Studi Empiris t. x X. 2.7

Perhatikan bahwa pada titik a sudut STC rs0 dan STC sr0 tidak sama karena pada titik tersebut STC rs0 dan STC sr0 tidak menyinggung hyperplane pada ruang R 2 hanya berupa garis. Karena kondisi perlu necessary condition dari VMP pada persamaan 2.9 tidak terpenuhi, maka kebijakan s ,r tidak efisien, sehingga [CSs ,r , PSs ,r ] pada titik a tidak terletak pada frontier Pareto. Pilihan lainnya adalah menerapkan kebijakan yang lain misalkan s 1 ,r 1 sehingga perekonomian berada pada titik d yang Pareto-superior dari pada titik a. Oleh karena itu secara umum terdapat banyak pilihan kebijakan yang efisien seperti r 1 ,s dan r ,s 1 karena slope dari STC rs0 dan STC sr1 sama di titik b, dan slope dari STC rs1 dan STC sr0 sama di titik c Bullock, 1994.

2.3.2. Studi Empiris

Kontribusi FPP didalam analisis ekonomi politik kebijakan pertanian terletak pada, i penentuan bobot politik dari berbagai kelompok kepentingan; dan ii penentuan level instrumen kebijakan untuk level bobot politik tertentu Swinnen and Zee, 1993. Kontribusi terhadap penentuan bobot politik dapat ditemukan pada penelitian Lopez 1994 yang menganalisis kebijakan harga gula di Philippine dimana bobot politik produsen gula berubah diantara rezim pemerintah Marcos ke Aquino dan bobot politik tersebut dipengaruhi oleh kebijakan impor kuota gula yang diterapkan Amerika Serikat. Penelitian FPP lain oleh Sarker et al. 1993 menemukan bahwa aktivitas lobi dari kelompok- kelompok kepentingan berpengaruh positif terhadap peningkatan bobot politik kelompok dengan mempengaruhi pembuatan kebijakan pemerintah, dan reformasi pertanian mengimplikasikan terjadinya perubahan bobot politik relatif pada FPP tersebut. Dalam hal efisiensi lobi ditemukan bahwa kelompok produsen lebih efisien dalam melakukan lobi dari pada kelompok konsumen yang tidak terorganisir dengan baik sehingga kebijakan pertanian terutama di negara maju dan di beberapa negara berkembang lebih ramah terhadap produsen daripada terhadap konsumen. Hasil studi empiris mendukung proposisi bahwa terdapat hubungan terbalik antara keunggulan kompatarif pertanian dengan manfaat kebijakan untuk kelompok produsen, baik di negara maju maupun di negara berkembang, namun kurang mendudukung untuk proposisi mengenai adanya hubungan terbalik antara share pertanian di dalam total economy dengan manfaat lobi yang diterima kelompok produsen. Hasil kajian juga mendukung proposisi mengenai adanya hubungan negatif antara nilai tukar pertanian agriculture’s international term of trade dan manfaat kebijakan yang dinikmati petani gandum di negara maju namun tidak untuk petani di negara berkembang. Pada penelitian lain yang juga menggunakan pendekatan tidak langsung revealed preference, Lee and Kennedy 2007 menemukan bahwa kebijakan produksi dan perdagangan beras di tiga negara maju Korea, Jepang, dan Amerika Serikat antara tahun 1960-1999 adalah bias ke produsen namun dengan kecenderungan yang semakin kecil yang ditunjukkan dengan tren menurun dari bobot politik produsen walaupun masih tetap lebih besar dari 100. Selain itu peneliti menemukan bahwa bobot politik untuk masing-masing kelompok kepentingan merupakan fungsi dari harga, parameter proporsionalitas, dan elastisitas permintaan dan penawaran. Hasil simulasi menggunakan game theory menemukan bahwa kebijakan perdagangan terbaik bagi Amerika Serikat terhadap negara mitra dagang Korea dan Jepang adalah dengan mengkombinasikan kebijakan akses pasar market access dengan program pengembangan pasar luar negeri foreign market development programs di tengah tantangan kehadiran perusahaan perdagangan negara mitra dagang state trading enterprise, STE yang distortif. Tabel 1. Studi Empiris Ekonomi Politik Kebijakan Pertanian Penelitian tahun ModelMetode Kelompok kepentingan Bias kebijakan thdp kelompok Keterangan Lopez 1994 Fungsi preferensi politik FPP • Produsen • Konsumen Produsen Gula Philippine Sarker, et al. 1993 FPP • Produsen • Konsumen Negara maju bias ke produsen, Negara berkembang bias ke konsumen Gandum 12 negara maju dan 13 negara berkembang Lee and Kennedy 2007 FPP • Produsen • Konsumen • Pemerintah Produsen Beras USA, Korea, Jepang Swinnen, et al. 1999 Public Choice Theory • Produsen • Konsumen Negara maju bias ke produsen, Negara berkembang bias ke konsumen Pengeluaran untuk penelitian dan proteksi pertanian 37 negara Vukina and Leegomonchai 2006 Collective Action Teory • Perusahaan integrator • Peternak Perusahaan Regulasi kontrak ayam broiler USA 2.4. Teori Ekonomi dan Studi Empiris Swasembada 2.4.1. Kebijakan Produksi dan Perdagangan