tangkapan air, saat ini dikenal sebagai mekanisme pembayaran jasa lingkungan PJL. Upaya yang ada di Kabupaten Lombok Barat tersebut merupakan salah
satu bentuk mekanisme pembayaran jasa lingkungan. Pembayaran jasa lingkungan ini akan membuka kesempatan bagi masyarakat yang hidup di dalam dan di
sekitar kawasan konservasi atau kawasan hutan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Peluang ini tidak hanya dari sisi ekonomi tetapi juga dari sisi lain yaitu
dengan adanya peningkatan modal sosial dan pengakuan atas hak masyarakat dalam mengelola dan mengakses sumber daya alam ICRAF 2005.
Mekanisme PJL di Indonesia telah banyak dilakukan, baik melalui kerjasama lembaga-lembaga domestik maupun dengan dorongan dan bantuan
lembaga internasional. Meskipun begitu mekanisme ini masih merupakan konsep yang masih baru di Indonesia, dan sebagian besar dalam tahap pengembangan
konsep dan uji coba implementasi Prasetyo et al 2009. Sampai saat ini, belum ada payung hukum yang secara khusus mengatur mekanisme ini. Pelaksanaan
program-program yang telah berjalan masih banyak dijumpai masalah dan kendala. Oleh karena itu dibutuhkan kajian dari mekanisme-mekanisme yang
telah berjalan untuk pembentukan kebijakan lebih lanjut dengan batasan-batasan aturan yang jelas dan payung hukum tersendiri mengenai mekanisme ini.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui stakeholder yang terlibat dalam mekanisme pembayaran jasa
lingkungan penyediaan air 2.
Mengetahui mekanisme pembayaran jasa lingkungan penyediaan sumberdaya air yang berjalan
3. Mengevaluasi mekanisme
pembayaran jasa lingkungan penyediaan air
1.3 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rekomendasi untuk pelaksanaan mekanisme pembayaran jasa lingkungan selanjutnya dan sebagai bahan
pertimbangan bagi proses perumusan regulasi, kebijakan dan peraturan perundangan yang lebih lanjut.
1.4 Kerangka Pemikiran
Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran penelitian.
Mata air di hulu DAS Jangkok, NTB merupakan pemasok kebutuhan air bersih
masyarakat di wilayah Lombok Barat, kota Mataram dan sebagian wilayah di Lombok
Tengah
Melihat keberhasilan dari kinerja setiap stakeholder : • Realita di lapang
• Manfaat bagi tiap pihak Terjadi degradasi lahan di areal
DAS Jangkok, terdapat potensi kerusakan aspek biofisik dan
aspek kelembagaan kelompok petani hutan.
Terjadi longsor, erosi, sedimentasi dan ancaman terjadi krisis air akibat penurunan debit dan peningkatan
kebutuhan air.
Organisasi • Pihak yang terlibat
• Peran setiap stakeholder • Penegakan hukum
Willingness to Pay WTP nilai pembayaran yang bersedia diberikan oleh
masyarakat untuk perbaikan lingkungan hulu
Willingness to Accept WTA nilai
pembayaran yang bersedia diterima oleh masyarakat sebagai penyedia jasa
lingkungan
Dibutuhkan suatu mekanisme untuk : Mengurangi kerusakan hutan, memperbaiki kualitas dan kuantitas air dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.
PES Payments for Environmental Services Masyarakat hilir
atau Pengguna air dari DAS Jangkok
Norma • Peraturan yang ada
• Perjanjian yang telah disepakati bersama
Terjadi penurunan jumlah mata air dan debit rata-rata di
Sungai Jangkok, DAS Jangkok sebesar 5,6 setiap tahun.
Masyarakat hulu di sekitar Hutan Sesaot
merupakan masyarakat petani
hutan yang miskin Kawasan hutan Sesaot seluas 5.950,18 ha,
merupakan daerah hulu dari DAS Jangkok. Sebagian besar arealnya telah dikelola oleh
masyarakat petani hutan dengan sistem Hutan Kemasyarakatan HKm
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka perlu diketahui beberapa hal diantaranya:
1. Mekanisme pembayaran jasa lingkungan di Kabupaten Lombok Barat dan
Kota Mataram meliputi hal-hal yang telah disepakati bersama seperti latar belakang, aturan, isi perjanjian, dasar perhitungan nilai imbal jasa dan
penegakan aturan monitoring dan evaluasi, pemberian sanksi, perkembangan, permasalahan dan penyelesaian yang timbul selama
pelaksanaan 2.
Pihak-pihak yang terkait dalam mekanisme pembayaran jasa lingkungan di Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram dalam hal ketepatan dalam
keterlibatan para pihak, sehingga kegiatan yang dilakukan berupa identifikasi para pihak, peranan, tingkat kepentingan dan pengaruh
3. Bagaimana perkembangan yang telah dicapai hingga saat ini. Apakah telah
ada manfaat yag terasa oleh masyarakat dan lingkungan, sejauh mana mekanisme ini telah mengakomodasi kepentingan dari stakeholder yang
terlibat. Oleh karena itu dibutuhkan analisis deskriptif melalui metode triangulasi
Bachri 2010 yaitu wawancara, observasi lapang dan penelusuran dokumen untuk mencapai tujuan kesatu dan ketiga. Sedangkan untuk tujuan kedua dilakukan
dengan analisis stakeholder.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA