Studi Empiris Ekonomi Politik Kebijakan Pertanian

penyediaan bibit sehat dan murni, optimalisasi waktu tanam, pengaturan kebutuhan air, pemupukan berimbang, pengendalian organisme pengganggu, dan sebagainya. Dalam aspek panen dan pasca panen, untuk meningkatkan produktivitas beberapa hal bisa dilakukan, misalnya penentuan awal giling yang tepat dan penentuan kebun tebu yang ditebang yang lebih dapat diandalkan, sampai pada aspek konsolidasi lahan pabrik gula, seperti pembentukan sistem blok. Apabila kedua metode peningkatan rendemen tersebut dapat dikombinasikan secara baik, maka pencapaian rendemen gula sampai 11 persen bukanlah sesuatu yang sulit. Bahkan, apabila metode tersebut secara konsisten dilaksanakan, maka tidak mustahil rendemen gula pada perkebunan tebu di Indonesia dapat mencapai 13 persen atau lebih.

2.4.4. Studi Empiris Ekonomi Politik Kebijakan Pertanian

Pendekatan ekonomi politik memberikan penjelasan teoritis mengenai kebijakan pertanian yang terjadi. Generasi pertama pendekatan ekonomi politik berhasil menjelaskan mengapa kebijakan pertanian seperti yang terjadi selama ini yang tidak dapat dijelaskan dengan pendekatan teori ekonomi mainstream konvensional, namun ia mengabaikan isu tentang pengujian empiris empirical testing. Analisis ekonomi politik generasi pertama berlandaskan pada terobosan yang dibuat oleh pencetus teori pilihan publik seperti Olson, Down, Buchanan, dan Niskanen yang menjelaskan kebijakan pertanian dengan landasan argumen kualitatif yang diturunkan dari pilihan publik teoritis theoretical public choice ataupun berdasarkan hasil regresi statistik. Pada kasus yang terakhir ini hubungan antara teori ekonomi-politik dengan model empirisnnya sangat longgar yang menunjukkan model yang digunakan bersifat ad-hock tanpa didasari fondasi mikro-ekonomi politik yang kuat Zee, 1997. Generasi kedua pendekatan ekonomi politik jauh lebih maju dari generasi pendahulunya yang dicirikan oleh kemampuan melakukan deduksi teoritis dengan landasan matematika yang sangat kuat. Lebih dari itu generasi kedua ini mampu menyajikan hubungan antara aktivitas ekonomi politik individu atau kelompok dengan hasil outcome dari sebuah kebijakan pertanian. Ciri yang menonjol dari generasi ini adalah kemampuan melakukan aplikasi dan pengujian empiris terhadap hubungan ekonomi-politik dengan ‘kebijakan’ sebagai variabel endogennya. Namun demikian penelitian ekonomi politik pada generasi ini hingga sekarang pun belum memberikan perhatian yang memadai terhadap ketidak- stasioneran data terutama pada data rentang waktu time series, sementara perkembangan metode statistika membuktikan hubungan regresi antar variabel yang tidak stasioner memberikan hasil yang semu spurious Verbeek, 2000; Hallam and Zanoli, 1993; Meyer, 2004; Tambi, 1999; Susanti, 2001. Penelitian ekonomi politik yang dilakukan Lopez 1994 tentang kebijakan penetapan harga gula di Filipina dengan menggunakan data rentang waktu 1952- 1990, yang dikontrol berdasarkan rezim pemerintah yang berkuasa, dilakukan dengan meregresikan variabel harga dengan sejumlah variabel ekonomi makro lainnya menggunakan metode ordinary least square OLS tanpa terlebih dahulu menguji stasioneritas data. Sarker 1993 menggunakan data gabungan pool data antar negara dan antar waktu 1958-1987 meregresikan variabel bobot politik kelompok produsen dengan sejumlah variabel ekonomi makro menggunakan metode maximum likelihood estimation MLE tanpa memperhatikan ketidak- stasioneran data. Hal senada dilakukan oleh Lee and Kennedy 2007 dalam penelitian ekonomi politik mengenai ekspor beras Amerika ke Jepang dan Korea yang mengabaikan ketidak-stasioneran data meskipun menggunakan data rentang waktu 1960-1999. Kajian ekonomi politik lainnya dalam konteks kebijakan pertanian yang distortif oleh para peneliti Bank Dunia pun tidak memberikan perhatian yang memadai terhadap ketidak-stasioneran data meskipun mereka menggunakan data rentang waktu atau data gabungan dalam melakukan pengujian statistik mengenai hubungan antar variabel ekonomi-politik lihat Swinnen, 2009; Rausser and Roland, 2009; Masters and Garcia, 2009. Dalam konteks inilah penelitian ini memiliki siginfikansinya karena ia memiliki kekuatan dalam metode statistika sehingga model yang digunakan dapat memprediksi hubungan antar variabel ekonomi-politik dengan lebih akurat robust.

2.5. Model Oligopoli untuk Mengukur Kekuatan Pasar