mendapatkan garis midline pada mandibula. Busur logam digunakan untuk melihat
posisi gigi kaninus dan deviasi midline pada lengkung gigi.
Gambar 12. Pengukuran kesimetrisan lengkung gigi.
4
2.5.2 Symmetograph
Lengkung gigi tidak simetris, biasanya dapat terlihat saat pemeriksaan estetika wajah, namun bentuk lengkung yang tidak simetris dapat juga dijumpai pada
wajah yang simetris. Pada beberapa kasus, dapat dijumpai keadaan asimetri hanya pada lengkung giginya saja, sementara lengkung rahangnya normal.
24
Cara lain mengukur kesimetrisan lengkung gigi adalah dengan menggunakan symmetograph yang diletakkan di atas permukaan oklusal gigi dengan bidang
orientasi mid palatal raphae gambar 13.
24
Kemudian kedudukan gigi di kuadran kiri dan kanan dibandingkan dalam arah sagital dan transversal. Berdasarkan hasil analisis
ini dapat diketahui gigi geligi di kuadran mana yang perlu dilakukan pencabutan untuk mengembalikan kesimetrisan lengkung gigi.
2
Gambar 13. Pengukuran kesimetrisan lengkung gigi menggunakan
Symmetograph. Kedua jarum penunjuk diletakkan pada median palatal raphae.
24
2.5.3 Metode Tiga Jarak Titik Referensi
Ada tiga titik referensi yang digunakan pada model studi gambar 14, antara lain:
8
1. Titik IN adalah titik pada pertengahan insisivus sentralis kanan dan kiri.
2. Titik C adalah titik pada cusp kaninus.
3. Titik MD adalah titik pada cusp distobukal molar satu permanen.
Kesimetrisan lengkung gigi dihitung dengan membandingkan jarak linear dua titik pada sisi kanan dan kiri lengkung gigi.
3
Jarak yang diukur antara lain : a.
INCD : Jarak dari titik tengah insisivus sentralis kanan dan kiri ke cusp kaninus.
b. CMD : Jarak dari cusp kaninus ke cusp distobukal molar satu permanen.
c. INMD : Jarak dari titik tengah insisivus sentralis kanan dan kiri ke cusp
distobukal molar satu permanen.
8
Gambar 14. Pengukuran jarak linear. a Insisal- kaninus.
b kaninus molar, c insisal-molar.
8
2.5.4 Analisis Maurice
Maurice menggunakan metode analisis asimetri lengkung gigi dengan menggunakan fotometri model studi yang menggunakan beberapa landmark yaitu
gigi insisivus sentralis, kaninus, premolar dua dan molar satu permanen gambar15.
11,26
Penggunaan landmark ini dipilih karena bisa dievaluasi secara klinis dan mudah diidentifikasi pada model gigi. Pada foto model gigi yang dicetak
ditentukan median palatal plane MPP menggunakan dua titik sepanjang median palatal raphe melalui dua landmark. Titik pertama adalah titik pertemuan rugae
palatina kedua kiri dan kanan, titik kedua adalah satu cm lebih distal dari titik pertama pada median palatal raphe. Angulasi tersebut diproyeksikan ke mandibula
untuk mendapatkan median palatal plane MPP mandibula. Landmark yang ada pada gigi insisivus sentralis, kaninus, premolar dua dan molar satu permanen, ditarik
garis lurus sampai median palatal plane, dan kemudian dilakukan pengukuran untuk melihat apakah lengkung gigi tersebut simetri atau tidak dengan cara mengurangi
jarak sisi kiri dengan kanan.
11,26