Tingkat Konsistensi Informan Analisis Hirarki Proses Analytic Hierarchy Process AHP

Secara khusus untuk memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian indikator pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi dapat menggunakan indeks komposit. Penerapan analisis ini pada mulanya digunakan oleh Saleh et al. 2009 untuk menganalisis pencapaian MDGs di Kabupaten Sulawesi Barat. Menurut Saleh et al. 2009 dengan tersedianya indikator-indikator di setiap tujuan dari hasil survei di tingkat kecamatan di kabupaten tersebut maka dapat dibuat Indikator Komposit MDGs IK-MDGs. Indikator komposit ini dapat menunjukkan kinerja pencapaian MDGs di setiap kecamatan dan kabupaten. IK-MDGs merupakan indeks komposit yang memberikan bobot sama terhadap masing-masing tujuan. Dalam penghitungannya pada tahap awal dipilih terlebih dahulu indikator-indikator yang memungkinkan dari setiap tujuan. Indikator-indikator tersebut kemudian dikelompokkan sesuai dengan tujuan MDGs. Indeks komposit MDGs merangkum temuan-temuan utama dari analisis pencapaian MDGs. Apabila divisualisasikan dalam bentuk grafik laba-laba, maka masing-masing sudut diagram menunjukkan kelompok yang dicakup dalam analisis pencapaian tujuan. Garis-garis dari pusattengah ke masing-masing sudut mempresentasikan suatu skala 0 sampai 1, yang mengukur tingkat pencapaian di masing-masing kelompok tujuan. Titik-titik pada skala mencerminkan situasi pencapaian indikator saat ini yang dipresentasikan sebagai nilai indeks gabungan untuk masing-masing kelompok. Titik-titik dihubungkan untuk menunjukkan gambaran keseluruhan dari kecamatan atau kabupaten dengan mengilustrasikan di kelompok mana yang telah dicapai secara lebih baik dibanding kelompok lainnya. Masing-masing indeks kelompok juga merupakan komposit indikator dari indeks MDGs di masing-masing kecamatan atau kabupaten. Sebuah indeks merupakan nilai bebas satuan antara 0 dan 1, yang memungkinkan berbagai indeks yang berbeda ditambahakandijumlahkan. Ada tiga langkah untuk sampai pada indeks komposit MDGs IK-MDGs : Langkah 1 : Hitung indeks dari indikator tertentu. Pada umumnya menggunakan rumus berikut untuk menghitung indeks indikator tertentu. Iix = Cix - mini = 1. Untuk masing-masing kelompok indikator, identifikasikan nilai maksimum dan nilai minimun disetiap indikatornya dari angka indikator setiap kabupatenkecamatan. Dix maxi – mini Ri Dimana : Iix : Indeks tunggal single index dari indikator ke i di keckab x Cix : nilai indikator ke i di keckab X saat ini Maxi : nilai maksimum indikator ke i Mini : nilai minimum indikator ke i Langkah 2: tahapan indeks suatu indikator. Indeks suatu indikator khusus dapat diperoleh dengan mengikuti tahapan- tahapan sebagai berikut : Maxi = angka tertinggi dari indikator untuk tingkat kabupetenkecamatan Mini = angka terendah dari indikator untuk tingkat kabupatenkecamatan 2. Hitung rentangkisaran masing-masing indikator dengan mengurangkan nilai maksimum dengan nilai minimun. Jadi Ri merupakan kisaran indikator ke- i yang ditentukan dengan : Ri = maxi - mini 3. Kurangkan nilai minimun dari nilai saat ini dari indikator ke i di kabupatenkecamatan X Jadi hasilnya adalah perbedaan nilai yang ditunjukkan oleh Dix. Bila Cix merupakan nilai kini dari indikator ke i di kabupatenkecamatan X, maka Dix ditentukan dengan : Dix = Cix – minix Langkah 3: visualisasi dalam bentuk grafik laba-laba. Dari hasil perhitungan IK-MDGs, selanjutnya divisualisasikan dalam bentuk grafik laba-laba dengan tujuh sudut tujuan. Analisis grafik laba-laba dimulai dari tingkat kabupaten, dilanjutkan untuk masing-masing kecamatan.