Pengambilan Foto Model Metode Pengumpulan Data

1. Dengan menggunakan pensil 2B buat tanda pada beberapa titik referensi, antara lain gambar 18: • Titik pertemuan rugae palatina kedua kiri dan kanan • Titik 1 cm lebih distal dari titik pertemuan rugae palatina kedua kiri dan kanan • Titik pada mesial insisal insisivus sentralis kanan atas U1R • Titik pada cusp kaninus kanan atas U3R • Titik pada cusp bukal premolar dua kanan atas U5RB • Titik pada cusp mesiobukal molar satu permanen kanan atas U6RMB • Titik pada mesial insisal insisivus sentralis kiri atas U1L • Titik pada cusp kaninus kiri atas U3L • Titik pada cusp bukal premolar dua kiri atas U5LB • Titik pada cusp mesiobukal molar satu permanen kiri atas U6LMB • Titik pada mesial insisal insisivus sentralis kanan bawah L1R • Titik pada cusp kaninus kanan bawah L3R • Titik pada cusp bukal premolar dua kanan bawah L5RB • Titik pada cusp mesiobukal molar satu permanen kanan bawah L6RMB • Titik pada mesial insisal insisivus sentralis kiri bawah L1L • Titik pada cusp kaninus kiri bawah L3L • Titik pada cusp bukal premolar dua kiri bawah L5LB • Titik pada cusp mesiobukal molar satu permanen kiri bawah L6LMB 2. Model studi diletakkan di glass plate dengan posisi bagian belakang model saling berhimpitan. 3. Letakkan stiker berukuran 2 cm sebagai panduan dalam pencetakan foto. 4. Lakukan pengambilan foto menggunakan kamera digital dengan posisi pengambilan tegak lurus dari atas dengan jarak foto sebesar 15 cm. 5. Hal tersebut dilakukan pada setiap model penelitian sehingga semua softcopy foto terkumpul. 6. Saat pencetakan foto, dilakukan pengaturan terhadap hasil print dengan titik referensi 1:1. 7. Proses pencetakan dilakukan untuk memperoleh data tersebut dalam bentuk foto. Gambar 18. Titik-titik referensi pada model gigi

3.5.3 Pengukuran Foto Model

Pengukuran pada foto dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut gambar 19: 2. Tentukan garis median palatal plane MPP dengan menggunakan dua titik sepanjang median palatal raphae, yaitu : a. Titik pertama adalah titik pertemuan rugae palatina kedua kiri-kanan. b. Titik kedua adalah titik satu cm lebih distal dari titik pertama pada median palatal raphae. 3. Hubungkan titik-titik referensi yang telah ditentukan sebelumnya pada setiap gigi ke garis MPP secara tegak lurus menggunakan pensil. 4. Dilakukan penghitungan untuk mencari selisih antara sisi kanan dan sisi kiri masing-masing titik pada model rahang atas dan rahang bawah. 5. Apabila selisih nilai dari masing-masing titik kedua sisi ≥ +2 mm berarti titik pada sisi kanan lebih jauh dari MPP. 6. Apabila selisih nilai dari masing-masing titik kedua sisi ≤ -2 mm berarti titik pada sisi kiri lebih jauh dari MPP. 7. Lengkung gigi rahang atas dikatakan asimetri dengan sisi kanan lebih lebar daripada sisi kiri jika terdapat minimal dua titik dengan nilai ≥ +2 mm. 8. Lengkung gigi rahang atas dikatakan asimetri dengan sisi kiri lebih lebar daripada sisi kanan jika terdapat minimal dua titik dengan nilai ≤ -2 mm. 9. Lengkung gigi rahang bawah dikatakan asimetri dengan sisi kanan lebih lebar daripada sisi kiri jika terdapat minimal dua titik dengan nilai ≥ +2 mm. 10. Lengkung gigi rahang bawah dikatakan asimetri dengan sisi kiri lebih lebar daripada sisi kanan jika terdapat minimal dua titik dengan nilai ≤ -2 mm. 11. Lengkung gigi keseluruhan dikatakan asimetri dengan sisi kanan lebih lebar daripada sisi kiri jika terdapat minimal empat titik dengan nilai ≥ +2 mm. 12. Lengkung gigi keseluruhan dikatakan asimetri dengan sisi kiri lebih lebar daripada sisi kanan jika terdapat minimal empat titik dengan nilai ≤ -2 mm.