Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Institusi Multipihak IMP pengelola jasa lingkungan

Gambar 11 Skema PJL di Lombok Barat dan Mataram LPM Equator 2011. Ketentuan mekanisme PJL yang berlaku saat ini meliputi dasar hukum pelaksanaan kegiatan, tentang Institusi Multi Pihak IMP Pengelola Jasa Lingkungan dan Mekanisme PJL lebih rinci akan dibahas pada bagian selanjutnya.

5.3.2.1 Dasar hukum pelaksanaan kegiatan

1. Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Jasa Lingkungan yang disahkan pada bulan Juni 2007 oleh Bupati Lombok Barat, memberikan arahan dan kebijakan terhadap rancangan Implementasi Pembayaran Jasa Lingkungan di Kabupaten Lombok Barat 2. Peraturan Bupati Lombok Barat No.7 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi, Tata Kerja, Tugas dan Wewenang Institusi Multipihak. Ditetapkan di Gerung tanggal 20 April 2009 3. Keputusan Bupati Lombok Barat No. 1072207Dishut2009, tanggal 27 Mei 2009 tentang Pembentukan Institusi Multipihak Pengelolaan Jasa Lingkungan Kabupaten Lombok Barat 4. Peraturan Bupati Lombok Barat No.42 Tahun 2008 tentang Obyek, Tarif, Tata Cara Pembayaran dan Sanksi Administratif. Studi WTP Pelanggan PDAM Pelanggan PDAM Rekening daerah Lobar 25 ke KAS Daerah Kab. Lomnok Barat Penerimaan Daerah 75 untuk upaya konservasi pengentasan kemiskinan 70 dana untuk program 30 dana untuk operasional: biaya ATK, insentif pengurus, biaya kesekretariatan, biaya negosiasi , dan biaya lain-lain Konservasi 70 30

5.3.2.2 Institusi Multipihak IMP pengelola jasa lingkungan

Pengelolaan jasa lingkungan di Lombok Barat diserahkan penuh kepada Institusi Multi Pihak IMP. IMP merupakan lembaga yang terdiri dari berbagai institusi. Hal ini bertujuan sebagai peningkatan kapasitas kelembagaan, transparansi dan meminimalisir konflik. Struktur Kepengurusan IMP sesuai dengan Peraturan Bupati Lombok Barat No. 7 Tahun 2009 ditunjukkan pada gambar 12. Gambar 12 Struktur kepengurusan institusi multipihak. Implementasi dari struktur tersebut tidak banyak mengalami penyimpangan. Struktur yang berjalan saat ini belum terdapat manager. Namun dalam rapat IMP bulan September 2011 keberadaan manager akan segera diusahakan. Divisi kerjasama dan penggalangan dana kurang berfungsi sebagaimana mestinya, padahal divisi ini memegang peranan yang cukup penting. Keberadaan IMP merupakan stakeholder utama keberlangsungan PJL. Menurut Munawir 2006, keberadaan IMP ini sebagai pengelola dana jasa lingkungan bukan pengelola jasa lingkungan. Pengelolaan jasa lingkungan memiliki pengertian lebih luas, sedangkan yang diatur dalam peraturan daerah dan keputusan bupati tersebut hanya pengelolaan pungutan dana dan distribusinya.

5.3.2.3 Mekanisme pengelolaan jasa lingkungan