Analisa Mutu Produk Uji Organoleptik Rancangan Percobaan

14 Gambar 3. Diagram Proses Pembuatan Sabun Transparan

3.2.3 Analisa Mutu Produk

Analisa yang dilakukan pada produk adalah analisa yang didasarkan pada standar mutu sabun mandi SNI 06-3532-1994 tentang syarat mutu sabun mandi dan beberapa parameter analisis yang didasarkan pada literatur berkenaan dengan sabun. Prosedur analisia yang dilakukan dapat dilihat di Lampiran 2. Asam Stearat Padat Gliserin Etanol Sabun Transparan NaCl Sukrosa DEA Air Stok Sabun NaOH 30 Minyak Nabati Asam Stearat Cair Pemanasan T = 70-80 o C Penyabunan Pengadukan T = 70-80 o C Pencetakan 15

3.2.4 Uji Organoleptik

Uji organoleptik pada produk sabun transparan dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap transparansi, tekstur, daya busa dan kesan bersih pada kulit setelah pemakaian sabun transparan. Uji ini menggunakan panelis sebanyak 30 orang dengan skala 1-5. Skala penilaian yang diberikan, yaitu 1 tidak suka, 2 agak tidak suka, 3 biasa, 4 agak suka, dan 5 suka. Analisis data untuk uji organoleptik dilakukan dengan metode statistika non parametrik menggunakan uji Friedman. Contoh lembar uji organoleptik dapat dilihat di Lampiran 3.

3.2.5 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap faktor tunggal yaitu perlakuan kombinasi minyak nabati. Sabun transparan dalam penelitian ini dibuat dengan mencampurkan dua jenis minyak nabati. Minyak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak sawit dan minyak jarak. Penelitian ini memiliki enam perlakuan taraf yaitu sebagai berikut : Taraf 1 = sabun yang dibuat dari campuran minyak kelapa : minyak sawit 5:15 Taraf 2 = sabun yang dibuat dari campuran minyak kelapa : minyak sawit 10:10 Taraf 3 = sabun yang dibuat dari campuran minyak kelapa : minyak sawit 15:5 Taraf 4 = sabun yang dibuat dari campuran minyak kelapa : minyak jarak 5:15 Taraf 5 = sabun yang dibuat dari campuran minyak kelapa : minyak jarak 10:10 Taraf 6 = sabun yang dibuat dari campuran minyak kelapa : minyak jarak 15:5 Pada penelitian dilakukan dua kali ulangan sehingga memiliki dua belas satuan percobaan. Model matematis untuk rancangan percobaan yang digunakan Sudjana, 1994 adalah sebagai berikut: Yij = Variabel yang dianalisis pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Rata-rata yang sebenarnya τi = Pengaruh perbandingan persentase minyak nabati, pada perlakuan ke-i 1,2,3,4,5,6 εij = Pengaruh galat percobaan i = Jumlah perlakuan = 1, 2, 3, 4, 5, 6 j = Jumlah ulangan pada perlakuan ke-i = 1, 2 Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam ANOVA pada tingkat kepercayaan 95, apabila terdapat perbedaan nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui pengaruh perlakuan taraf terhadap hasil pengamatan. Uji Duncan melibatkan perhitungan batas angka yang diperoleh dari hasil pengamatan untuk menentukan perbedaan antara enam perlakuan taraf sebagai hasil yang berbeda nyata atau tidak berbeda nyata. Perhitungan uji Duncan ini memerlukan sederetan nilai yang saling berkaitan. Langkah-langkah perhitungan uji Duncan adalah sebagai berikut. 1. Seluruh rataan perlakuan diperingkatkan dengan urutan menurun atau naik. Biasanya, rataan perlakuan diperingkatkan dari perlakuan hasil tertinggi ke perlakuan hasil terendah. 2. Dihitung nilai S d dan nilai beda nyata terkecil. Yij = µ + τ i + ε ij 16 2s 2 r S d = √ dan R p = Keterangan : S d = galat baku perbedaan rataan yang dihitung S 2 = kuadrat tengah galat dalam sidik ragam r = banyaknya ulangan 1,2 R p = nilai beda nyata terkecil r p = nilai yang diperoleh dari tabel distribusi Duncan 5 3. Lalu dilakukan pengelompokkan terhadap seluruh rataan perlakuan yang tidak berbeda nyata. Hasil uji Duncan biasanya dinyatakan dalam bentuk huruf. Hasil yang berbeda nyata ditunjukkan oleh huruf yang berbeda dan hasil yang tidak berbeda nyata ditunjukkan oleh huruf yang sama. r p S d √2 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 KARAKTERISASI MINYAK

Sabun merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dan NaOH. Asam lemak yang digunakan untuk membuat sabun transparan berasal dari tiga jenis minyak, yaitu minyak kelapa, RBDPO Refined Bleached Deodorized Palm Oil dan minyak jarak. Analisis yang dilakukan terhadap minyak yang digunakan sebagai sumber asam lemak dalam pembuatan sabun transparan adalah asam lemak bebas dan bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iod, dan bilangan peroksida.

4.1.1 Kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan Asam

Bilangan asam adalah jumlah alkali yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas dalam sejumlah contoh minyak atau lemak. Kadar asam lemak bebas merupakan persentase bobot bb dari asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak atau lemak. Semakin tinggi kadar ALB suatu minyak menunjukkan bahwa minyak semakin tidak baik karena minyak akan semakin tengik, indeks bias minyak akan semakin meningkat, dan titik asap minyak akan semakin menurun. Asam lemak bebas dalam minyak atau lemak berasal dari reaksi oksidasi, hidrolisis, pemanasan, dan lain- lain. Hasil analisis bilangan asam dan kadar asam lemak bebas minyak kelapa, RBDPO dan minyak jarak dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Analisis Asam Lemak Bebas dan Bilangan Asam Bahan ALB Bilangan Asam Minyak Kelapa 0.10 0.275 RBDPO 0.15 0.315 Minyak jarak 0.22 0.44 Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapat bahwa semua jenis minyak yang digunakan memiliki kadar ALB dan bilangan asam rendah yang menandakan bahwa minyak yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak yang berkualitas baik.

4.1.2 Bilangan Penyabunan

Bilangan penyabunan adalah jumlah alkali yang dibutuhkan untuk menyabunkan sejumlah contoh minyak atau lemak. Bilangan penyabunan digunakan untuk menentukan bobot molekul minyak secara kasar. Minyak yang tersusun oleh asam lemak rantai C pendek berarti mempunyai bobot molekul yang relatif kecil yang akan mempunyai angka penyabunan yang besar. Hasil analisis bilangan penyabunan dapat dilihat pada Tabel 11.