Implementasi peraturan daerah Permasalahan dan Rekomendasi PJL Penyediaan Sumberdaya Air

5.4 Permasalahan dan Rekomendasi PJL Penyediaan Sumberdaya Air

Mekanisme PJL Penyediaan Sumberdaya Air di Kabupaten Lombok dan Kota Mataram merupakan suatu mekanisme yang kompleks. Berikut merupakan permasalahan yang terjadi pada lokasi tersebut dan rekomendasi yang dapat diberikan.

5.4.1. Implementasi peraturan daerah

1. Kurangnya penegakan hukum Law Enforcement Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat No. 4 Tahun 2007 tentang jasa lingkungan dijadikan dasar hukum untuk memberlakukan tarif jasa lingkungan air dan wisata alam. Implementasi peraturan daerah ini belum dilaksanakan sepenuhnya. Tarif jasa lingkungan hanya berjalan pada pelanggan PDAM, sedangkan untuk PDAM sendiri, perusahaan air dalam kemasan dan perhotelan peraturan ini tidak berlaku. Aturan untuk pungutan pada jasa lingkungan wisata alam juga belum bisa dilaksanakan. Hal ini diduga karena IMP sebagai lembaga pengelola dana belum bisa mendapat kepercayaan dari masyarakat maupun instansi lain. Penyelesaian masalah ini dibicarakan pada rapat IMP bulan September 2011. Untuk mendapatkan kepercayaan publik, dibutuhkan pemimpin IMP yang memiliki charisma. Pada rapat tersebut, IMP juga membahas mengenai masa jabatan personil IMP yang akan segera berakhir Desember 2011. 2. Target pungutan kurang sesuai Pemberlakuan tarif jasa lingkungan dikenakan kepada semua pelanggan PDAM Menang-Mataram. Pelanggan PDAM Menang-Mataram tercatat berasal dari tiga kabupatenkota, yaitu Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Utara dan Kota Mataram. Setelah diberlakukan mulai November 2009, terjadi protes dari pihak Kota Mataram karena peraturan tersebut adalah peraturan daerah Kabupaten Lombok Barat, sehingga seharusnya tidak berlaku di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Utara. Menanggapi hal tersebut penarikan dana jasa lingkungan di Kota Mataram dilakukan hanya sampai bulan Maret 2010. Dana jasa lingkungan yang terlanjur ditarik masih berada di rekening PDAM Menang-Mataram. Permasalahan masih berlanjut karena setelah dicermati jumlah pelanggan di Kota Mataram merupakan 72 dari jumlah pelanggan PDAM keseluruhan. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat merasa keberatan jika masyarakat Kota Mataram yang menggunakan air dari hulu yang merupakan wilayah Kabupaten Lombok Barat tidak menyumbang untuk biaya pelestarian sumber air. Konflik tersebut sempat terjadi beberapa waktu. Penyelesaian konflik yang dilakukan yaitu diadakan musyawarah antar pemerintah daerah dengan difasilitasi oleh IMP. Pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2011 tersebut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat dan Sekretaris Daerah Kota Mataram beserta Kepala Bagian Hukum masing-masing daerah. Pada pertemuan itu dihasilkan keputusan bahwa masing-masing daerah akan membiayai pelestarian lingkungan dengan mengalokasikan beberapa persen dari dividen PDAM. Pemerintah Kota Mataram tetap tidak setuju terhadap pemberlakuan tarif jasa lingkungan pada PDAM karena dianggap memberatkan masyarakat.

5.4.2. Kasus double taxation pada PDAM Menang-Mataram