Pengukuran Aktivitas Lobi Model Ekonometrik-Politik

4.5. Pengukuran Aktivitas Lobi

Pengukuran aktivitas lobi dan tekanan politik dilakukan secara tidak langsung dengan menghitung bobot politik implisit dari berbagai kelompok kepentingan menggunakan bantuan Fungsi Preferensi Politik. Penentuan bobot politik produsen W P , konsumen W C dan bobot politik pemerintah atau pembayar pajak W G dilakukan dengan menggunakan persamaan 3.18 dan 3.19 yaitu: Y X X W P βη αε αε + − − = 1 3 4.19 Y X Y W C βη αε βη + − = 1 3 4.20 , 3 C P G W W W − − = 4.21 dengan ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + − = ε α 1 1 1 S W S W S P P P P P X . 1 1 1 ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ + ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − + − = η β D W D W D P P P P P Y Keterangan, η = elastisitas permintaan jangka pendek ε = elastisitas penawaran jangka pendek α = proporsi pembelian pemerintah = proporsi penjualan pemerintah P S = harga di tingkat produsen P D = harga di tingkat konsumen P W = harga paritas impor tanpa bea masuk. Berdasarkan persamaan 4.19 dan 4.20 diketahui bahwa besarnya nilai variabel bobot politik masing-masing kelompok kepentingan dipengaruhi oleh parameter- parameter proporsionalitas dari pembelian dan penjualan gula yang dilakukan pemerintah, elastisitas penawaran dan permintaan gula serta variabel harga gula di tingkat produsen, konsumen, dan dunia pada masing-masing tahun Lee and Kennedy, 2007.

4.6. Model Ekonometrik-Politik

Penentuan besarnya biaya sosial rent seeking dilakukan dengan menjumlahkan rente ekonomi dari kegiatan produksi, impor dan welfare loss, yaitu: 4.22 Keterangan RE = Biaya sosial perburuan rente Q S = jumlah gula yang diproduksi di dalam negeri M = volume impor gula DWL = dead weight loss Untuk menganalisis tingkat swasembada gula digunakan ukuran self- sufficiency ratio SSR yang didefinisikan sebagai perbandingan antara produksi dibagi dengan jumlah produksi dan impor neto Duncan et al., 2003: 4.23 Keterangan Y = produksi domestik ton X = jumlah ekspor ton M = jumlah impor ton Justifikasi terhadap keberadaan struktur pasar gula yang oligopolistik dilakukan dengan menggunakan indikator konsentrasi pasar dari empat produsen CR4 dan Herfindal-Hirschman Index HHI yang dirumuskan sebagai: ∑ = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = 4 1 4 i i T X CR 4.24 dan { } { } DWL M P P Q P P RE W S S W S + × − + × − = } { . 4 1 2 ∑ = = i e MarketShar HHI 4.25 dengan X i menyatakan volume ekspor atau produksi individual negara atau produsen ke i, dan T adalah total ekspor atau produksi. Berdasarkan ukuran organisasi industri jika empat negara eksportir CR4 menguasai lebih dari 50 pangsa pasar ekspor atau nilai HHI antara 1000 dan 1800, maka struktur pasar komoditi tersebut mendekati oligopoli, dan eskportir atau produsen memiliki kekuatan pasar cukup besar untuk mengeksploitasi pembeli Analisis ekonomi politik swasembada gula dilakukan dengan menggunakan model ekonometrik-politik persamaan tunggal seperti yang dilakukan Sarker, et al., 1993. Pertimbangan utama pemilihan model dilakukan berdasarkan argumentasi ekonomi yang menyangkut tanda dan besaran parameter. Hal ini disebabkan variabel bobot politik sebagai proksi terhadap pengeluaran lobi dan tekanan politik tidak memiliki satuan sehingga analisis hubungan antar variabel ekonomi politik dilakukan dengan melihat arah hubungan antar variabel tersebut. Tabel 4. Alternatif Spesifikasi Model Ekonometrik-Politik Swasembada Gula Model Spesifikasi A1 SSR = ƒWP, WG, AREA, GDPC A2 RENT = ƒWP, WG, AREA, GDPC A3 SSR = ƒRENT, AREA, GDPC Keterangan SSR = tingkat swasembada WP = bobot politik produsen WG = bobot politik pemerintah AREA = luas panen tebu RENT = kerugian akibat rent seeking GDPC = produksi domestik bruto per capita Estimasi parameter dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Eviews 5.0 menggunakan metode Ordinary Least Square OLS setelah terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap stasioneritas data, sedangkan evaluasi parameter dilakukan berdasarkan kriteria ekonomi dan statistik. Berdasarkan kriteria ekonomi apakah tanda dan besaran estimator yang dihasilkan sesuai dengan yang diprediksi teori atau tidak theoretically meaningful. Seperti yang dikatakan Koutsoyiannis 1978 jika parameter yang dihasilkan memiliki tanda dan besaran yang tidak sesuai dengan yang diprediksi teori maka hasil yang diperoleh harus ditolak kecuali terdapat alasan kuat yang membuktikan sebaliknya dan penjelasan itu harus dinyatakan secara eksplisit. Kriteria berikutnya adalah kriteria statistik, yaitu parameter yang dihasilkan memuaskan secara statistik statistically satisfactory, memiliki koefisien determinasi R 2 tinggi, dan standard error kecil. R 2 yang tinggi menunjukkan explanatory variable yang digunakan dapat menjelaskan sebagian besar variasi dari nilai variabel endogen dan standard error parameter yang kecil menunjukkan reliabilitas model. Selain itu analisis dilakukan menggunakan metode deskriptif terhadap data kualitatif untuk dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai ekonomi politik pergulaan nasional.

4.7. Definisi Operasional Variabel