Jumlah Asam Lemak ANALISIS MUTU SABUN TRANSPARAN

21 Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa kadar air dan zat menguap sabun A4 berbeda nyata dengan sabun yang terbuat dari perlakuan kombinasi minyak lainnya sehingga dapat dituliskan bahwa sabun A4≠A5, A6, A2, A1 dan A3. Kadar air dan zat menguap sabun A5, A6, A2 dan A1 tidak berbeda nyata, sehingga dapat dituliskan bahwa sabun A5=A6=A2=A1. Kadar air dan zar menguap sabun A3 tidak berbeda nyata dengan sabun A1 tetapi berbeda nyata dengan sabun A5, A6 dan A2, sehingga dapat dituliskan bahwa sabun A3=A1 tetapi A3≠A5, A6 dan A2. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Hubungan Antara Perlakuan Kombinasi Minyak Nabati terhadap Kadar Air dan Zat Menguap Sabun Transparan Menurut SNI 1994, kadar air dan zat menguap sabun batang hard soap maksimal adalah 15. Hal ini menunjukkan bahwa sabun transparan yang dihasilkan memiliki kadar air dan zat menguap yang sesuai dengan SNI 1994. Shrivastava 1982 menyatakan bahwa kadar air dan zat menguap sabun maksimal adalah 30. Jika kadar airnya kurang dari 30 berarti sabun tersebut telah mengalami proses pengeringan buatan atau menjadi lebih kering karena pengaruh lingkungan tempat penyimpanan sabun. Dalam penelitian ini, kadar air sabun kurang dari 30 kemungkinan besar dikarenakan sabun telah mengalami proses pengeringan secara alami selama penyimpan sebelum sabun tersebut dianalisis.

4.2.2 Jumlah Asam Lemak

Asam lemak merupakan komponen utama penyusun minyak atau lemak. Pengukuran jumlah asam lemak dilakukan untuk mengetahui jumlah asam lemak yang terdapat dalam sabun dengan memutus ikatan antara asam lemak dengan Na pada sabun menggunakan asam kuat. Jenis asam lemak yang digunakan menentukan karakteristik sabun yang dihasilkan. Jumlah asam lemak pada sabun menunjukkan total jumlah asam lemak yang tersabunkan dan asam lemak bebas yang terkandung pada sabun. Asam lemak yang terkandung dalam sabun transparan berasal dari asam stearat dan minyak nabati yang digunakan sebagai bahan baku. Bahan lain yang mungkin menjadi sumber asam lemak adalah DEA dan gliserin. Menurut Williams dan Schmitt 2002, reaksi pembentukan DEA dan gliserin yang tidak sempurna mungkin masih menyisakan asam-asam lemak dalam bentuk aslinya. Sabun transparan yang dihasilkan memiliki jumlah asam lemak berkisar antara 29.23- 33.47. Rekapitulasi data hasil analisis sampel untuk jumlah asam lemak dapat dilihat pada Lampiran 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 A1 A2 A3 A4 A5 A6 K a d a r A ir d a n Z a t M en g u a p Perlakuan Kombinasi Minyak Keterangan : A1 = minyak kelapa : RBDPO 5:15 A2 = minyak kelapa : RBDPO 10:10 A3 = minyak kelapa : RBDPO 15:5 A4 = minyak kelapa : minyak jarak 5:15 A5 = minyak kelapa : minyak jarak 10:10 A6 = minyak kelapa : minyak jarak 15:5 22 6. Hasil analisis keragaman α= 0.05 menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi minyak nabati berpengaruh nyata terhadap jumlah asam lemak sabun transparan. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa jumlah asam lemak sabun A2, A1, A3 dan A4 tidak berbeda nyata, sehingga dapat dituliskan bahwa sabun A2=A1=A3=A4. Jumlah asam lemak sabun A4 berbeda nyata dengan sabun A6 dan A5, sehingga dapat dituliskan bahwa sabun A4≠A6 dan A5. Jumlah asam lemak sabun A6 tidak berbeda nyata dengan sabun A5, sehingga sabun A6=A5. Hasil analisis jumlah asam lemak dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Hubungan Antara Perlakuan Kombinasi Minyak Nabati terhadap Jumlah Asam Lemak Sabun Transparan Standar khusus jumlah asam lemak untuk sabun transparan belum ditemukan sehingga sebagai standar pembanding digunakan SNI 06-3532-1994 untuk sabun mandi pada umumnya. Menurut SNI 1994, jumlah asam lemak yang baik dalam sabun mandi adalah minimal 70. Artinya bahan-bahan yang ditambahkan sebagai bahan pengisi dalam sabun sebaiknya kurang dari 30. Hal ini dimaksudkan untuk mengefisienkan proses pembersihan kotoran berupa minyak atau lemak pada saat sabun digunakan. Hasil analisis jumlah asam lemak sampel tidak sesuai dengan SNI, karena sabun transparan yang dihasilkan memiliki jumlah asam lemak yang jauh di bawah SNI yaitu berkisar antara 29.23- 33.47. Hal ini terjadi karena adanya penambahan transparent agent dan berbagai bahan lain yang membuat sabun transparan mengandung lebih sedikit asam lemak daripada sabun mandi biasa Mitsui, 1997. Selain itu, rendahnya jumlah asam lemak pada sabun transparan dapat disebabkan karena adanya pengaruh alkohol yang berfungsi sebagai pelarut. Sifat polar alkohol akan menyebabkan asam lemak larut. Asam lemak dalam sabun transparan berperan sebagai pengatur konsistensi sabun. Hal ini dikarenakan sabun memiliki kemampuan terbatas untuk larut dalam air Spitz, 1996, sehingga jika jumlah asam lemak sabun rendah maka sabun akan cepat habis ketika digunakan.

4.2.3 Kadar Fraksi Tak Tersabunkan