Sejarah Lahirnya Paradigma Pembangunan Berkelanjutan

tersebut disepakati pembentukan Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan World Commission on Environment and Development - WCED. PBB memilih PM Norwegia Nyonya Harlem Brundtland dan mantan Menlu Sudan, Mansyur Khaled, masing-masing menjadi Ketua dan Wakil Ketua WCED. Menurut Brundtland Report dari PBB, pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan lahan, kota, bisnis, masyarakat dan sebagainya yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Konsep Pembangunan Berkelanjutan ini kemudian dipopulerkan melalui laporan WCED berjudul “Our Common Future” Hari Depan Kita Bersama yang diterbitkan pada Tahun 1987. Laporan ini mendefinisikan Pembangunan Berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Di dalam konsep tersebut terkandung dua gagasan penting. Pertama, gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan esensial kaum miskin sedunia yang harus diberi prioritas utama. Kedua, gagasan keterbatasan, yang bersumber pada kondisi teknologi dan organisasi sosial terhadap kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebututuhan kini dan hari depan. Jadi, tujuan pembangunan ekonomi dan sosial harus dituangkan dalam gagasan keberlanjutan di semua negara, baik negara maju maupun negara berkembang.

2.3 Konsep dalam Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan Sustainable Development yang didefinisikan oleh Lele dalam Nasdian 2010, terbagi menjadi dua definisi yaitu keberlanjutan sustainability dan pembangunan development. Adapun pembagian definisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 8. Dalam Gambar 8, Lele membagi konsep keberlanjutan dan pembangunan menjadi lima konotasi. Adapun konotasi keberlanjutansustainability terbagi menjadi keberlanjutan secara harfiahliteral, keberlanjutan secara ekologisecological dan keberlanjutan secara sosiasocial. Sumber : Lele,1991 Gambar 8 The Semantic of Sustainable Development Sedangkan konotasi pembangunandevelopment terbagi menjadi pembangunan sebagai prosesprocess dan pembangunan sebagai obyektifitasobjectives. Penelitian yang dilakukan adalah mencoba untuk mengkaji pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi dilihat dari konsep keberlanjutan dan pembangunan yang telah dilaksanakan di kota tersebut. Peneliti mencoba menggali konotasi keberlanjutan baik secara secara sosia mempertahankan dasar sosial dari kehidupan manusia, keberlanjutan secara harfiah maupun secara ekologis mempertahankan dasar ekologis dari kehidupan manusia dengan kebutuhan utama basic needs masyarakat sebagai obyektifitas dari pembangunan.