Pola pengembalian kredit berdasarkan agunan Tabel 14. Pola pengembalian kredit berdasarkan agunan

k. Pola pengembalian kredit berdasarkan omset usaha Tabel 13. Pola pengembalian kredit berdasarkan omset usaha NO Omset Usaha Rupiah Karakteristik Pengembalian Tunggakan Jumlah Proporsi Dapat Mengangsur Tidak Dapat Mengangsur Jumlah orang Proporsi Jumlah orang Proporsi 1 Rp1.000.000 – Rp20.000.000 55 75.34 43 53.09 98 63.64 2 Rp20.000.001 – Rp40.000.000 9 12.33 16 19.75 25 16.23 3 Rp40.000.001 – Rp60.000.000 4 5.48 9 11.11 13 8.44 4 Rp60.000.001 – Rp80.000.000 2 2.74 7 8.64 9 5.84 5 Rp80.000.000 3 4.11 6 7.41 9 5.84 Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00 Pada Tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa debitur dengan omset usaha sebesar Rp1.000.000 – Rp20.000.000 per bulan mengalami ketidaklancaran dalam pengembalian kredit sebanyak 98 orang 63,64. Proporsi debitur dengan omset usaha sebesar Rp1.000.000 – Rp20.000.000 per bulan dan menunggak tergolong dalam kategori masih dapat mengangsur sebanyak 75,34 dan proporsi debitur menunggak dalam kategori tidak dapat mengangsur sebanyak 53,09. Berdasarkan temuan, debitur dalam kategori ini mengalami masalah karena kondisi usaha bangkrut sehingga tidak memiliki kemampuan membayar angsuran, baik disengaja maupun tidak disengaja.

l. Pola pengembalian kredit berdasarkan agunan Tabel 14. Pola pengembalian kredit berdasarkan agunan

NO Agunan Satuan Karakteristik Pengembalian Tunggakan Jumlah Proporsi Dapat Mengangsur Tidak Dapat Mengangsur Jumlah orang Proporsi Jumlah orang Proporsi 1 Household 68 93.15 75 92.59 143 92.86 2 BPKB 2 2.74 3 3.70 5 3.25 3 BPU 3 4.11 3 3.70 6 3.90 Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00 Pada Tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa debitur dengan agunan household sebanyak 102 orang 92,86 mengalami masalah dalam pengembalian kreditnya. Proporsi debitur dengan agunan household dan menunggak tergolong dalam kategori masih dapat mengangsur sebanyak 93,15 dan proporsi debitur menunggak dalam kategori tidak dapat mengangsur sebanyak 92,59. Berdasarkan temuan dan wawancara, debitur dengan agunan household kurang memiliki keseriusan dalam pembayaran angsuran karena debitur ini merasa sukarela apabila agunannya diambil alih oleh pihak kreditur untuk menutupi hutangnya. m. Pola pengembalian kredit berdasarkan suku bunga Tabel 15. Pola pengembalian kredit berdasarkan suku bunga NO Suku Bunga Satuan Karakteristik Pengembalian Tunggakan Jumlah Proporsi Dapat Mengangsur Tidak Dapat Mengangsur Jumlah orang Proporsi Jumlah orang Proporsi 1 Tinggi 34 46.58 47 58.02 81 52.60 2 Rendah 39 53.42 34 41.98 73 47.40 Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00 Pada Tabel 15 di atas dapat dilihat bahwa debitur yang keberatan dengan suku bunga mengalami pengembalian kredit yang kurang baik sebanyak 81 orang 52,60. Proporsi debitur yang merasa suku bunga GKV cukup rendah dan menunggak tergolong dalam kategori masih dapat mengangsur sebanyak 53,42 dan proporsi debitur yang merasa suku bunga GKV cukup tinggi dan menunggak dalam kategori tidak dapat mengangsur sebanyak 58,02. Berdasarkan temuan dan wawancara, biasanya debitur tetap melakukan peminjaman kredit karena terdesak akan kebutuhan dana tunai untuk sekolah, persalinan, biaya rumah sakit sehingga tidak berfikir jangka panjang. n. Pola pengembalian kredit berdasarkan jangka waktu pengembalian kredit Tabel 16. Pola pengembalian kredit berdasarkan jangka waktu pengembalian kredit NO Jangka Waktu Pengembalian Kredit Bulan Karakteristik Pengembalian Tunggakan Jumlah Proporsi Dapat Mengangsur Tidak Dapat Mengangsur Jumlah orang Proporsi Jumlah orang Proporsi 1 1 – 6 2 2.74 5 6.17 7 4.55 2 7 – 12 39 53.42 40 49.38 79 51.30 3 13 – 18 19 26.03 23 28.40 42 27.27 4 19 – 24 13 17.81 13 16.05 26 16.88 Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00 Pada Tabel 16 di atas dapat diketahui bahwa debitur dengan jangka waktu pengembalian kredit antara 7 – 12 bulan memiliki kesadaran yang kurang baik untuk mengembalikan kredit dengan jumlah 79 orang 51,30. Proporsi debitur dengan jangka waktu pengembalian kredit antara 7 – 12 bulan dan menunggak tergolong dalam kategori masih dapat mengangsur sebanyak 53,42 dan proporsi debitur menunggak dalam kategori tidak dapat mengangsur sebanyak 49,58. Berdasarkan temuan dan wawancara, debitur dalam kategori ini mengalami masalah karena terjadinya pergantian collector sehingga terjadi keterlambatan pembayaran. 4.6. Analisis Faktor – Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengembalian Kredit Bermasalah di GKV Bogor Faktor faktor yang mempengaruhi debitur untuk mengembalikan tunggakan kredit kredit bermasalah adalah usia, jenis kelamin, status, pendidikan, lama menempati tempat tinggal, kepemilikan tempat tinggal, jarak GKV dengan lokasi rumah dan jumlah tanggungan keluarga, pinjaman lain, pengalaman usaha, omset usaha, agunan, suku bunga, jangka waktu pengembalian kredit. Variabel respon dalam hal ini terdiri dua alternatif pilihan yaitu penunggak masih dapat mengangsur 1 dan penunggak yang tidak dapat mengangsur 0. Pada tingkat kepercayaan 90 persen α = 0,10, nilai uji G pada model regresi logistik ini adalah 157,417 dengan nilai P = 0,001. Hal ini menunjukan bahwa nilai P 0,015 alpha 10 maka tolak H , artinya minimal ada satu peubah bebas yang berpengaruh nyata atau model regresi significant. Dapat disimpulkan bahwa satu diantara variabel usia, jenis kelamin, status, pendidikan, lama menempati tempat tinggal, kepemilikan tempat tinggal, jarak GKV dengan lokasi rumah dan jumlah tanggungan keluarga, pinjaman lain, pengalaman usaha, omset usaha, agunan, suku bunga, jangka waktu pengembalian kredit berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit bermasalah ke GKV Bogor. Dalam hipotesa sebelumnya disebutkan bahwa H : lama menempati tempat tinggal diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit dan H 1 : lama menempati tempat tinggal diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit, H : pinjaman lain diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit, H 1 : pinjaman lain diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit, H : suku bunga diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit dan H 1 : suku bunga diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit. Dilihat dari uji Goodness of fit yang terdiri dari uji Hosmer and Lemeshow menunjukan bahwa semua nilai P 0,647 5 α = 0,05 maka terima H . Hal ini menunjukan bahwa model yang diperoleh dari analisis regresi logistik sudah fit. Hasil pengolahan regresi logistik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit dapat dilihat pada Tabel 17 dan Tabel 18. Hasil pengolahan dengan regresi logistik menghasilkan variabel yang berpengaruh nyata signifikan dan variabel yang tidak berpengaruh nyata tidak signifikan terhadap pengembalian kredit. Identifikasi variabel yang signifikan dapat dilihat dari nilai P dari variabel yang bersangkutan. Jika nilai P suatu variabel lebih kecil dari 10 persen P 10 maka variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit begitu pula sebaliknya. Tabel 17. Faktor yang berpengaruh nyata significant terhadap pengembalian kredit Faktor yang Berpengaruh Nyata Significant No Variabel Koefisien P-Value Odds Ratio 1 Lama menempati tempat tinggal X 5 0,027 0,087 1,027 2 Pinjaman lain X 9 2,145 0,004 8,545 3 Suku bunga X 13 1,644 0,002 5,176 Dilihat dari nilai P sebesar 0,087 α 10, artinya X 5 lama menempati tempat tinggal berpengaruh nyata terhadap Y, tolak H = tidak berpengaruh dan terima H 1 = berpengaruh. Berdasarkan nilai odds ratio 1,027 artinya debitur dengan lama menempati tempat tinggal lebih dari 1 tahun memiliki peluang untuk mampu mengangsur kredit dengan lancar sebesar 1,027 kalinya dibandingkan dengan debitur dengan lama menempati tempat tinggal kurang dari 1 tahun, dengan asumsi variabel lainnya tetap. Dilihat dari nilai P sebesar 0,004 α 10 artinya, X 9 pinjaman lain berpengaruh nyata terhadap Y, tolak H = tidak berpengaruh dan terima H 1 = berpengaruh. Berdasarkan nilai odds ratio 8,545 artinya debitur yang tidak memiliki pinjaman lain memiliki peluang untuk mampu mengangsur kredit dengan lancar sebesar 8,545 kalinya dibandingkan dengan debitur yang memiliki pinjaman lain, dengan asumsi variabel lainnya tetap. Dilihat dari nilai P sebesar 0,002 α 10 artinya, X 13 suku bunga berpengaruh nyata terhadap Y, tolak H = tidak berpengaruh dan terima H 1 = berpengaruh. Berdasarkan nilai odds ratio 5,176 artinya debitur yang merasa bahwa suku bunga GKV rendah memiliki peluang untuk mampu mengangsur kredit dengan lancar sebesar 5,176 kalinya dibandingkan dengan debitur yang merasa bahwa suku bunga GKV tinggi, dengan asumsi variabel lainnya tetap. Tabel 18. Faktor yang tidak berpengaruh nyata tidak significant terhadap pengembalian kredit Faktor yang Tidak Berpengaruh Nyata Tidak Significant No Variabel Koefisien P-Value Odds Ratio 1 Usia X 1 -0,030 0,207 0,970 2 Jenis kelamin X 2 -0,180 0,675 0,835 3 Status X 3 0,911 Status X 3 1 -0,303 0,771 0,738 Status X 3 2 0,067 0,931 1,059 4 Tingkat pendidikan X 4 -1,182 0,697 Tingkat pendidikan X 4 1 -0,351 0,332 0,307 Tingkat pendidikan X 4 2 0,131 0,727 0,704 Tingkat pendidikan X 4 3 -0,543 0,826 1,140 Tingkat pendidikan X 4 4 0,027 0,510 0,581 5 Kepemilikan tempat tinggal X 6 0,429 Kepemilikan tempat tinggal X 6 1 -0,349 0,681 0,706 Kepemilikan tempat tinggal X 6 2 0,266 0,773 1,304 6 Jarak rumah dengan GKV X 7 0.075 0,212 1,078 7 Jumlah tanggungan keluarga X 8 0.010 0,946 1,010 8 Pengalaman usaha X 10 -0,007 0,787 0,993 9 Omset usaha X 11 0.000 0,738 1,000 10 Agunan X 12 0,201 Agunan X 12 1 2,484 0,108 11,995 Agunan X 12 2 0,422 0,844 1,525 11 Jangka Waktu Pengembalian Kredit X 14 -0,001 0,991 0,999

4.7. Metode Analisis 5C the five of credit