pertumbuhan maksila akan berhenti pada usia sekitar 15 tahun, sedangkan pada pria pertumbuhan maksila berhenti sekitar usia 17 tahun. Hasil penelitian Paramesthi dkk.,
juga menyatakan bahwa perbedaan panjang lengkung gigi antara pria dan wanita di suku Jawa tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
16
2.7 Kerangka Teori
Pemeriksaan Klinis
Analisis Model
Studi Fotografi
Asimetri Dentokraniofasial
Diagnosis Ortodonti
Asimetri Dental
Asimetri Fungsional
Asimetri Jaringan
Lunak Asimetri
Skeletal
Pemeriksaan Radiografi
Jenis Kelamin
2.8 Kerangka Konsep
Analisis Model Studi Asimetri Lengkung Gigi
Jenis Kelamin
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk melihat gambaran kesimetrisan lengkung gigi pada mahasiswa FKG USU berdasarkan jenis kelamin.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di
Departemen Ortodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang bertempat di Jalan Alumni No.2
Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 - Maret 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Sampel pada penelitian ini menggunakan fotometri
model studi mahasiswa FKG USU yang dikumpulkan dengan metode purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan
eksklusi yang ditentukan dalam pemilihan sampel sebagai berikut :
3.3.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Mahasiswa yang masih aktif kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
Mempunyai gigi permanen lengkap kecuali molar tiga
Belum pernah mendapat perawatan ortodonti
Tidak memakai gigi tiruan
Tidak pernah mendapat perawatan ortopedi dan perawatan bedah lainnya
3.3.2 Kriteria Eksklusi
Kriteri eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pasien yang memiliki tambalan interproksimal, atrisi, fraktur atau karies
besar sehingga tonjol pada gigi posterior atau insisal gigi anterior hilang khususnya pada gigi insisivus sentralis, kaninus, premolar dua dan molar satu permanen.
2. Mahasiswa yang memiliki kelainan bentuk gigi seperti peg shaped.
3. Mahasiswa dengan kelainan agenesis dan supernumerary
4. Mahasiswa yang memiliki riwayat trauma dental.
5. Pasien yang menderita kongenital kraniofasial yang parah
6. Pasien yang memiliki kelainan TMJ
7. Sampel menolak berpartisipasi dalam penelitian
3.3.3 Besar Sampel
Pada penelitian ini, digunakan rumus besar sampel untuk data deskriptif kategorik.
� = Z
α
2
x P x Q �
2
Keterangan : Z
α
= Derifat baku alfa, kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5 1,96 P
= Proporsi kategori variabel yang diteliti sebesar 20 Q
= 1- P 1 - 0,2 = 0,8 80 d
= Presisi ditetapkan sebesar 10 n = Besar sampel adalah 61,46
Maka pada penelitian ini, minimal besar sampel yang digunakan 62 orang