permasalahan karena ketidakharmonisan dalam pelaksanaan pembangunan; dan sistem internasional dengan pola berkelanjutan dalam pengelolaan keuangan serta
perdagangan. Hal itu diharapkan dapat dicapai dengan cara bertahap reformasi dari pemerintahan yang kini ada menuju pemerintahan baru yang lebih baik good
governance.
Sumber : George, 2000
Gambar 9 Penjelasan prinsip equitas dalam pembangunan berkelanjutan
2.5 Perencanaan dalam Pembangunan
Pembangunan dapat dikonseptualisasikan sebagai suatu proses perbaikan yang berkesinambungan atas suatu masyarakat atau suatu sistem sosial secara
keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih manusiawi, dan pembangunan adalah mengadakan atau membuat atau mengatur yang belum ada
Rustiadi, 2009. Paling tidak menurut Todaro 2000 pembangunan harus memenuhi tiga komponen dasar yang dijadikan sebagai basis konseptual dan
Sustainable Development
Inter-generational equity Intra-generational equity
Conservation of capital Precautionary principle
ecological risk
Conservation of natural capital
Zero impact of full mitigation in kind
Conservation of natural+social+econo
mic capital Valuation of natural
capital Conservation of the
capital into which it is converted
Social impact assesment Local equity
Public participation National equity
Distributional effects Global equity
Biodiversity change: Different criteria apply for
high and low income countries, to allow for
different past contributions to impacts
pedoman praktis dalam memahami pembangunan yang paling hakiki yaitu kecukupan sustainance, memenuhi kebutuhan pokok, meningkatkan rasa harga
diri atau jati diri self-esteem, serta kebebasan freedom untuk memilih. Todaro berpendapat bahwa pembangunan harus dipandang sebagai proses
multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial,sikap-sikap masyarakat,dan institusi-institusi nasional, disamping tetap
mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Jadi pada hakekatnya pembangunan ini harus
mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan
individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik secara
material maupu n spritual. Long dalam Nasdian 2010 menyebutkan bahwa pembangunan dari
perspektif sosiologi dan antropologi adalah perubahan yang sudah direncanakan, sebagai pemahaman pola pembangunan dan perubahan menyangkut jenis
pendekatan yang digunakan oleh pemerintah dan perwakilannya untuk memulai pembangunan ekonomi dan perubahan sosial. Di dunia ketiga peran pemerintah
sangat besar dalam menata masyarakat sesuai sasaran politik dan ekonomi tertentu. Jika di negara maju sasaran lebih utama pada bidang sosial dan ekonomi
maka di negara berkembang lebih banyak ke arah perencanaan negara yang terpusat dengan mendapat bantuan luar yang banyak.
Menurut Korten 1998 perbedaan pembangunan yang berpusat pada rakyat dengan berpusat pada industri adalah bahwa pembangunan yang berpusat pada
rakyat secara rutin menempatkan kebutuhan-kebutuhan rakyat diatas kebutuhan- kebutuhan sistem produksi sedangkan pembangunan yang berpusat pada sistem
produksi secara konsisten menempatkan kebutuhan-kebutuhan sistem produksi di atas kebutuhan-kebutuhan rakyat. Conyers 1994 menyebutkan bahwa
perencanaan sosial bukan semata dokumen perencanaan tetapi lebih kepada bagaimana perencanaan sosial menjadi arahan bagi tujuan perencanaan itu sendiri.
Perencanaan adalah istilah yang tidak mudah untuk didefinisikan. Para perencana sering berfikir bahwa mereka sudah mengetahui arti kata ini dengan