dengan menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan pemberian kredit dan pelunasannya.
4. Risiko Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan oleh 2 hal yaitu debitur yang
sengaja tidak membayar kreditnya dan debitur yang sengaja. Penyebab tidak tertagih sebenarnya karena adanya suatu tenggang waktu
pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihmacet dalam pemberian kredit. Semakin panjang jangka waktu kredit semakin besar
resiko tidak tertagih. Resiko ini menjadi tanggungan kreditur baik resiko yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
5. Balas jasa Keuntungan atas pemberian suatu kredit pembiayaan yang dikenal sebagai
bunga untuk bank konvensional atau bagi hasil untuk bank syariah. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi, komisi, serta biaya administrasi
kredit ini merupakan keuntungan utama banklembaga keuangan.
2.2.5 Analisa Kredit
Fahmi dan Lavianti 2010, menyatakan bahwa pada saat suatu pengerjaan usaha dilaksanakan dan membutuhkan dana yang sifatnya
eksternal maka pengajuan kepada pihak perbankan adalah salah satu alternatif pembiayaan yang dapat ditempuh. Analisa kredit dapat dianggap feasible dan
infeasible layak atau tidak layak untuk realisasi pinjaman yang diajukan oleh calon debitur.
Pengertian feasible dari segi perspektif kredit adalah suatu analisa yang mencoba mengkaji secara serius pengajuan atau permohonan kredit dari
lembaga yang membutuhkan dana guna membiayai suatu usaha dengan menjelaskan secara rinci tentang kemampuannya untuk mengembalikan
pinjaman tersebut secara tepat waktu dan siap menanggung segala resiko yang akan terjadi dan semua itu dilindungi oleh jaminan yang dimilikinya.
Menurut Siamat 2004, analisa kredit adalah proses menganalisa calon debitur guna memperoleh indikasi kemungkinan terjadinya default
kegagalan debitur membayar kembali kredit yang diterimanya, angsuran pokok beserta bunga yang telah disepakati. Langkah yang tepat untuk
mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi dalam proses pemberian kredit adalah melakukan analisa pemberian kredit. Sebelum
melaksanakan kegiatan tersebut ada beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu pemilihan pendekatan yang akan dipakai dalam melaksanakan analisa
kredit yaitu : 1. Pendekatan jaminan collateral approach
2. Pendekatan karakter character approach 3. Pendekatan kemampuan pelunasan atas kredit yang diberikan
repayment approach 4. Pendekatan tingkat keterlaksanaan proyek usaha calon debitur
feasibility approach 5. Pendekatan bank pembangunan development bank approach
Menurut Fahmi dan Lavianti 2010 bank dan non bank dalam memberikan kredit harus berdasarkan analisis pemberian kredit yang
memadai, agar kredit yang diberikan tidak menjadi kredit macet. Apabila kredit yang diberikan mengalami kemacetan, maka kemampuan bank dan non
bank untuk memenuhi kewajiban terhadap para penyimpan dananya akan menurun.
Berdasarkan ketentuan
Bank Indonesia,
kreditur diharuskan
melakukan penelitian yang seksama terhadap kesanggupan dan kemampuan debitur untuk melaksanakan proyeknya dan pengembalian kredit yang
diterimanya. Adapun metode analisis 6A menurut Dendawijaya dalam Haloho meliputi :
1. Aspek yuridis hukum, bertujuan untuk meneliti ketentuan-ketentuan legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memperoleh
bantuan kredit atau pembiayaan dari bank. 2. Aspek pasar dan pemasaran, mengkaji kemungkinan pangsa pasar yang
dapat diraih bagi produkjasa perusahaan yang akan dibiayai oleh kredit serta meneliti tentang strategi pemasaran yang akan dilakukan pengusaha
dalam menghadapi persaingan yang akan kompetitif. 3. Aspek teknis, bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan
pengusaha dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan
proyekusaha serta seberapa besar kesiapan teknik dan menjalankan operasi usahanya nanti sebagai suatu business entity.
4. Aspek manajemen, mengukur kemampuan dan kecakapan dalam mengelola usaha atau manajemen perusahaan dalam menjalankan aktivitas
usahanya. 5. Aspek keuangan, bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam mengelola keuangannya. 6. Aspek sosial ekonomi, suatu kajian terhadap value added yang dimiliki
perusahaan dari sudut pandang social dan makroekonomi terutama manfaat sosial ekonomi yang diterima oleh pemerintah maupun
masyarakat seperti perluasan lapangan kerja dan pendapatan pajak pemerintah.
2.2.6 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit