penduduk. Meskipun seringkali digunakan sebagai indikator kesejahteraan penduduk, namun komponen ini sebenarnya masih terlalu kasar untuk digunakan
sebagai indikator riil kesejahteraan penduduk Besarnya PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kota Sukabumi
Tahun 2009 adalah Rp. 15.267.378,89. Sedangkan besarnya PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 Kota Sukabumi Tahun 2009 adalah
Rp.6.288.389,74. Untuk lebih jelasnya perkembangan PDRB per kapita Kota Sukabumi dari
Tahun 2006 – Tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar 18.
4.3.1.4 Ekonomi tiap Kecamatan di Kota Sukabumi
Kinerja perekonomian Kota Sukabumi dipengaruhi oleh kinerja perekonomian wilayah kecamatannya. Berputarnya roda penggerak perekonomian
di masing-masing kecamatan maka akan menciptakan pertumbuhan ekonomi di tingkat kota. Dengan demikian, pengukuran kinerja perekonomian sampai tingkat
kecamatan dapat memberikan pijakan yang kuat dalam pembangunan ekonomi
Kota Sukabumi.
PDRB Kecamatan ini dapat pula dipergunakan untuk keterbandingan pertumbuhan dan struktur ekonomi kecamatan di Kota Sukabumi. Pada Tabel 18
disajikan PDRB atas dasar harga berlaku maupun kontribusinya terhadap PDRB Kota Sukabumi Tahun 2007 sampai Tahun 2009.
Analisis terhadap distribusi PDRB menurut kecamatan dapat memberikan gambaran kontribusi PDRB masing-masing kecamatan terhadap PDRB Kota
Sukabumi. Adapun kontributor terbesar PDRB Kecamatan terhadap PDRB Kota Sukabumi pada Tahun 2009 adalah kecamatan Cikole yaitu sebesar 27,26 persen
dengan nilai 1,188.21 milyar. Kontributor terendah adalah kecamatan Baros yaitu sebesar 5,40 persen
dengan nilai 237.23 milyar. Demikian pula kecamatan Cibeureum dan Lembursitu masing-masing memberikan kontribusi sebesar 5,44 persen dan 7,40 persen.
Tabel 15Produk Domestik Regional Bruto Kota Sukabumi Atas Dasar Harga Konstant 2000 Tahun 2006-2009 Juta Rupiah
Sumber:Kota Sukabumi Dalam Angka Tahun 2010
Gambar 18Perkembangan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Sukabumi dari Tahun 2006 – 2009
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
PDRB per Kapita 10.433.87
11.386.77 13.431.20
15.267.37 -
5.000.000 10.000.000
15.000.000 20.000.000
R p
.
LAPANGAN USAHA 2006
2007 2008
2009
1 2
3 4
5
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN
68,346.07 70,638.62
74,810.71 68,454.37
a. Tanaman bahan makanan 28,299.10
29,379.35 29,346.82
24,815.50 b. Tanaman perkebunan
71.82 111.05
84.39 85.12
c. Peternakan dan hasil-hasilnya 37,985.58
38,759.96 42,949.95
41,041.68 d. Kehutanan
0.00 0.00
0.00 0.00
e. Perikanan 1,989.56
2,388.26 2,429.55
2,512.07
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
122.31 114.36
103.26 88.35
a. Minyak dan Gas Bumi migas 0.00
0.00 0.00
0.00 b. Pertambangan tanpa migas
0.00 0.00
0.00 0.00
c. Penggalian 122.31
114.36 103.26
88.35
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
80,194.85 88,029.08
94,920.39 96,906.46
a. Industri migas 0.00
0.00 0.00
0.00 1. Pengilangan Minyak Bumi
0.00 0.00
0.00 0.00
2. Gas Alam Cair 0.00
0.00 0.00
0.00 b. Industri Tanpa Migas
80,194.85 88,029.08
94,920.39 96,906.46
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
18,176.10 20,844.36
20,943.71 22,780.00
a. Listrik 14,764.71
17,466.73 17,504.08
19,257.94 b. Gas Kota
0.00 0.00
0.00 0.00
c. Air bersih 3,411.39
3,377.63 3,439.63
3,522.06
5. B A N G U N A N
94,297.13 99,046.75
108,687.19 113,597.83
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
640,624.37 685,245.68
727,000.73 802,300.02
a. Perdagangan Besar dan Eceran 583,357.98
622,623.89 662,690.00
739,757.50 b. H o t e l
4,100.84 4,325.16
5,035.70 4,905.71
c. Restoran 53,165.56
58,296.63 59,275.03
57,636.81
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
248,145.19 268,596.06
295,601.53 318,781.40
a. Pengangkutan 202,882.54
216,393.44 231,492.79
247,804.60 1 Angkutan Rel
8.93 0.00
0.00 0.00
2 Angkutan Jalan Raya 173,104.45
185,455.08 201,447.61
218,105.47 3 Angkutan Laut
0.00 0.00
0.00 0.00
4 Angk. Sungai, Danau dan Penyeberangan 0.00
0.00 0.00
0.00 5 Angkutan Udara
0.00 0.00
0.00 0.00
6 Jasa Penunjang Angkutan 29,769.16
30,938.36 30,045.18
29,699.13 b. Komunikasi
45,262.65 52,202.62
64,108.74 70,976.80
1. Pos dan Telekomunikasi 45,262.65
52,202.62 64,108.74
0.00 2. Jasa Penunjang Komunikasi
0.00 0.00
0.00 0.00
8. KEUANGAN, PERSEWAAN JASA PERUSAHAAN
142,308.49 143,141.44
142,829.46 143,698.31
a. B a n k 40,632.00
33,820.89 34,280.74
31,940.84 b. Lembaga keuangan tanpa Bank
29,402.86 34,639.33
34,984.72 37,550.87
c. Jasa Penunjang Keuangan 248.50
279.48 0.00
0.00 c. Sewa Bangunan
35,928.34 37,059.64
34,952.78 33,369.59
d. Jasa Perusahaan 36,096.79
37,342.11 38,611.22
40,837.00
9. JASA-JASA
216,804.20 231,566.55
240,564.60 243,543.99
a. Pemerintahan Umum 139,835.09
149,483.10 154,276.87
153,659.89 1. Adm. Pemerintahan Pertahanan
85,299.40 89,540.38
92,411.85 0.00
2. Jasa Pemerintahan Lainnya 54,535.68
59,942.72 61,865.02
0.00 b. S w a s t a
76,969.11 82,083.45
86,287.73 89,884.10
1 Sosial Kemasyarakatan 32,089.45
34,575.22 36,131.10
36,409.76 2 Hiburan dan Rekreasi
4,115.00 4,236.29
4,519.06 4,598.78
3 Perorangan dan Rumahtangga 40,764.66
43,271.94 45,637.57
48,875.55
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
1,509,018.71 1,607,222.90
1,705,461.58 1,810,150.72
Angka Sementara Angka Sangat Sementara
Sumber:Kota Sukabumi Dalam Angka Tahun 2010
Apabila dicermati pada Tabel 16 terlihat bahwa dominasi perekonomian masih diberikan oleh wilayah Ciciwagu Citamiang, Cikole, Warudoyong dan
Gunungpuyuh sedangkan wilayah Bacile Baros, Cibeurem dan Lembursitu belum mampu mengejar wilayah Ciciwagu. Hal ini mengindikasikan, bahwa
masih terdapat kesenjangan yang cukup lebar diantara kedua wilayah tersebut.
Tabel 16Produk Domestik Regional Bruto KecamatanAtas Dasar Harga Berlaku Di Kota Sukabumi Tahun 2007-2009
Kecamatan Tahun
2007 2008
2009 PDRB
Milyar Rp
Kontrib usi
PDRB Milyar
Rp
Kontrib usi
PDRB Milyar
Rp Kontri
busi Baros
194.59 6.13
235.24 6.29
235,24 5,40
Lembursitu 234.10
7.38 278.57
7.44 322,54
7,40 Cibeureum
171.38 5.4
202.94 5.42
237,23 5,44
Citamiang 603.56
19.03 714.71
19.10 842,89
19,34 Warudoyong
633.32 19.97
753.37 20.13
884,76 20,30
Gunungpuyuh 471.10
14.85 548.17
14.65 647,85
14,86 Cikole
863.83 27.23
1.009.66 26.98
1.188,21 27,26
Jumlah 3,171.88
100.00 3,742.66
100.00 4,394.81
100.00
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto per Kecamatan di Kota Sukabumi Tahun 2009 Catatan : Angka sementara
Angka sangat sementara
4.3.2
Ekonomi Sektoral
4.3.2.1 Industri
Sektor industri merupakan sektor yang didorong untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh dalam rangka menciptakan landasan ekonomi
yang kuat agar tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri. Pada Tahun 2009 jumlah perusahaan industri besar dan sedang di Kota
Sukabumi sebanyak 22 perusahaan yang terdiri dari 6 perusahaan industri besar dan 16 perusahaan industri sedang dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 3.729
orang pekerja. Jumlah industri di Kota Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 17. Dari Tabel 17 dapat terlihat bahwa jumlah industri terbanyak berada di
Kecamatan Warudoyong 9 perusahaan, sedangkan jumlah industri terkecil berada di Kecamatan Gunung Puyuh dan Kecamatan Lembursitu 1 perusahaan.
Tabel 17 Jumlah Perusahaan Industri BesarSedang Menurut Kecamatan di Kota SukabumiTahun 2009
Kecamatan Industri
Jumlah Besar
Sedang
B a r o s -
3 3
Citamiang 1
3 4
Warudoyong 2
7 9
Gunung Puyuh 1
- 1
C i k o l e -
2 2
Lembursitu 1
- 1
Cibeureum 1
1 2
Jumlah 6
16 22
Sumber:Kota Sukabumi Dalam Angka Tahun 2010
Tidak dapat dipungkiri bahwa industri merupakan penyumbang dari adanya dampak lingkungan. Bahan pencemar yang terdapat dalam limbah industri
ternyata telah memberikan dampak serius mengancam satu atau lebih unsur lingkungan: jangkauan pencemar dalam jangka pendek maupun panjang
tergantung pada sifat limbah,jenis, volume limbah, frekuensinya dan lamanya limbah berperan.
Dampak pencemaran semula tidak begitu kelihatan. Namun setelah menjalani waktu yang relatif panjang, dampak pencemaran kelihatan nyata
dengan berbagai akibat yang ditimbulkan. Unsur-unsur lingkungan,mengalami perubahan kehidupan habitat. Tanaman yang semula hidup cukup subur menjadi
gersang dan digantikan dengan tanaman lain. Jenis binatang tertentu yang semula berkembang secara wajar beberapa tahun kemudian menjadi langka, karena mati
atau mencari tempat lain. Oleh sebab itu antisipasi terhadap dampak pencemaran harus dilakukan
sedini mungkin, sehingga kerusakan lingkungan yang lebih buruk dapat dihindarkan dari masa sekarang. Alam merupakan titipan generasi masa yang
akan datang, sehingga harus memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Dampak pencemaran di Kota Sukabumi mulai terasa oleh penduduk
Kota Sukabumi, salah satunya dengan adanya perubahan kualitas air sungai di kota ini. Perkiraan beban limbah cair dari industri skala menengah dan besar di
Kota Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel18 Perkiraan Beban Limbah Cair Industri Skala Menengah dan Besar di Kota Sukabumi Tahun 2009
No. Jenis Industri
Beban Limbah Cair kgTahun BOD
COD TSS
Nitrit NO
2
Fenol Total
Nitrogen Amonia
NH
3
Nitrat NO
3
1. PT. Midix Graha
Farma Farmasi 126,72
177,12 108,00
0,14 5,98
2. PT. Graha Tama
Wisesa Farmasi 93,60
120,96 79,20
0,14 9,72
3. Kecap Samyu PD.
Alam Aroma 93,60
142,27 227,52
2,91 4.
PD. Pangan Sejahtera Tauco
109,44 122,54
93,60 0,29
5. PT. Saga Multi
Industri Tabung Pompa Air
50,40 112,32
93,60 6.
RPH. Kota Sukabumi
Pemotongan Hewan
115,20 173,52
221,76 1,58
7. RPH. PD.
Bersaudara Pemotongan
Hewan 172,80
226,08 172,80
1,77 8.
RPH. PD. Mapat Pemotongan
Hewan 74,88
93,60 50,40
0,42 9.
RPH. PD. Arromah 126,72
172,80 172,80
3,02 10.
PT. Cikusanto Minatani
Peternakan Sapi Perah
112,32 128,16
266,40 0,14
11. King Grass
Peternakan Sapi Perah
128,16 180,13
223,20 1,22
12. TPA. Cikundul
13,87 29,30
21,90 0,09
0,16 0,22
Total 1.217,
71 1.678,
81 1.731,
18 8,54
0,28 15,70
3,06 0,22
Sumber: Buku Satuan Lingkungan Hidup Kota Sukabumi Tahun 2010
Keterangan : Tidak dilakukan pengujian Perkiraan beroperasi 24 hari per bulan dengan air limbah yang dihasilkan dalam 1 hari ± 5 m
3
dihasilkan oleh TPA. Cikundul ± 0,5 m sedangkan Air lindi yang
3
perhari selama 365 hari.
4.3.2.2 Perdagangan
Sektor Perdagangan merupakan sektor perekonomian yang memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Kota Sukabumi yaitu mencapai 45,70
pada Tahun 2009.Dari Buku Sukabumi Dalam Angka Kota Sukabumi pada Tahun 2009, diketahui bahwa perusahaan yang memilki SIUP mengalami peningkatan
sebesar 9,04 yaitu dari 4.493 perusahaan pada Tahun 2008 menjadi 4.899 perusahaan pada Tahun 2009. Dari 4.899 perusahaan yang memiliki SIUP
tersebut terdiri dari 124 perusahaan besar, 450 perusahaan menengah dan 4.325 perusahaan kecil.Jumlah perusahaan yang memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan
SIUP di Kota Sukabumi meningkat setiap Tahunnya seperti yang digambarkan pada Gambar 19.
Sumber:Kota Sukabumi Dalam Angka Tahun 2010
Gambar 19 Jumlah Perusahaan yang Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan di Kota Sukabumi Tahun 2004-2009
4.3.2.3 Pertanian
Pembangunan pertanian tanaman pangan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi. Pembangunan di bidang ini diarahkan untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini diupayakan melalui peningkatan produksi
pangan baik kuantitas maupun kualitasnya. Kegiatan sektor pertanian yang diusahakan oleh masyarakat Kota Sukabumi
adalah; 1 sub sektor pertanian tanaman pangan yang meliputi padi sawah, palawija, hortikultura, sayur-sayuran, tanaman hias serta tanaman obat, dan 2
peternakan.
4.3.2.4 Wisata
Kota Sukabumi tidak memiliki obyek wisata terutama wisata alam yang banyak.Hanya ada satu obyek wisata alam yang ada di Kota Sukabumi yaitu
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500 5000
2004 2005
2006 2007
2008 2009
Besar Menengah
Kecil
Pemandian Air Panas Cikundul yang terletak di Kelurahan Cikundul Kecamatan Lembursitu.
4.3.2.5 Kondisi Aspek Transportasi
Aspek transportasi secara umum menguraikan mengenai arus lalu-lintas dan prasarana transportasi di Wilayah Kota Sukabumi. Sarana transportasi merupakan
sarana untuk melakukan pergerakan yaitu kendaraan, baik angkutan umum maupun pribadi. Sarana angkutan umum merupakan sarana terpenting bagi
penduduk di wilayah Kota Sukabumi. Sarana Transportasi yang ada di wilayah Kota Sukabumi hanya terdiri dari
sarana transportasi darat, sehingga transportasi darat memegang peranan yang cukup penting dalam sistem perekonomian, khususnya di wilayah Kota
Sukabumi, kemacetan lalu-lintas yang sering terjadi di setiap kawasan pusat-pusat kegiatan sosial ekonomi, salah satunya disebabkan oleh kepemilikan kendaraan
yang tinggi dan intensitas pergerakan serta jumlah bangkitan lalu lintas yang dari tahun ke tahunnya terus berkembang, sementara sarana jaringan jalan tidak
mengalami peningkatan. Jenis angkutan transportasi di wilayah Kota Sukabumi adalah sepeda motor, angkotmikrolet, mobil pribadi dan becak.
Sistem jaringan transportasi yang ada di wilayah Kota Sukabumi dapat menghubungkan dengan wilayah sekitarnya yang ada di Kabupaten Sukabumi.
Jalan utama Kota Sukabumi merupakan jalan lintasan pergerakan yang menghubungkan antara Kabupaten Cianjur – Kabupaten Sukabumi – Kabupaten
Bogor – Kota Bogor hingga ke wilayah DKI Jakarta, Jabodetabek, dan Banten. Secara garis besar kondisi prasarana jalan sebagai salah satu indikator tingkat
kemudahan dari dan ke berbagai wilayah kabupaten kota pada umumnya menunjukan kualitas cukup baik dengan status jalan untuk hubungan antar kota,
adalah jalan nasionalnegara dan jalan provinsi. Untuk lebih jelasnya kondisi aspek transportasi dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19Panjang Jalan Menurut Kewenangan di Kota Sukabumi Tahun 2010
No. Jenis
Kewenangan Panjang Jalan Km
1. Jalan Nasional
8,95 2.
Jalan Provinsi 15,090
3. Jalan
Kabupaten 4.
Jalan Kota 124,622
Sumber : Buku Satuan Lingkungan Hidup Dasar SLHD Kota Sukabumi Tahun 2010
4.4 Sosial dan Kependudukan
Pada dasarnya bahasan tentang sosial kependudukan dapat dibagi menjadi 2 dua hal utama, yaitu kependudukan dan ketenagakerjaan.
4.4.1 Kependudukan
Pada akhir Tahun 2009 berdasarkan hasil registrasi penduduk jumlah penduduk Kota Sukabumi tercatat sebanyak 282.228 jiwa yang terdiri dari
142.689 penduduk laki-laki 50,56 dan 139.539 penduduk perempuan 49,44. Berdasarkan data tersebut maka sex ratio perbandingan penduduk laki-
laki dengan perempuan Kota Sukabumi sebesar 102,26. Berdasarkan jumlah penduduk setiap kecamatan, diketahui bahwa
Kecamatan Cikole memiliki jumlah penduduk paling banyak 55.233 jiwa, sedangkan Kecamatan Baros merupakan kecamatan yang paling sedikit
penduduknya 29.156 jiwa.Kepadatan penduduk rata-rata per Km
2
Jumlah penduduk di Kota Sukabumi semakin meningkat setiap tahunnya, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 20.
di Kota Sukabumi adalah 5.879,75. Dimana kepadatan penduduk tertinggi berada di
Kecamatan Citamiang dengan kepadatan penduduk 11.312,62 jiwa per Km². Hal ini dimungkinkan karena luas wilayah Kecamatan Citamiang paling kecil diantara
kecamatan yang lain dan merupakan wilayah yang dekat dengan pusat perbelanjaan. Sedangkan yang terendah kepadatan penduduknya adalah
Kecamatan Cibeureum dengan kepadatan penduduk 3.446,86 jiwa per Km².
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi,2011
Gambar 20Perkembangan Penduduk Kota Sukabumi Tahun 2004 – 2009
Apabila dilihat lima tahun ke belakang, maka jumlah penduduk di Kota Sukabumi mengalami perubahan lebih dari 7. Kecamatan Lembursitu
merupakan kecamatan dengan kenaikan jumlah penduduk tertinggi 15,66. Kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 21.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi,2011
Gambar 21 Perbandingan Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Pada Tahun 2005Tahun 2010
Penduduk Kota Sukabumi menurut mata pencaharian selain yang masih sekolah dan lainnya diketahui bahwa penduduk yang bekerja sebagai
pedagangwiraswasta merupakan yang paling banyak jumlahnya yaitu sekitar 26.375 orang. Di urutan kedua adalah penduduk yang bekerja sebagai pegawai
swasta, yaitu sebanyak 21.970 orang. Sedangkan yang paling sedikit jumlahnya
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Perkembangan Jumlah penduduk
253.139 263.369
263.001 280.647
281.030 282.228
235.000 240.000
245.000 250.000
255.000 260.000
265.000 270.000
275.000 280.000
285.000
Ju m
lah pe
ndu du
k ji
wa
Baros Citamia
ng Warudo
yong Gunung
Puyuh Cikole
Lembur situ
Cibeure um
Tahun 2005 26.210
44.413 46.876
35.896 53.773
30.064 26.137
Tahun 2009 29.156
45.703 49.229
39.844 55.233
32.834 30.229
10.000 20.000
30.000 40.000
50.000 60.000
Jum la
h pe
nduduk ji
w a
adalah penduduk yang bekerja sebagai TNI dan POLRI yakni hanya 1.122 orang.
Apabila dibandingkan dengan data Tahun 2005 maka proporsi mata pencaharian penduduk sebagai petani yang paling banyak menurun terutama di
Kecamatan Baros. Sedangkan proporsi jumlah penduduk menurut mata pencaharian sebagai PNS yang paling banyak bertambah terutama di Kecamatan
Cikole seperti diperlihatkan pada Tabel 20.
Tabel 20Perubahan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Sukabumi Tahun 2005 dan Tahun 2009
Kecamatan Perubahan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian
1 2
3 4
5 6
7 8
9
Baros 77
18,74 85,83
18,18 17,45
227,92 40,99
8,17 25,83
Citamiang 31
0,32 11,30
10,06 35,08
47,37 16,63
1,09 6,75
Warudoyong 5
6,50 5,05
7,53 8,87
5,09 22,95
7,82 2,27
Gunung Puyuh 8
12,38 37,26
122,30 112,18
29,56 12,51
16,94 5,61
Cikole 1
13,15 202,11
8,97 8,15
3,80 46
2,90 7,42
Lembursitu 4
4,23 13,66
78,13 1,90
17,70 16,21
5,21 6,15
Cibeureum 9
58,29 23,34
161,54 21,74
39,59 16,39
55,25 81,44
Kota Sukabumi 14
4 61
48 22
8 16
2 14
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi,2011
Keterangan : 1
: Petani 2
: PNS 3
: Pegawai Swasta 4
: TNIPOLRI 5
: Pensiunan 6
: Pedagang 7
: Buruh 8
: PelajarMahasiswa 9
: Pengangguran Ibu Rumah Tangga
4.4.2 Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia, karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karenanya, setiap
upaya pembangunan selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan penduduk dapat memperoleh manfaat langsung
dari pembangunan. a. Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah sebagian penduduk yang berusia 15 Tahun ke atas yang siap terlibat dalam kegiatan ekonomi produktif. Mereka yang dapat diserap