Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit Kredit 1 Pengertian kredit

proyekusaha serta seberapa besar kesiapan teknik dan menjalankan operasi usahanya nanti sebagai suatu business entity. 4. Aspek manajemen, mengukur kemampuan dan kecakapan dalam mengelola usaha atau manajemen perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya. 5. Aspek keuangan, bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangannya. 6. Aspek sosial ekonomi, suatu kajian terhadap value added yang dimiliki perusahaan dari sudut pandang social dan makroekonomi terutama manfaat sosial ekonomi yang diterima oleh pemerintah maupun masyarakat seperti perluasan lapangan kerja dan pendapatan pajak pemerintah.

2.2.6 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Jaminan kredit yang diberikan debitur kepada lembaga pembiayaan merupakan tambahan untuk melindungi kredit yang macet. Penilaian terhadap suatu kredit yang telah dilakukan sebelumnya akan menggeser fungsi jaminan sehingga fungsinya hanya untuk berjaga-jaga. Proses ini dilakukan melalui analisa kredit. Sebelum kreditur menyalurkan kreditnya dilakukan beberapa penilaian yang berisikan informasi pada kreditur atas itikad baik dan kemampuan bayar debitur untuk melunasi pinjaman dan bunganya Fahmi dan Lavianti, 2010. Metode analisis 5C adalah sebagai berikut : 1. Character Analisis ini dapat dilakukan dengan pendekatan human resource dan psikologis. Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang debitur baik dari pekerjaan maupun yang bersifat pribadi bersifat : gaya hidup, keadaan keluarga, kebiasaan dan sebagainya. Ini semua ukuran “kemauan” membayar moral risk. Tujuan untuk memahami hal ini menyangkut kejujuran debitur dalam urusannya untuk berusaha memenuhi kewajibannya willingness to pay. Pendekatan lainnya mengenai karakteristik dapat dicari melalui Bank checking yaitu kemampuan bank untuk melakukan pengecekan. 2. Capacity Capasity berhubungan dengan bussines record atau kemampuan debitur dalam mengelola bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang telah disalurkan. Hal ini dapat dilihat dari laporan rugilaba per tahun. Bussines risk merupakan perhitungan kemungkinan resiko bisnis yang akan timbul. Trade checking adalah usaha mengamati situasi perdagangan secara makro dan mikro. 3. Capital Hal ini menyangkut kemampuan modal yang dimiliki seseorang pada saat melakukan usahanya. Melihat penggunaan modal efektif dapat dilihat dari laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Secara umum hal ini dapat dilihat dari balance sheet, income statement, capital structure, return on euity, return on investment. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini. Financial risk merupakan kemungkinan resiko keuangan yang akan timbul. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan membiayai seluruh proyek jangka pendek. Solvabilitas adalah kemampuan debitur melunasi seluruh kewajibannya dalam jangka panjang. Rentabilitas merupakan kemampuan debitur memperoleh keuntungan usahanya. 4. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon debitur baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Barang ini dapat berupa tanah, bangunan, otomotif, mesin, surat keputusan atau apapun yang dapat disetujui sebagai jaminan. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Ini merupakan pertahanan akhir apabila debitur mengalami kerugian usaha. 5. Condition Penilaian kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang dijalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai sebaiknya memliliki prospek baik, sehingga kemungkinan kredit itu bermasalah semakin kecil. Kondisi dapat dilihat dari segi legalisasi keberadaan usaha. Kondisi perekonomian menyangkut tingkat pertumbuhan ekonomi yang telah terjadi, angka inflasi, jumlah penganguran, purchasing power parity daya beli, penerapan kebijakan moneter, iklim dunia usaha yaitu regulasi pemerintah dan situasi ekonomi internasional yang tengah berkembang.

2.2.7 Pengawasan Kredit