Tabel 6 Nama-nama lembaga masyarakat di tingkat lokal lanjutan
Nama Keterangan Kelompok tani Cempaka
Kelembagaan masyarakat, khususnya kaum perempuan sesaot yang bergerak dalam bidang simpan pinjam dan
pengembangan kreatifitas masyarakat. Kelmpok tani Dahlia Desa
Suranadi Merupakan kelompok yang bergerak dalam bidang pembibitan
tanaman kehutanan dan perkebunan
Kelompok tani Hidup Baru
Merupakan kelembagaan yang berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya kaum ibu yang ingin
berusaha, dengan lingkup kegatan seperti sinpan pinjam, santunan, dan usaha bakulan.
Kelompok Melati Desa Lembah Sempage
Merupakan kelompok perempuan yang bergerak dalam bidang simpan pinjam dan sebagai pengumpul HHBK dari kawsan
hutan lembah sempage
Kelompok Melati Desa Sesaot
Merupakan kelompok masyarakat yan bergerak dalam bidang simpan pinjam, dan pengumpuh HHBK khususnya yang
berasal dari kawasan hutan sesaot Kelompok Sanggar Muda
Tani Mandiri Batumekar Lembaga yang bergerak dalam bidang pembibitan sampai
pemasaran hasil usaha pertanian. Organisasi Rakyat Darma
Utama Ora Darma Lembaga yang bergerak dalam pengelolaan air dengan sistem
water meter di desa Batumekar. Kelompok Masyarakat Peduli
Sedau Merupakan kelompok yang berorientasi pada usaha
pembibitan. Sumber : BPDAS Dodokan-Moyosari 2010
4.4 Pembeli Buyers Jasa Lingkungan
Pembeli jasa lingkungan biasanya berasal dari pihak yang memanfaatkan jasa lingkungan user financed schemes. Pembeli jasa lingkungan juga bisa
berasal dari lembaga pemerintah maupun lembaga internasional pada Government schemes. Pemanfaat jasa lingkungan pada skema pembayaran jasa
lingkungan biasanya adalah dari daerah hilir sungai. Pembeli potensial pada jasa lingkungan adalah pihak yang bersedia menjaga atau melindungi aliran
keberlanjutan dari jasa lingkungan yang bersangkutan Engel et al 2008. Pada skema PJL di kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram yang
menjadi pihak pembeli jasa lingkungan adalah merupakan pihak pemanfaat jasa lingkungan. Pihak tersebut adalah sebagian besar masyarakat Lombok barat dan
Kota Mataram yang berada di hilir DAS Jangkok. Pada mekanisme yang terjadi saat ini penerima jasa lingkungan yang telah bersedia membayar adalah pelanggan
PDAM Menang-Mataram. PDAM Menang-Mataram merupakan perusahaan daerah milik dua pemerintahan, yaitu Kabupaten Lombok Barat dan Kota
Mataram. Dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1993 disepakati kepemilikan PDAM secara bersama oleh kedua Pemerintahan dengan proposi
pembagian 65 untuk Kabupaten Lombok Barat dan 35 untuk Kota Mataram.
4.5 Obyek Jasa Lingkungan
Pada kawasan Hutan Sesaot tersebut banyak ditemukan mata air yang merupakan objek jasa lingkungan pada penelitian ini. Berdasarkan data yang
dihimpun dari Bappeda Provinsi NTB tahun 2005 teridentifikasi sebanyak 20 mata air, tetapi berdasarkan hasil pembaharuan data diperoleh 82 mata air yang
dimanfaatkan untuk kebutuhan air bersih, irigasi pertanian dan untuk pemandian oleh masyarakat sekitar BPDAS Dodokan-Moyosari 2010. Beberapa mata air
yang belum termanfaatkan langsung mengalir ke sungai. Beberapa nama mata air di lokasi penelitian disajikan pada tabel 7.
Tabel 7 Beberapa nama mata air yang ada di hulu DAS Jangkok
No Mata Air
Desa Pemanfaatan Saat Ini
1 Sarasuta I
Suranadi Sumber air irigasi 2 Sarasuta
II Suranadi
Air bersih untuk masyarakat di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat
3 Saraswaka Suranadi
Air bersih untuk masyarakat di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat
4 Pura Lingsar
I Lingsar Sumber air irigasi
5 Pura Lingsar
II Lingsar Sumber air irigasi
6 Suranadi Hulu Suranadi Air bersih untuk masyarakat sekitar, Sumber air irigasi
7 Suranadi Hilir
Suranadi Sumber air irigasi, permandiankolam renang 8
Suranadi Teratai
Suranadi Sumber air irigasi, air bersih untuk hotel penginapan
dan tempat rekreasi 9 Ranget
I Ranget
Air bersih yang dikelola PDAM Giri Menang untuk masyarakat Kota Mataram dan Kab. Lobar
10 Ranget II
Ranget Air bersih yang dikelola PDAM Giri Menang untuk
masyarakat Kota Mataram dan Kab. Lobar 11 Ranget
III Ranget
Sumber air irigasi 12 Gandari
I Gandari
Sebagai sumber air bersih masyarakat sekitar dan permandian umum, mengalir kesungai
13 Gandari II
Gandari Sebagai sumber air bersih masyarakat sekitar dan
permandian umum, mengalir kesungai 14 Pancor
Gading P.
Gading Sumber air bersih dan permandian umum masyarakat 15 Temas
Temas Hanya dimanfaatkan untuk permandian masyarakat
disekitar mata air selanjutnya mengalir kesungai 16 Gandawari
Gandawari Permandian umum dan sumber air bersih masyarakat 17 Taman
Narmada Narmada Dimanfaatkan untuk taman rekreasi berupa kolam
ikan, kolam renang dan sumber air 18 PDAM
Menang Montong
Sebagai sumber air bersih masyarakat di Narmada serta sebagai sumber air irigasi
19 Kokok Jelateng
Sesaot Sumber air irigasi dengan pembuatan bendung dan
permandian umum masyarakat 20 Aiknyet
Sesaot Sebagai sumber air bersih masyarakat sekitar dan
permandian umum Sumber : Bappeda Provinsi NTB 2005 diacu dalam BPDAS Dodokan-Moyosari 2010
Nama-nama mata air di atas adalah yang sebagian besar digunakan oleh masyarakat. Selain masyarakat lokal, telah terdapat beberapa pengguna komersial
dari mata air di DAS Jangkok. Pengguna tersebut yaitu PDAM Menang-Mataram yang dimiliki oleh dua pemerintah daerah. Selain itu juga terdapat PT Narmada
Awet Muda yakni perusahaan swasta yang memproduksi air minum dalam kemasan. Untuk nama mata air yang digunakan oleh PT Narmada Awet Muda
penulis tidak berhasil mendapatkan data. Mata air yang digunakan oleh PDAM Menang-Mataram sebagai sumber air baku dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8 Sumber air baku PDAM Menang-Mataram
No. Sumber Air
Desa Kapasitas
Sumber ldt Kapasitas Produksi
ldt tahun 2009 1. MA
Sarasuta Lingsar
300 71,26
2. MA Saraswaka
Lingsar 200
106,20 3. MA
Ranget Suranadi
1640 578,42
4. MA Montong
Selat 50
26,64 5. MA
Orong Petung
Sesaot 20
5,30 6. MA
Jong Plangka
Bentek 50
45,32 7. MA
Bangket Bayan
20 25,99
8. MA Mandala
Bayan 20
7,62 9. SPL
Penimbung Penimbung
- 15,57
10. BBI Lingsar
- 128,25
Sumber : PDAM 2011
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan di Pulau Lombok
Adanya inisiatif untuk melakukan pembayaran jasa lingkungan PJL antara hulu dan hilir bermula ketika pada tahun 1995 LP3ES melakukan
pendampingan untuk program HKm di Lombok. Selama melakukan pendampingan ke desa-desa, LP3ES menemukan banyak model sederhana
kearifan lokal tentang pembayaran atau berbagi tanggung jawab atas suatu jasa lingkungan yang dilakukan penduduk di beberapa desa di Lombok. Model
sederhana tersebut seperti PAMDES, BUMDES, PLTMH, dan SubakSistem Pengairan Latifah et al 2011.
Permasalahan lingkungan yang timbul pada saat itu adalah kondisi sumberdaya air di Pulau Lombok yang tidak merata serta krisis air yang terjadi
pada musim kemarau. Secara umum terjadi penurunan debit air di Pulau Lombok dalam kurun waktu 10 tahun 1992-2002. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan
debit pada tiga sungai sebagai indikator yaitu Sungai Aiknyet, Babak dan Sesaot. Pada tahun 1992 debit air pada ketiga sungai tersebut secara berurutan
27,30 m3detik; 8,44 m3detik dan 16,08 m3detik dan pada tahun 2002 menurun menjadi 10,37 m3detik; 5,68 m3detik dan 9,096 m3detik Markum et al 2004.
Pada tahun 2003, diketahui 40 mata air telah hilang akibat perubahan tata guna lahan menjadi pertanian dan kerusakan hutan di sekitar Rinjani Prasetya et al
2009. DAS Jangkok adalah salah satu DAS di Pulau Lombok yang masuk ke
dalam DAS prioritas dari 22 DAS yang masuk kategori kritis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Departemen Kehutanan Setiawan et al
2010. Padahal fungsi DAS ini adalah mensuplai kebutuhan air untuk 9.697 Ha sawah di Lombok Barat dan 2.873 ha di Kabupaten Lombok Tengah. Sisanya
dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik warga Kota Mataram 75 melalui PDAM Mataram dengan memanfaatkan 4 mata air Ranget, Montong, Sarasutha
dan Penimbung. DAS Jangkok memiliki sejumlah potensi alam dan pemanfaatan multi-use oleh masyarakat sekitar maupun pemerintah. Pemanfaatan lahan di