4
dalam bentuk pertikel-partikel kecil, sehingga obyek yang berada di balik sabun dapat terlihat dengan jelas hingga jarak 6 cm.
Sabun transparan adalah jenis sabun yang digunakan untuk wajah dan tubuh yang dapat menghasilkan busa yang lebih lembut di kulit dan penampakannya lebih berkilau jika
dibandingkan dengan jenis sabun yang lain Hambali et al., 2005.
Proses pembuatan sabun transparan telah dikenal sejak lama. Produk sabun transparan yang cukup dikenal adalah pears transparent soap. Sama halnya dengan sabun mandi biasa,
sabun transparan juga merupakan reaksi hasil penyabunan antara asam lemak dan basa kuat,
yang membedakan hanya penampilan yang transparan Mitsui, 1997.
Sabun transparan dapat dihasilkan dengan beberapa cara berbeda. Salah satu metode tertua adalah dengan cara melarutkan sabun dalam alkohol dengan pemanasan lembut untuk
membuat larutan jernih yang kemudian diberi pewangi dan pewarna. Warna dari sabun batangan akhir tergantung pada pilihan bahan awal dan bila tidak digunakan sabun yang
berkualitas baik, maka kemungkinan produk akhir akan berwarna sangat kuning Williams dan Schmitt, 2002.
Proses tradisional pembuatan sabun transparan mencakup penghilangan sebagian alkohol melalui destilasi dan pencetakan sabun dari sabun cair menjadi blok. Blok tersebut
dibiarkan hingga tiga bulan sebelum dicetak dan dikemas ke dalam penampilan akhirnya. Proses ini merupakan proses yang mahal. Kini telah dikembangkan metode yang lebih murah
dengan menggunakan minyak nabati dengan penambahan transparent agents seperti sukrosa gula. Metode ini memungkinkan untuk membuat sabun transparan langsung dari bahan baku
penyusunnya tanpa harus melakukan prapersiapan sabun sebagai tahap perantara dalam proses.
2.2 Asam Lemak
Asam lemak merupakan asam karboksilat yang berantai panjang yang dapat bersifat jenuh atau tidak jenuh, dengan panjang rantai berbeda-beda tetapi bukan siklik atau
bercabang. Asam-asam lemak dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Penggolongan tersebut berdasarkan perbedaan bobot molekul dan
derajat ketidakjenuhannya Winarno, 1997. Menurut Cavitch 2001, setiap asam lemak memberikan sifat yang berbeda pada sabun
yang dihasilkan. Sabun yang dihasilkan dari asam lemak dengan bobot molekul kecil akan lebih lunak daripada sabun yang dibuat dari asam lemak dengan bobot molekul besar. Asam
lemak yang digunakan dalam pembuatan sabun adalah yang memiliki rantai karbon berjumlah 12-18 C
12
-C
18
. Asam lemak dengan rantai karbon kurang dari 12 tidak memiliki efek sabun soapy effect
dan asam dapat menimbulkan iritasi pada kulit, sementara asam lemak dengan rantai karbon lebih dari 20 memiliki kelarutan yang sangat rendah. Asam lemak dengan rantai
karbon 12-14 memberikan fungsi yang baik untuk pembusaan sementara asam lemak dengan rantai karbon 16-18 baik untuk kekerasan dan daya detergensi Cavitch, 2001. Dalam Tabel 1
dapat dilihat jenis-jenis asam lemak dan pengaruhnya terhadap karakteristik sabun.
5
Tabel 1. Pengaruh Jenis Asam Lemak terhadap Karakteristik Sabun
Asam Lemak Karakteristik Sabun
Asam laurat C
12
H
24
O
2
Keras konsistensi tinggi, daya detergensi kemampuan membersihkan tinggi, kelarutan tinggi dan menghasilkan busa
yang lembut Asam linoleat C
18
H
32
O
2
Melembabkan kulit Asam miristat C
14
H
28
O
2
Keras, daya detergensi tinggi dan menghasilkan busa yang lembut
Asam oleat C
18
H
34
O
2
Melembabkan kulit Asam palmitat C
16
H
32
O
2
Keras dan menghasilkan busa yang stabil Asam risinoleat C
18
H
34
O
2
Melembabkan kulit, menghasilkan busa yang stabil dan lembut Asam stearat C
18
H
36
O
2
Keras dan menghasilkan busa yang stabil Sumber : Cavitch 2001
Secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan asam lemak yang memiliki rantai panjang, khususnya C
16
dan C
18
, akan menghasilkan sabun dengan struktur yang lebih kompak dan dapat mencegah atau memperlambat disintegrasi sabun saat terpapar oleh air. Asam-asam
lemak dengan rantai pendek, misalnya asam laurat dan asam-asam lemak lain yang memiliki kelarutan tinggi, berperan dalam kemampuan sabun untuk menghasilkan busa.
Asam-asam lemak merupakan komponen utama penyusun lemak atau minyak. Karakteristik suatu sabun sangat dipengaruhi oleh karakteristik minyak yang dipakai. Tiap-
tiap minyak memiliki jenis asam lemak yang dominan. Asam-asam lemak inilah yang nantinya akan menentukan karakteristik dari sabun yang dihasilkan. Pada Tabel 2 disajikan
pengaruh beberapa jenis minyak nabati terhadap karakteristik sabun.
Tabel 2. Pengaruh Jenis Minyak terhadap Karakteristik Sabun
Jenis Minyak Karakteristik Sabun
Konsistensi Sifat Pembusaan
Daya Detergensi Minyak Kelapa
Keras dan rapuh Cepat berbusa
Sangat bagus dalam air hangat dan dingin RBDPO
Keras dan rapuh Cepat berbusa
Sangat bagus dalam air hangat dan dingin Minyak jarak
Lunak Sedikit berbusa
Cukup Sumber : Shrivastava 1982
Sabun dengan sifat yang lengkap dan ideal dapat diperoleh dengan melakukan pencampuran minyak sehingga asam lemak pada campuran tersebut menjadi lengkap dan
kombinasinya seimbang sehingga memberikan semua sifat yang diinginkan dalam sabun.
2.3 Minyak Nabati