Asam Stearat C Natrium Hidroksida NaOH Dietanolamida C

10 penambahan propilen glikol, sorbitol, polietilen glikol, surfaktan amfoterik dan surfaktan anionik dapat juga ditambahkan sebagai transparent agent agar melengkapi fungsi yang sama dengan gliserin Mitsui, 1997. Berikut adalah penjelasan mengenai komponen lain yang digunakan dalam formulasi sabun transparan :

2.4.1 Asam Stearat C

18 H 36 O 2 Asam stearat adalah jenis asam lemak dengan rantai hidrokarbon yang panjang, mengandung gugus karboksil di salah satu ujungnya dan gugus metil di ujung yang lain. Asam stearat memiliki 18 atom karbon dan merupakan asam lemak jenuh karena tidak memiliki ikatan rangkap di antara atom karbonnya. Menurut Mitsui, 1997, asam stearat sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan krim dan sabun. Asam stearat berbentuk padatan berwarna putih kekuningan dan berperan dalam memberikan konsistensi dan kekerasan pada sabun.

2.4.2 Natrium Hidroksida NaOH

Natrium hidroksida adalah senyawa alkali berbentuk butiran padat berwarna putih dan memiliki sifat higroskopis, serta reaksinya dengan asam lemak menghasilkan sabun dan gliserol. NaOH sering digunakan dalam industri pembuatan hard soap. NaOH merupakan salah satu jenis alkali basa kuat yang bersifat korosif serta mudah menghancurkan jaringan organik yang halus. Menurut Departemen Perindustrian 1984, banyaknya alkali yang akan digunakan dalam pembuatan sabun transparan dapat ditentukan dengan melihat besarnya bilangan penyabunan.

2.4.3 Dietanolamida C

4 H 11 NO 2 Dietanolamida DEA adalah surfaktan nonionik yang dihasilkan dari minyak atau lemak. Dalam sediaan kosmetika, DEA berfungsi sebagai surfaktan dan zat penstabil busa. Surfaktan adalah senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang berfungsi untuk menyatukan fasa minyak dengan fasa air. Suryani et al. 2002, menyatakan bahwa dietanolamida dapat meningkatkan tekstur kasar busa serta dapat mencegah proses penghilangan minyak secara berlebihan pada kulit dan rambut. Menurut Williams dan Schmitt 2002, dietanolamida berbasis minyak kelapa merupakan dietanolamida yang paling umum digunakan, walaupun efek pengentalannya berkurang jika ditambahkan gliserol. Harga dietanolamida juga relatif murah dan lebih mudah ditangani dibanding senyawa amida murni lain yang berbasis metil ester.

2.4.4 Gliserin C