• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Lombok Barat • Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lombok Barat
• Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lombok Barat • Sebelah barat berbatasan dengan Selat Lombok
4.2 DAS Jangkok 4.2.1 Letak dan luas
Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram termasuk ke dalam wilayah DAS Jangkok. DAS Jangkok merupakan DAS yang sangat penting di pulau
Lombok. DAS ini berbentuk bulu burung yang mengalir dari hulu Gunung Rinjani dan bermuara di Selat Lombok dengan aliran perenial. Panjang sungai utama DAS
Jangkok mencapai 47,22 km, dengan luas mencapai 176,06 Km
2
. Luas tersebut melewati empat wilayah administratif yakni Kabupaten Lombok Tengah,
Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram serta sebagian kecil wilayah Kabupaten Lombok Utara SCBFWM 2010. Berdasarkan toposekuesnya, dibagi
menjadi wilayah bagian hulu, tengah dan hilir. Wilayah bagian hulu berada di kabupaten Lombok tengah dan sebagian di kabupaten Lombok Barat. Wilayah
bagian tengah berada di di kabupaten Lombok Barat dan wilayah bagian hilir berada di Kota Mataram.
4.2.2 Kondisi geografis
Jenis tanah yang ada di kawasan DAS Jangkok terdiri dari tiga jenis yakni jenis entosol, alfisol dan inceptisol. Jenis tanah entisol merupakan jenis tanah
mineral, dengan tanpa atau sedikit perkembangan. Secara umum terdapat pada topografi berbukit maupun pegunungan dengan kemiringan lereng agak curam
hingga curam. Tekstur tanah beraneka dan pada umumnya berpasir. Jenis tanah alfisol merupakan jenis tanah yang telah mengalami perkembangan horizon dan
berasal dari batuan kapur keras Limestone maupun tuf vulkanis. Solum tanah dangkal hingga sedang dan mempunyai warna coklat hingga merah. Tekstur tanah
geluh hingga lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorbsi sedang
dan agak peka erosi. Sedangkan jenis tanah inceptisol merupakan jenis tanah
aluvial yang berkembang pada zona penggenangan. Jenis inceptisol mempunyai sifat drainase jelek.
4.2.3 Curah hujan
Iklim di kawasan Gunung Rinjani wilayah hulu DAS Jangkok termasuk tipe iklim C dengan klasifikasi Schmidth Fergusson. Iklim C agak basah dicirikan
dalam satu tahun jumlah bulan kering tiga bulan dan bulan basah delapan bulan. Hasil pengukuran curah hujan Badan Meteorologi selaparang Mataram periode
tahun 2005-2010 di wilayah Kecamatan Narmada wilayah Hulu dan Kecamatan Ampenan Wilayah Hilir menunjukkan perbedaan tingkat curah hujan masing-
masing lokasi. Hasil perhitungan pada tahun 2010 menunjukkan hasil yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, biasanya curah hujan tertinggi terjadi
kebanyakan di wilayah hulu, namun padda tahun 2010 menunjukkan bahwa curah hujan tertinggi terjadi di wilayah hilir hampir di setiap bulannya, terkecuali pada
bulan Juni dan Agustus yang menunjukkan bahwa tidak adanya hujan yan terjadi di wilayah hilir BPDAS Dodokan-Moyosari 2010.
4.2.4 Luas dan tata guna lahan
Berdasarkan hasil pembaruan data DAS Jangkok BPDAS Dodokan- Moyosari 2010 menyebutkan bahwa DAS Jangkok terdiri dari 11 Sub-DAS
sungai yakni Sungai Tembiras, Sungai Semotoq, Sungai Bentoyang, Sungai Jangkok sungai utama, Sungai Aiknyet, Sungai Bensuwe, Sungai Betung,
Sungai Sekot, Sungai Sesaot, Kali Batu Asak dan Kali Tungtungan BPDAS Dodokan-Moyosari 2010. Hulu DAS Jangkok memiliki peranan penting sebagai
cathment area untuk mensuplai kebutuhan air bagi wilayah tengah yang umumnya penggunaan lahan didominasi oleh persawahan dan wilayah hilir yang
didominasi oleh pemukiman. Lahan kering masih cukup dominan di kawasan DAS Jangkok. Berdasarkan
data yang diperoleh dari BPS dan Bappeda Provinsi NTB tahun 2010, dapat digambarkan bahwa sistem penggunaan lahan dikawasan hulu DAS Jangkok
masih didominasi oleh tanah kering yaitu sebesar 16.124 Ha atau sekitar 73 dari total penggunaan lahan dikawasan hulu, kemudian disusul dengan sawah
dengan persentase sebesar 11 dari total penggunaan lahan dikawasan hulu.
Penggunaan lahan di kawasan hilir DAS Jangkok sangat berbeda dengan sistem penggunaan lahan di kawasan hulu dan tengah yang didominasi oleh lahan kering
dan persawahan. Untuk kawasan hilir DAS Jangkok sistem penggunaan lahannya didominasi oleh lahan pemukiman dan pekarangan. Sebaran tipe penggunaan
lahan dan luasan kawasan DAS Jangkok selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Sebaran tipe penggunaan lahan dan luasan di kawasan DAS Jangkok
No Tipe Penggunaan Lahan
Luas Ha Presentase
1. Hutan lahan kering primer
7.870,11 44,7
2. Hutan lahan kering sekunder
3.808,33 21,6
3. Pemukiman
1.157,82 6,6
4.. Perkebunan
1.485,86 8,4
5. Pertanian lahan kering
808,83 4,6
6. Pertanian lahan kering campuran semak
627,29 3,6
7. Sawah
332,90 1,9
8 Semak belukar
1.483,47 8,4
9. Tanah terbuka
31,72 0,2
Jumlah 17.606.33
100
Sumber : BPDAS Dodokan Moyosari 2009 diacu dalam BPDAS Dodokan-Moyosari 2010
Luasan lahan kritis DAS Jangkok menurut BPDAS Dodokan Moyosari tahun 2009 diacu dalam SCBFWM 2010 belum dominan. Lahan kritis hanya
sebagian kecil dari kawasan DAS Jangkok dan berada di kawasan tengah dan hilir. Sedangkan kawasan di bagian hulu termasuk tidak kritis dan potensial kritis.
Kondisi tingkat kekritisan DAS Jangkok dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6 Tingkat kekritisan di DAS Jangkok.
4.2.5 Sosial ekonomi penduduk