18
Tabel 11. Hasil Analisis Bilangan Penyabunan
Bahan Bilangan Penyabunan
Literatur
Minyak Kelapa 258.30
250 – 280 RBDPO
196.27 196 – 205
Minyak jarak 178.86
176 – 181 Besarnya bilangan penyabunan tergantung dari bobot molekul minyak yang dianalisis.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa bilangan penyabunan tertinggi dimiliki oleh minyak kelapa. Hal ini disebabkan karena asam lemak dominan dalam minyak kelapa yaitu asam laurat
memiliki bobot molekul paling kecil jika dibandingkan dengan asam lemak dominan dalam RBDPO dan minyak jarak. Sama halnya dengan bilangan penyabunan RBDPO yang lebih tinggi dari bilangan
penyabunan minyak jarak karena bobot molekul asam oleat lebih kecil daripada bobot molekul asam risinoleat. Dalam pembuatan sabun transparan bilangan penyabunan digunakan untuk menghitung
jumlah alkali yang dibutuhkan untuk menyabunkan seluruh minyak yang digunakan secara sempurna.
4.1.3 Bilangan Iod
Bilangan iod adalah jumlah iod yang dapat diikat oleh seratus gram minyak atau lemak. Asam lemak tidak jenuh dalam minyak mampu menyerap sejumlah iod dan membentuk senyawa
jenuh. Dengan demikian, jumlah iod menunjukkan jumlah ikatan rangkap ikatan tidak jenuh dalam minyak. Hasil analisis bilangan iod dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Analisis Bilangan Iod
Bahan Bilangan Iod
Literatur
Minyak Kelapa 8.38
7.5 – 10.5 RBDPO
55.23 48 – 56
Minyak jarak 82.34
82 – 88 Hasil analisis menunjukkan bahwa bilangan iod tertinggi sampai terendah secara berturut
turut dimiliki oleh minyak jarak, RBDPO dan minyak kelapa. Ketidakjenuhan minyak digunakan untuk menentukan beberapa karakteristik minyak, seperti titik cair dan bilangan peroksida. Jika
bilangan iod semakin tinggi, maka ikatan rangkap yang terkandung dalam minyak akan semakin banyak. Semakin banyak jumlah ikatan rangkap pada minyak maka titik cair minyak semakin rendah
dan menyebabkan minyak semakin mudah teroksidasi sehingga bilangan peroksidanya semakin tinggi. Dalam pembuatan sabun transparan, bilangan iod minyak yang akan digunakan perlu diketahui
untuk mengidentifikasi ketahanan sabun pada suhu tertentu. Asam lemak tak jenuh mempunyai titik leleh yang lebih rendah daripada asam lemak jenuh, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih
lembek dan mudah mencair pada suhu tinggi.
4.1.4 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak. Asam lemak tidak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya dan membentuk
19
senyawa peroksida. Bilangan peroksida berguna untuk mengukur tingkat kerusakan minyak dengan mengukur tingkat oksidasinya. Asam-asam lemak yang berikatan dengan oksigen akan terurai
membentuk senyawa dengan rantai molekul yang lebih pendek. Jika jumlah molekul rantai pendek dalam minyak semakin banyak, maka minyak akan semakin tengik berbau tidak sedap. Hasil analisis
bilangan peroksida dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Hasil Analisis Bilangan Peroksida
Bahan Bilangan Peroksida
Minyak Kelapa 0.68
RBDPO 1.78
Minyak jarak 3.13
Hasil analisis menunjukkan bahwa bilangan peroksida tertinggi sampai terendah secara berturut-turut dimiliki oleh minyak jarak, RBDPO, dan minyak kelapa. Bilangan peroksida suatu
minyak berbanding lurus dengan bilangan iodnya. Berdasarkan data yang diperoleh, minyak jarak memiliki bilangan peroksida paling tinggi karena memiliki ikatan rangkap lebih banyak daripada
RBDPO dan minyak kelapa sehingga minyak jarak lebih banyak mengalami reaksi oksidasi dan membentuk senyawa peroksida. Sama halnya dengan RBDPO dan minyak kelapa. Dalam pembuatan
sabun transparan bilangan peroksida minyak digunakan untuk menjaga kualitas sabun yang dihasilkan. Jika bilangan peroksida tinggi maka sabun yang dihasilkan akan mudah teroksidasi saat
terkena udara dan mengurai menjadi senyawa aldehid dan keton yang berantai pendek dan mudah menguap.
4.2 ANALISIS MUTU SABUN TRANSPARAN