Analisis FEVD Jeruk Analisis Impulse Respons Function
Sumber: Lampiran 24
Gambar 5.14 FEVD Pembentukan Harga Konsumen Komoditas Bawang Merah Variabilitas harga produsen bawang merah Indonesia lebih dipengaruhi oleh
harga konsumen bawang merah dibandingkan dengan harga produsen itu sendiri seperti yang terlihat pada gambar 5.15. seiring dengan berjalan periode nilai
kontribusi harga produsen semakin menurun dengan rata-rata 27.23 dari total nilai kontribusi, sedangkan variabel harga konsumen bawang merah semakin
meningkat hingga rata-rata 62.26 . Variabel eksternal harga impor bawang merah memiliki kontribusi yang cukup tinggi senilai 9.99 dari total kontribusi.
Sumber: Lampiran 24
Gambar 5.15 FEVD Pembentukan Harga Produsen Komoditas Bawang Merah
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 6
11 16
21 26
31 36
41 46
51 56
K o
n tr
ib us
i pe
rs en
Periode bulan
Harga Dunia Harga Impor
Volume Impor Harga Konsumen
Harga Produsen
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 6
11 16
21 26
31 36
41 46
51 56
K o
n tr
ib us
i pe
rs en
Periode bulan
Harga Dunia Harga Impor
Volume Impor Harga Konsumen
Harga Produsen
Secara umum berdasarkan Tabel 5.12, FEVD ketiga komoditas yang diamati, pembentukan harga domestik jeruk dipengaruhi sebesar 15 hingga 18
dari volume impor jeruk, untuk komoditas bawang merah, harga impor bawang merah memengaruhi pembentukan harga domestik sebesar 7 hingga 10 ,
sedangkan untuk komoditas kentang, baik harga impor maupun volume impor memengaruhi kurang dari 6 .
Walaupun kontribusi pembentukan harga domestik dari impor untuk beberapa komoditas tidak lebih dari 10 , dapat diamati seiring peningkatan
tahun FEVD, terjadi peningkatan kontribusi dari impor tersebut dalam pembentukan harga domestik. Pada akhirnya dampak dari banjir impor selama
tahun 2002 hingga 2012 ini terlihat dari dapat memengaruhi harga domestik secara permanen dan semakin meningkatnya pengaruh impor dalam pembentukan
harga domestik.
Tabel 5.12 FEVD Pembentukan Harga Domestik
Tahun Harga Konsumen
Harga Produsen PM
QM PC
PF PM
QM PC
PF Kentang
1 4.47
1.12 90.75
1.02 4.44
5.04 30.07
57.35 2
4.76 1.05
89.69 1.05
4.76 5.86
30.37 55.00
3 4.85
1.03 89.36
1.06 4.86
6.11 30.46
54.27 4
4.89 1.02
89.20 1.06
4.91 6.23
30.51 53.92
5 4.92
1.01 89.11
1.07 4.94
6.31 30.53
53.71 Jeruk
1 3.23
15.78 77.10
1.38 0.02
12.17 2.95
84.65 2
3.40 17.70
74.65 1.45
0.01 13.83
2.60 83.45
3 3.46
18.30 73.88
1.48 0.01
14.38 2.49
83.06 4
3.48 18.60
73.50 1.49
0.01 14.65
2.43 82.86
5 3.50
18.78 73.27
1.50 0.01
14.81 2.40
82.74 Bawang Merah
1 7.87
0.99 90.60
0.10 8.41
0.83 61.16
29.02 2
8.63 0.99
90.10 0.05
9.40 0.51
61.85 27.91
3 8.88
0.99 89.93
0.03 9.73
0.41 62.08
27.53 4
9.00 0.99
89.84 0.02
9.90 0.36
62.19 27.34
5 9.08
0.99 89.79
0.02 10.00
0.32 62.26
27.23
Ket: PM = harga impor; QM = volume impor; PC = harga konsumen; PF = harga produsen
Pada penelitian ini ditemukan bahwa pada komoditas bawang merah, shock harga impor memengaruhi harga domestik cukup tinggi. Harga impor bawang
merah juga memengaruhi pembentukan harga domestik dengan share yang cukup tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan FAO 2011 di negara
Filipina yang meneliti dampak banjir impor pada komoditas bawang dan tembakau.. di Filipina, petani bawang menurunkan harga secara signifikan akibat
banjir impor, analisa memastikan bahwa harga impor yang lebih rendah terasosiasikan dengan penurunan harga domestik. Banjir impor juga menyebabkan