dengan
mendiferensiasikan fungsi preferensi politik terhadap harga sebagai kondisi pertama first order condition dalam memaksimumkan nilai FPP untuk kemudian
mendapatkan bobot politik dari masing-masing kelompok kepentingan.
Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa proses pembuatan kebijakan dapat dijelaskan melalui persoalan matematik dimana pemerintah
memaksimumkan sebuah fungsi kemakmuran yang terdiri dari kemakmuran berbagai kelompok kepentingan. Fungsi yang akan dimaksimumkan nilainya
tersebut dikenal dengan Fungsi Preferensi Politik FPP. Menurut Bullock 1994 meskipun kajian FPP dalam literatur sering dibahas namun penjelasan mengenai
metodologi dan asumsi yang diperlukan relatif sedikit. Metodologi FPP menempatkan frontier Pareto sebagai bagian penting penggunaan model dan
kajian FPP mengukur tingkat transformasi marjinal Marginal Rate of Transformation, MRT di sepanjang frontier Pareto tersebut. Oleh karena
penelitian ini berlandaskan pada kerangka kerja FPP dan Bullock 1994 dalam
artikelnya telah melakukan evaluasi kritis tentang FPP maka bagian berikut 2.3.1.1. hingga 2.3.1.4. merupakan saduran dari artikel tersebut untuk
memberikan pemahaman komprehensif tentang kerangka kerja FPP.
2.3.1.1. Rasionalitas Pemerintah dan Efisiensi Pareto
Dalam evaluasi kritisnya terhadap FPP, Bullock 1994 menyajikan rasionalitas dan asumsi Fungsi Preferensi Politik Political Preference Function.
Kajian diawali dengan memberikan beberapa definisi formal, yaitu pemerintah memiliki p
≥ 1 instrumen kebijakan untuk memperbaiki kemakmuran dari q ≥ 2 kelompok kepentingan. Misalkan x
= x
1
, …, x
p
adalah vektor yang menjelaskan level instrumen kebijakan pertanian yaitu 1, …, p, dan sebuah nilai tertentu dari
vektor variabel x disebut sebuah “kebijakan.” Misalkan u
=u
1
, …, u
q
adalah sebuah vektor yang menerangkan tingkat kemakmuran kelompok 1, …, q, dan b
= b
1
, …, b
y
adalah vektor yang menjelaskan struktur pasar dan bersifat eksogen terhadap kebijakan pemerintah, misalnya elastisitas permintaan dan penawaran.
Misalkan juga R
p
adalah set dari semua kebijakan yang dapat diimplemetasikan jika sumberdaya tidak terbatas, dan X
adalah set dari kebijakan yang secara teknis layak diimplementasikan dengan keterbatasan
sumberdaya yang dimiliki pemerintah. Misalkan juga B R
y
adalah set vektor b untuk semua parameter. Tingkat kemakmuran adalah fungsi dari kebijakan dan
kondisi pasar: u = u
1
, …, u
q
= [h
1
x ,b
, …, h
q
x ,b
] = h x
,b dimana fungsi
vektor h dapat didiferensiasikan secara kontinyu continuously differentiable
terhadap X × B
. Untuk struktur pasar yang dijelaskan oleh b B
, set luaran kebijakan yang secara teknis dapat diimajinasikan adalah I
b = {u
|u =
h x
,b , x
} dan set hasil kebijakan yang secara teknis layak adalah
Fb0 = {u |u
= h x
,b , x
}. Dengan demikian sebuah fungsi preferensi politik adalah strictly increasing function g: I
b → R.