Manfaat Penelitian Identifikasi Banjir Impor Komoditas Hortikultura dan Dampaknya terhadap Harga Domestik di Indonesia

sederhana seperti yang dilakukan oleh Mundlak dan Larson pada tahun 1992 Mundlak dan Larson dalam Abbot et al. 2011 sebagai berikut: it jt t 1 Dimana it merupakan harga untuk pasar domestik i dan jt adalah harga pasar dunia j pada periode t, dan merupakan parameter yang diestimasi dan t adalah error term. Hipotesis nol dari regresi ini adalah harga untuk kedua pasar terintegrasi dan tertransmisikan dengan sempurna dan 2 Model ini tidak dapat mendeteksi dinamika jangka pendek secara eksplisit. Untuk merefleksikan kekakuan harga, maka diberikan lag terhadap model awal sehingga, model dengan lag satu periode adalah it jt it t 3 Sehingga terbentuklah pendekatan deret waktu yang kemudian menjadi lumrah untuk analisa model yang lebih baik dalam proses-proses dinamis Baffes dan Gardner dalam Abbot et al. 2011. Error Correction Model ECM kemudian dikembangkan untuk menjelaskan dinamika jangka pendek dan ekuilibrium jangka panjang secara simultan dalam satu model. Dimana Error Correction Term didefinisikan dengan t it jt 4 kemudian terbentuklah ECM yang dinotasikan sebagai berikut: it t jt u t 5 menggambarkan koefisien kointegrasi yang mengukur hubungan jangka panjang antara harga pada Pasar Domestik i dan Pasar Dunia j. menggambarkan speed of adjustment dari koefisien, mengindikasikan seberapa besar deviasi dari ekuilibrium jangka panjang yang dapat dieliminasi dari setiap periode. menggambarkan dampak kontemporer, mengukur seberapa besar perubahan harga pada Pasar Dunia yang ditransmiskan kedalam Pasar Domestik pada periode waktu tertentu. adalah parameter jangka panjang dan dan merupakan parameter jangka pendek. Ketika secara signifikan tidak sama dengan nol, maka terjadi proses dinamis yang akan membuat harga memusat converge pada jangka panjang, sehingga LOP akan bertahan pada jangka panjang, bukan pada jangka pendek. Pendekatan ECM diatas disebut Level I Methods dalam analisis transmisi harga Barret dalam Abbot et al. 2011 dimana yang digunakan adalah hanya data harga. Level II Methods mengkombinasikan data harga dan data biaya transaksi, Parity Bounds Model PBM digunakan untuk mengestimasi studi Level II Baulch dalam Abbot et al. 2011 yang mendeteksi adanya kemungkinan non- linear sebagai perubahan rezim perdagangan untuk kegiatan ekspor dan impor. Balke dan Fomby dalam Abbot, Wu, dan Tarp, 2011, secara implisit menyatakan bahwa biaya transaksi berhubungan dengan penetapan threshold sebagai diferensiasi harga. Keterandalan hasil pendekatan Level II sangat bergantung kepada kualitas data biaya transaksi dalam PBM, yang sangatlah sulit untuk diukur. Kesulitan kuantifikasi biaya transaksi kemudian mengembangkan analisis Level III. Menurut Barret dalam Abbot et al. 2011, jika arus antar pasar dapat diketahui terjadinya, maka transfer margin akan sama dengan perbedaan harga yang terjadi, sehingga data biaya transaksi dapat dihilangkan dalam analisis Level