11
gliserin berfungsi untuk menghasilkan penampakan yang transparan dan memberikan
kelembaban pada kulit humektan.
Humektan moisturizer adalah skin conditioning agents yang dapat meningkatkan kelembaban kulit. Menurut Mitsui 1997, gliserin telah digunakan sejak lama sebagai
humektan karena gliserin merupakan komponen higroskopis yang dapat mengikat air dan mengurangi jumlah air yang meninggalkan kulit. Efektifitas gliserin tergantung pada
kelembaban lingkungan di sekitarnya. Humektan contohnya gliserin dan propilen glikol, dapat melembabkan kulit pada kondisi kelembaban tinggi. Mitsui 1997 juga menyatakan bahwa
gliserin dengan konsentrasi 10 dapat meningkatkan kehalusan dan kelembutan kulit.
2.4.5 Natrium Klorida NaCl
Natrium klorida merupakan bahan berbentuk butiran kristal kubik berwarna putih dan bersifat higroskopis rendah. NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun
transparan karena berfungsi sebagai elektrolit dan turut berperan dalam pembentukan busa. Untuk menghasilkan sabun berkualitas tinggi, NaCl yang digunakan harus bebas dari unsur
besi, kalsium dan magnesium Shrivastava, 1982. Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu
tinggi di dalam sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam brine atau padatan kristal. NaCl juga digunakan untuk memisahkan
produk sabun dan gliserol. Gliserol tidak mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap.
2.4.6 Etanol C
2
H
5
OH
Etanol berfungsi sebagai pelarut dalam pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak sehingga akan menghasilkan sabun dengan kelarutan
yang tinggi Puspito, 2008. Selain itu, etanol juga berfungsi untuk membentuk tekstur transparan sabun Shrivastava, 1982.
2.4.7 Sukrosa C
12
H
22
O
11
Menurut Mitsui 1997 glukosa atau sukrosa berfungsi sebagai transparent agent dan humektan. Glukosa merupakan monosakarida dengan enam atom C, sedangkan sukrosa
merupakan penggabungan molekul-molekul glukosa dan fruktosa.
2.4.8 Air
Air merupakan pelarut yang bersifat polar dan tidak dapat bercampur dengan fraksi lemak. Menurut Winarno 1997, sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom oksigen yang
berikatan kovalen dengan dua atom hidrogen.
12
III. METODOLOGI
3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah minyak kelapa minyak goreng merk “Barco”, RBDPO minyak goreng sawit merk “Superindo” dan minyak jarak dibeli dari PT.
Brataco Chemica, Bogor.
3.1.2 Bahan Kimia
Bahan kimia yang digunakan adalah asam stearat, NaOH, gliserin, etanol, sukrosa, dietanolamida DEA, NaCl, alkohol netral, asam asetat glasial, kloroform, KI jenuh,
natrium tiosulfat, pereaksi Hanus, KI 20, HCl, H
2
SO
4
, KOH dalam etanol, etanol 96, BaCl
2
20, KOH, indikator PP dan indikator metil oranye.
3.1.3 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan sabun transparan adalah hot plate, penangas air, buret, sudip, timbangan digital, pendingin tegak, termometer, gelas piala,
pengaduk kaca, erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur, labu Cassia, labu pemisah, tabung reaksi, corong, alat titrasi, vortex, oven, freezer, pipet tetes, pipet volumetrik, pH meter,
penetrometer, desikator, spektrofotometer, cawan aluminium, penggaris, strirrer, penyaring vakum, kertas saring dan kaca arloji.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Karakterisasi Minyak
Karakterisasi minyak dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat dari minyak yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun transparan. Karakterisasi yang dilakukan
adalah analisis kadar asam lemak bebas dan bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iod, serta bilangan peroksida. Prosedur karakterisasi minyak dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.2.2 Pembuatan Sabun Transparan
Pemilihan formula untuk pembuatan sabun transparan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kusumah 2004. Formulasinya disajikan
dalam Tabel 9. Kombinasi jenis minyak nabati yang digunakan adalah :
• Minyak kelapa : RBDPO 5:15
• Minyak kelapa : RBDPO 10:10