diperoleh menunjukkan besaran yang signifikan pada tingkat kepercayaan yang digunakan. Oleh karena itu model oligopolistik dinamik relasi penawaran gula
sangat memadai untuk digunakan pada analisis selanjutnya. Namun seperti halnya fungsi permintaan, sebagai perbandingan dilakukan estimasi terhadap relasi
penawaran statik dan hasil estimasi dengan metode 2SLS disajikan pada tabel berikut:
Tabel 22 . Hasil Estimasi Relasi Penawaran Gula Model Statik dengan Metode 2SLS
Variable Parameter Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob. Constant
-596.1897 381.4748
-1.562855 0.1302 Q
Q
0.000270 0.000205 1.316731 0.1994
W
W
1.258943 0.043157 29.17152 0.0000
Q 0.000258 0.000496 0.519775
0.6076 R-squared
0.977994 Adjusted
R-squared 0.975454
Hasil estimasi relasi penawaran statik juga sesuai dengan prediksi teori ekonomi yaitu
Q
dan
W
0 bahkan memuaskan secara statistik karena menghasilkan R
2
=97. Namun demikian tanda positif + dari parameter kekuatan pasar tidak sesuai dengan teori ekonomi. Oleh karena itu model relasi penawaran statik
tidak digunakan dalam penelitian ini.
6.4. Ikhtisar
Setelah diketahui struktur pasar gula domestik bersifat oligopoli seperti telah diidentifikasi pada Bab 5 maka pada bagian selanjutnya disajikan prosedur
analisis data untuk mengestimasi fungsi permintaan dan relasi penawaran gula pada struktur oligopolistik tersebut. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
sejumlah parameter seperti kekuatan pasar serta elastisitas permintaan dan
penawaran gula pada kondisi pasar yang relevan untuk selanjutnya digunakan dalam estimasi kemampuan lobi berbagai kelompok kepentingan.
Sebelum proses estimasi parameter, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap stasioneritas data karena data ekonomi rentang waktu umumnya tidak
stasioner. Setelah dilakukan pengujian menggunakan Augmented Dickey Fuller ADF test diketahui seluruh data ekonomi gula yang digunakan tidak stasioner
namun terintegrasi pada ordo satu, I1. Oleh karena itu untuk mengatasi persoalan data yang tidak stasioner tersebut maka digunakan mekanisme
perbaikan kesalahan dengan memodifikasi fungsi permintaan dan relasi penawaran gula kedalam bentuk oligopolistik dinamik. Prosedur ini memiliki
kelebihan --selain dapat mengatasi persoalan data yang tidak stasioner tersebut-- yaitu peneliti dapat mengetahui dinamika hubungan jangka pendek dari fungsi
permintaan dan relasi penawaran gula sekaligus tetap mendapatkan informasi hubungan jangka panjangnya.
Guna mengatasi persoalan endogenitas maka estimasi parameter dilakukan dengan metode 2SLS dan hasil estimasi menunjukkan bahwa permintaan gula
dalam jangka pendek bersifat inelastik namun dalam jangka panjang bersifat elastik. Sementara itu penawaran gula bersifat elastik, baik jangka pendek terlebih
dalam jangka panjang. Parameter yang dihasilkan tersebut konsisten dengan teori dan hasil empiris. Nilai parameter elastisitas ini kemudian digunakan untuk
menghitung bobot politik berbagai kelompok kepentingan menggunakan bantuan Fungsi Preferensi Politik sebagai proksi terhadap efektivitas lobi. Hasil
perhitungan penentuan bobot politik masing-masing kelompok secara empirik disajikan pada bab selanjutnya.
VI. FUNGSI PERMINTAAN DAN RELASI PENAWARAN GULA