Volume-based Special Safeguard Mechanism
2002 dan 2003, volume impor jauh melebihi volume impor tahun 1999-2001 yang menjadi formula dalam perhitungan base impor untuk tahun 2002 dan 2003
sehingga walaupun selisih volume impor tahun 2003 dan 2002 hanya sebesar tiga juta kilogram saja, hal tersebut tetap memicu trigger tertinggi untuk volume-based
SSM. Sedangkan untuk tahun 2004, trigger C terpicu karena volume impor meningkat menjadi yang tertinggi selama periode 2002-2012 sehingga dapat
dipastikan menjadi banjir impor terparah dengan nilai trigger tertinggi. Pada tahun-tahun terakhir volume impor jeruk orange juga memicu trigger volume-
based
SSM walaupun tidak separah pada awal tahun pengamatan dengan Trigger B volume-based SSM.
Kemudian untuk komoditas jeruk, dilakukan deteksi banjir impor untuk komoditas jeruk mandarin yang lebih banyak diimpor oleh Indonesia.
Berdasarkan tabel 5.7, volume impor dari jeruk mandarin pada tahun 2002 hingga 2006 memiliki peningkatan volume yang tidak signifikan, berkisar antara 30 ribu
ton hingga 50 ribu ton, namun trigger SSM volume-based terpicu mulai tahun 2005 karena volume impor mulai meningkat sedikit demi sedikit. Semenjak tahun
2006 hingga 2012 peningkatan volume impor terlihat jelas sehingga setiap tahunnya trigger SSM terpicu hingga tingkat trigger tertinggi.
Tabel 5.7 Volume-based SSM Komoditas Jeruk Mandarin
Tahun Volume Impor
kg Base import
kg
b
Perubahan
c
Trigger 2002
53 270 455 48 579 355
109.66
- 2003
31 278 854 57 538 674
54.36
- 2004
43 278 619 48 490 662
89.25
- 2005
53 658 734 42 609 309
125.93
Trigger B
2006
68 535 374 42 738 736
160.36
Trigger C
2007
89 125 467 55 157 576
161.58
Trigger C
2008
109 598 159 70 439 858
155.59
Trigger C
2009
188 956 251 89 086 333
212.10
Trigger C
2010
160 254 789 129 226 626
124.01
Trigger B
2011
182 345 871 152 936 400
119.23
Trigger B
2012
179 394 411 177 185 637
101.25
-
Sumber: BPS 2013, diolah;
b
dihitung berdasarkan three year moving average
Tabel 5.8 menunjukkan deteksi banjir impor berdasarkan volume untuk komoditas bawang merah. Selama tahun 2002 hingga 2008 terjadi peningkatan
volume impor bawang merah yang cukup tinggi mulai dari 32 ribu ton pada tahun 2002 hingga menjadi 128 ribu ton pada tahun 2008, namun dapat dikatakan juga
cukup fluktuatif karena pada tahun 2009 menurun hingga setengahnya menjadi 63 ribu ton lalu melonjak tajam lagi pada tahun 2010 sebesar 70 ribu ton menjadi 156
ribu ton pada tahun 2012. Peningkatan tinggi selama periode 2002 hingga 2008 memicu trigger volume-based SSM sepanjang 5 tahun dari tahun 2004 hingga
2008, dan terpicu lagi setelah peningkatan pada tahun 2011. Namun pada tahun 2012 tidak terjadi banjir impor karena impor bawang merah yang menurun.
Tabel 5.8 Volume-based SSM Komoditas Bawang Merah
Tahun Volume Impor
kg Base import
kg
a
Perubahan Trigger
2002
32 928 783 46 810 813
70.34
- 2003
42 007 961 45 861 968
91.60
- 2004
48 927 071 40 961 025
119.45
Trigger B
2005
53 071 439 41 287 938
128.54
Trigger C
2006
78 462 101 48 002 157
163.46
Trigger C
2007
107 649 163 60 153 537
178.96
Trigger C
2008
128 015 473 79 727 568
160.57
Trigger C
2009
63 754 799 104 708 912
60.89
- 2010
70 572 756 99 806 478
70.71
- 2011
156 381 011 87 447 676
178.83
Trigger C
2012 95 156 067
96 902 855 98.20
-
Sumber: BPS 2013, diolah;
a
dihitung berdasarkan three year moving average
Berdasarkan tiga tabel diatas, volume-based SSM seringkali terpicu pada ketiga komoditas diatas karena dua hal, pertama karena impor dari ketiga
komoditas tersebut cenderung meningkat dari tahun ke tahun, atau karena peningkatan impor yang mendadak pada tahun tertentu dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. 5.2.2
Price-based Special Safeguard Mechanism
Berdasarkan framework SSM revisi Desember 2008 dari Draft Modalities for Agriculture WTO, banjir impor berupa penurunan harga price fall dapat
memicu SSM berupa price-based SSM. Price-based SSM terpicu apabila harga impor menurun sebesar 15 atau lebih dibandingkan dengan harga referensi
85 dari harga referensi. Harga referensi dihitung berdasarkan harga bulanan rata-rata dari tiga tahun belakang.
Tabel 5.9 Price-based SSM Komoditas Kentang Tahun
Harga Impor USkg
Reference price USkg
a
Perubahan 2002
0.3904 0.4038
96.6914 2003
0.4197 0.4086
102.7407 2004
0.5086 0.4412
115.2757 2005
0.4624 0.4396
105.1928 2006
0.5218 0.4636
112.5643 2007
0.5747 0.4976
115.4792 2008
0.5412 0.5196
104.1467 2009
0.5569 0.5459
102.0154 2010
0.6062 0.5576
108.7246 2011
0.6087 0.5681
107.1455 2012
0.6200 0.5906
104.9723
Sumber: BPS 2013, diolah;
b
dihitung berdasarkan three year moving average
Berdasarkan tabel 5.9 selama tahun 2002 hingga 2012 harga impor kentang tidak mengalami peningkatan yang signifikan sehingga tidak memicu trigger
price-based SSM. Lain halnya dengan komoditas jeruk, price fall pada tahun 2004
dan tahun 2005 memicu price-based SSM baik untuk jeruk orange impor dan jeruk mandarin impor yang lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 5.10.
Tabel 5.10 Price-based SSM Komoditas Jeruk
Tahu n
Orange Mandarin
Harga Impor
Reference price
Perubahan Harga
Impor Reference
price Perubahan
USkg USkg
a
USkg kg
a
2002 0.6694
0.5278 126.8412
0.6697 0.5270
127.0931 2003
0.7758 0.5830
133.0703 0.8346
0.5721 145.8920
2004 0.5168
0.6574 78.6042
0.5640 0.6813
82.7812 2005
0.5492 0.6540
83.9738 0.4853
0.6894 70.3847
2006 0.6746
0.6139 109.8826
0.7229 0.6279
115.1288 2007
0.7365 0.5802
126.9387 0.7970
0.5907 134.9161
2008 0.7825
0.6534 119.7564
0.8407 0.6684
125.7735 2009
0.7900 0.7312
108.0432 0.8517
0.7869 108.2377
2010 0.7746
0.7697 100.6470
0.9746 0.8298
117.4516 2011
0.7590 0.7824
97.0129 0.8765
0.8890 98.6006
2012 0.8012
0.7745 103.4472
0.9827 0.9009
109.0783
Sumber: BPS 2013, diolah;
a
dihitung berdasarkan three year moving average
Tabel 5.11 juga menunjukkan bahwa pada komoditas bawang merah tidak terjadi penurunan harga impor yang memicu terjadinya price-based SSM,
walaupun pada tahun 2012 terjadi penurunan hingga mendekati trigger dimana harga impor pada tahun tersebut senilai 88 dari harga referensi.
Tabel 5.11 Price-based SSM Komoditas Bawang Merah Tahun
Harga Impor USkg
Reference price kg
a
Perubahan 2002
0.2729 0.2744
99.4246 2003
0.3193 0.2552
125.1033 2004
0.2991 0.2850
104.9610 2005
0.3026 0.2971
101.8445 2006
0.3634 0.3070
118.3735 2007
0.4114 0.3217
127.8716 2008
0.4547 0.3591
126.6240 2009
0.4447 0.4098
108.5190 2010
0.4713 0.4369
107.8568 2011
0.4972 0.4569
108.8152 2012
0.4179 0.4711
88.7059
Sumber: BPS 2013, diolah;
a
dihitung berdasarkan three year moving average
Berdasarkan perbandingan kedua trigger untuk SSM, untuk tiga komoditas hortikultura yang diamati, trigger jauh lebih sering terpicu dari lonjakan volume
impor atau banjir impor import surge. Hal ini juga mengindikasikan bahwa harga impor memiliki harga yang relatif lebih stabil sehingga fluktuasi volume
impor tidak berdampak kepada perubahan harga impor itu sendiri.