Definisi Operasional Variabel METODE PENELITIAN

dilakukan pengujian terhadap stasioneritas data, sedangkan evaluasi parameter dilakukan berdasarkan kriteria ekonomi dan statistik. Berdasarkan kriteria ekonomi apakah tanda dan besaran estimator yang dihasilkan sesuai dengan yang diprediksi teori atau tidak theoretically meaningful. Seperti yang dikatakan Koutsoyiannis 1978 jika parameter yang dihasilkan memiliki tanda dan besaran yang tidak sesuai dengan yang diprediksi teori maka hasil yang diperoleh harus ditolak kecuali terdapat alasan kuat yang membuktikan sebaliknya dan penjelasan itu harus dinyatakan secara eksplisit. Kriteria berikutnya adalah kriteria statistik, yaitu parameter yang dihasilkan memuaskan secara statistik statistically satisfactory, memiliki koefisien determinasi R 2 tinggi, dan standard error kecil. R 2 yang tinggi menunjukkan explanatory variable yang digunakan dapat menjelaskan sebagian besar variasi dari nilai variabel endogen dan standard error parameter yang kecil menunjukkan reliabilitas model. Selain itu analisis dilakukan menggunakan metode deskriptif terhadap data kualitatif untuk dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai ekonomi politik pergulaan nasional.

4.7. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional masing-masing variabel yang digunakan pada model ekonomtrik-politik dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut beserta sumber datanya. Sejumlah variabel seperti luas panen, GDP per kapita, jumlah populasi, dan harga gula merupakan variabel yang langsung diperoleh dari sumber data, namun sebagian lainnya variabel tingkat swasembada, rente ekonomi dan bobot politik merupakan hasil perhitungan dan pengolahan data sehingga verifikasi nilai variabel mengikuti prosedur pengolahan yang disajikan. Tabel 5. Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Sumber data Biaya pokok produksi gula BPP Biaya untuk menghasilkan 1 kilogram gula dinyatakan dalam Rpkg DGI Bobot politik produsen WP Variabel yang mewakili aktivitas lobi kelompok produsen dalam mem- pengaruhi kebijakan pergulaan nasional yang diperoleh dengan derivasi fungsi preferensi politik FPP terhadap harga produsen P S Hasil perhitungan Persamaan 4.19 Bobot politik konsumen WC Variabel yang mewakili aktifitas lobi kelompok konsumen dalam mem- pengaruhi kebijakan pergulaan nasional yang diturunkan dengan menderivasi fungsi preferensi politik FPP terhadap harga konsumen P D Hasil perhitungan Persamaan 4.20 Bobot politik pemerintah WG Variabel yang mewakili preferensi pemerintah yang diperoleh melalui normalisasi bobot politik masing-masing kelompok 3-WP-WC Hasil perhitungan Persamaan 4.21 Harga gula di konsumen P D Rata-rata harga gula di tingkat pengecer yang dinyatakan dalam rupiah per kg. DGI Harga gula di produsen P S Rata-rata harga yang diterima pabrik gula dan dinyatakan dalam rupiahkg. DGI Harga gula dunia P W Harga paritas impor tanpa bea masuk yang dinyatakan dalam Rpkg FAO, USDA Harga paritas impor gula rafinasi HGKR Harga paritas impor GKR tanpa bea masuk dinyatakan dalam Rpkg DGI, FAO, USDA Harga patokan petani sebagai harga penyangga gula HPP Harga minimum GKP yang diterima petani rpkg dari pabrik gula DGI Impor GKM IMGKM Volume impor GKM yang dinyatakan dalam ton DGI, FAO, USDA Indeks harga konsumen CPI Indeks harga sebagai proksi laju inflasi Bank Dunia Konsumai gula kristal putih QGKPK Dinyatakan dalam ton per tahun dihitung berdasarkan stok awal + produksi + impor – ekspor – stok akhir DGI, FAO, USDA Kurs EXCH Nilai tukar rupiah terhadap dollar RpUSD IMF Luas panen tebu AREA Diukur berdasarkan luas panen tebu dibagi dengan jumlah penduduk dan DGI, FAO dinyatakan dalam satuan hektar ha Tabel 5. Lanjutan Variabel Definisi Sumber data Populasi POP Jumlah penduduk dalam ribu jiwa Bank Dunia Produksi domestik bruto per kapita GDPC Ukuran pendapatan nasional yang dinyatakan dalam rupiah per kapta per tahun Bank Dunia Produksi gula kristal putih QGKP Jumlah gula kristal putih yang dihasilkan dari penggilingan tebu pada masing- masing tahun yang dinyatakan dalam ton DGI, FAO, USDA Produksi gula kristal rafinasi QGKR Jumlah gula rafinasi yang dihasilkan dari pemurnian GKM dengan tingkat konversi 95 ditambah dengan impor GKR pada masing-masin tahun yang dinyatakan dalam ton DGI, FAO, USDA Produksi gula petani QGKPP Jumlah gula bagian petani dari penggilingan tebu melalui bagi hasil dengan PG dinyatakan dalam ton Dirjen Tanaman Semusim, Kemtan Produksi gula PG BUMN QGKPN Jumlah gula milik PG BUMN baik dari kebun tebu milik sendiri atau dari bagi hasil dinyatakan dalam ton Dirjen Tanaman Semusim, Kemtan Produksi gula PG swasta QGKPS Jumlah gula milik PG BUMN dari kebun tebu milik sendiri Dirjen Tanaman Semusim, Kemtan Produksi tebu QTEB Jumlah tebu yang dihasilkan dinyatakan dalan ton DGI, FAO, USDA Rente ekonomi RENT Keuntungan di atas opportunity cost yang diperoleh melalui pemanfaan market power dan hambatan impor dan dinyatakan dalam rupiah. Hasil perhitungan Persamaan 4.22 Tingkat swasembada Self sufficiency ratio, SSR Ukuran swasembada yang dinyatakan sebagai rasio produksi gula dalam negeri terhadap produksi dalam negeri ditambah impor neto dan dinyatakan dalam persen Hasil perhitungan Persamaan 4.23

VI. FUNGSI PERMINTAAN DAN RELASI PENAWARAN GULA