Berdasarkan  tabel  di  atas  diperoleh  mean  empirik  komitmen  normative adalah  µ
e
=24,4  dengan  standard  deviasi  empirik  3,41  dan  mean  hipotetiknya adalah  µ
h
=20  dengan  standard  deviasi  hipotetik  sebesar  4.  Hasil  perbandingan antara  mean  empirik  dan  mean  hipotetik  menunjukkan  bahwa  komitmen
normative subjek penelitian memiliki skor di atas rata-rata µ
e
µ
h
. Pada  tabel  di  bawah  dapat  dilihat  bahwa  rata-rata  komitmen  normative
subjek  penelitian  terletak  pada  kategori  tinggi  dalam  pengkategorisasian  skor komitmen normative berdasarkan mean hipotetik.
Tabel 34. Kategorisasi Komponen Komitmen normative Berdasarkan Mean Hipotetik
Komponen Kriteria
Jenjang Kategori
Frekuensi  Persentase
Komitmen normative
X  16 Rendah
16 ≤ X  24
Sedang 36
36,73 24
≤ X Tinggi
62 63,27
Kategorisasi pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar  karyawan termasuk  dalam  kategorisasi  tinggi  63,27  untuk  komitmen
normative
.  Sedangkan selebihnya  36,73  tergolong  sedang  dan  0  tergolong  rendah  karena  tidak  ada
satupun subjek penelitian yang memiliki tingkat komitmen normative yang rendah.
C. Pembahasan
Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  kepercayaan  pada  organisasi berhubungan  positif  yang  cukup  kuat  dengan  komitmen  affective  yaitu  dengan  r
= 0,766.  Begitu  pula  bila  dilihat  dari  R-square  sebesar  0,587  menunjukkan  bahwa
kepercayaan  pada  organisasi  terbukti  berpengaruh  terhadap  komitmen  affective.  Ini berarti  kepercayaan  pada  organisasi  memberikan  sumbangan  efektif  sebesar  58,7
Universitas Sumatera Utara
dalam  meningkatkan  komitmen affective  karyawan. Dari  hasil  analisa tersebut  maka hipotesa  yang  menyatakan  terdapat  pengaruh  kepercayaan  pada  organisasi  terhadap
komitmen  affective  dapat  diterima.  Ada  beberapa  alasan  yang  menyebabkan hubungan  positif  antara  kepercayaan  pada  organisasi  dengan  komitmen  affective,
yaitu; Pertama, karyawan merasa telah dilibatkan dalam organisasi sehingga mereka
juga  merasa memiliki kelekatan emosi dan menjadi  bagian dari  organisasi akibatnya mereka  terus  ikut  terlibat  aktif  untuk  keberhasilan  organisasi.  Hal  ini  sesuai  dengan
kesimpulan dari Coetzee 2005 yang menyatakan bahwa j
ika karyawan yakin pada nilai  partisipasi  organisasi,  mereka  akan  lebih  merasakan  bahwa  partisipasi
mereka  akan  membuat  suatu  perbedaan.  Konsekuensinya,  mereka  akan  lebih bersedia  untuk  mencari  solusi  dan  membuat  saran  untuk  kesuksesan  suatu
organisasi.
Kedua,  karyawan  percaya  bahwa  perusahaan  akan  bertindak  untuk kepentingan  mereka.  Hal  ini  sesuai  dengan  hasil  penelitian  yang  menyimpulkan
bahwa  persepsi  karyawan  akan  keadilan  dari  kebijakan  yang  dibuat  perusahaan berhubungan  secara  signifikan  dengan  komitmen  affective  Allen    Meyer,  1997.
Konovsky  dan  Cropanzano  dalam  Allen    Meyer,  1997  menyatakan  bahwa karyawan  yang  memiliki  komitmen  affective  meyakini  bahwa  organisasi  akan
memberikan  penjelasan-penjelasan  yang  adekuat  akan  kebijakan  yang  ditetapkan. Ketika karyawan yakin bahwa praktik kerja perusahaan dilakukan karena keperdulian
dan  penghormatan  kepada  mereka  maka  mereka  memiliki  komitmen  affective  yang kuat.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga,  karyawan  yang  merasa  bahwa  organisasi  ataupun  pimpinan  perduli terhadap  mereka  akan  menimbulkan  kepercayaan  dan  mengarahkan  pada  komitmen
mereka.  Allen  dan  Meyer  1997  menyatakan  bahwa  secara  umum  karyawan memiliki  komitmen  affective  yang  lebih  kuat  ketika  pimpinan  mereka  mengizinkan
mereka  untuk  ikut  berpartisipasi  dalam  pengambilan  keputusan.  Coetzee  2005 menyatakan  bahwa  p
erilaku  dari  supervisor  merupakan  suatu  hal  yang  mendasar dalam menentukan tingkat kepercayaan interpersonal dalam unit pekerjaan.
Selanjutnya,  dapat  dilihat  juga  bahwa  kepercayaan  pada  organisasi berhubungan positif yang cukup kuat dengan komitmen continuance  yaitu dengan r
= 0,693.  Begitu  pula  bila  dilihat  dari  R-square  sebesar  0,480  menunjukkan  bahwa
kepercayaan  pada  organisasi  terbukti  berpengaruh  terhadap  komitmen  continuance. Ini berarti  kepercayaan pada organisasi memberikan sumbangan efektif sebesar 48
dalam  meningkatkan  komitmen  continuance  karyawan.  Dari  hasil  analisa  tersebut maka  hipotesa  yang  menyatakan  terdapat  pengaruh  kepercayaan  pada  organisasi
positif  terhadap  komitmen  continuance  dapat  diterima.  Alasan  yang  menyebabkan hubungan positif ini, yaitu;
Menurut Moore 1998 kepercayaan merupakan keyakinan dalam diri atau kepercayaan  dalam  kerjasama  dengan  pihak  lain  dalam  memberikan  suatu  hasil
yang  dinginkan  di  masa  akan  datang.  Adanya  keyakinan  karyawan  bahwa perusahaan  akan  memberi  keuntungan  bagi  mereka  menyebabkan  mereka
menyadari  akan  kerugian  bila  meninggalkan  organisasi.  Hal  ini  menunjukkan adanya pertimbangan pertukaran ekonomi. Sesuai dengan Allen  Meyer 1997
yang  menyatakan  bahwa  komitmen  continuance  terbentuk  terbentuk  atas  dasar untung rugi. Meyer  Herscovitch 2001 menjelaskan mindset of perceived cost
Universitas Sumatera Utara
continuance  commitment,  berkembang  ketika  individu  mengenal  bahwa  yang bersangkutan  akan  merugi,  atau  merasa  bahwa  tidak  ada  alternatif  lain  kecuali
melakukan pekerjaan yang ada saat ini. Muchlas 2005 menyatakan bahwa organisasi sebagai wadah keuntungan
bersama.  Keuntungan  bersama  ini  sering  dinyatakan  dengan  organisasi membutuhkan  orang  dan  orang  juga  membutuhkan  organisasi  atau  perusahaan
membutuhkan karyawan dan karyawan  membutuhkan perusahaan. Organisasi  ini dibentuk  dan  dipertahankan  dalam  prinsip  demi  keuntungan  bersama  di  antara
para  pelakunya.  Manusia  memandang  organisasi  sebagai  alat  bantu  atau  cara untuk membantu mencapai mereka, sedangkan organisasi membutuhkan manusia
untuk membantu mencapai sasaran atau target organisasi. Begitu  juga  hubungan  kepercayaan  pada  organisasi  dengan  komponen
komitmen normative karyawan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan  karyawan  pada  organisasi  berhubungan  positif  yang  cukup  kuat
dengan komitmen normative yaitu dengan r = 0,773. Begitu pula bila dilihat dari R-square sebesar 0,597 menunjukkan bahwa kepercayaan pada organisasi terbukti
berpengaruh  terhadap  komitmen  normative.  Ini  berarti  kepercayaan  pada organisasi  memberikan  sumbangan  efektif  sebesar  59,7  dalam  meningkatkan
komitmen  normative  karyawan.  Dari  hasil  analisa  tersebut  maka  hipotesa  yang menyatakan  terdapat  pengaruh  kepercayaan  pada  organisasi  terhadap  komitmen
normative dapat diterima.
Alasan yang menyebabkan hubungan positif ini, yaitu;
Karyawan  meyakini  bahwa  perusahaan  telah  memberikan  yang  terbaik sehingga  mereka  merasa  memiliki  kewajiban  untuk  memberikan  yang  terbaik
Universitas Sumatera Utara
pula. Oleh sebab itu, mereka memberikan energi dan usaha maksimumnya untuk perusahaan. Seperti beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa seseorang
merasa  memiliki  kewajiban  akan  mencerminkan  perasaan  bahwa  seseorang tersebut  telah  berhutang  untuk  memberikan  energi  dan  usaha  maksimumnya
Eisenberger, Armeli, Rexwinkel, Lynch,  Rhoades dalam Colquitt, et. al 2007, dan  juga untuk pemenuhan kontrak psikologis,  yang  mencerminkan sejauh  mana
satu  pihak  mempersepsikan  bahwa  mitranya  telah  memenuhi  kewajiban  yang dijanjikan Aselage  Eisenberger, 2003; Robinson  Rousseau, 1994; Turnley,
Bolino, Lester,  Bloodgood, dalam Colquitt, et. al 2007. Hal ini sesuai dengan Allen  Meyer 1997 yang menyatakan hal ini terdiri dari keyakinan dari pihak
yang  terlibat  dalam  suatu  hubungan  pertukaran  mengenai  kewajiban  mereka Allen  Meyer, 1997.
Meyer    Herscovitch  2001  menjelaskan  Mindset  of  obligation normative  commitment,  berkembang  ketika  hasil  internalisasi  norma-norma
melalui  sosialisasi,  penerimaan  kentungan,  danatau  kontrak  psikologis  yang ditetapkan saling dapat dirasakan dan disepakati.
Selanjutnya  menurut  Allen    Meyer  1997,  komitmen  normative  juga berisi  keyakinan  individu  akan  tanggungjawab  terhadap  organisasi.  Ia  merasa
harus bertahan karena loyalitas. Wiener 1982 menyatakan bahwa perasaan akan komitmen  terhadap  organisasi  diawali  oleh  keyakinan  akan  identifikasi  terhadap
organisasi dan digeneralisasikan terhadap nilai-nilai loyalitas dan tanggungjawab.
Dengan  demikian  berarti  PT.  Bank  Sumut  mendapatkan  kepercayaan  yang cukup  tinggi  dari  para  karyawannya.  Dari  hasil  penelitian  ini,  dapat  dilihat  bahwa
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan  karyawan  pada  organisasi  berpengaruh  terhadap  komitmen  organisasi. Hal ini sejalan dengan hasil p
enelitian Kramer maupun Matthai dalam Tezi, 2007 yang  menemukan  bahwa  kepercayaan  organisasional  adalah  prediktor  yang
bermakna terhadap komitmen organisasi. Kepercayaan  pada  organisasi  merupakan  hal  yang  sangat  penting  dalam
suatu organisasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anderson  Narus 1990 mengatakan  bahwa  kepercayaan  sebagai  bentuk  keyakinan  satu  pihak  bahwa
pihak  lain  dalam  kemitraan  pekerjaannya. Mayer,  Davis  dan  Schoorman  1995
menyatakan  bahwa  kepercayaan  adalah  kesediaan  satu  pihak  terhadap  perlakuan pihak  lainnya  berdasarkan  pengharapan  bahwa  yang  lain  akan  melakukan
tindakan  terbaik  ataupun  penting  untuk  pihak  itu  trustor,  terlepas  dari kemampuan  untuk  memonitor  atau  mengendalikan  pihak  lain  tersebut.  Dengan
demikian  terdapat  suatu  level  yang  lebih  tinggi  daripada  sekedar  keyakinan. Trustor dikatakan memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap trustee bila trustor
siap  menerima  konsekuensi  apapun  dari  keputusannya  tersebut  Nasution Widjajayanto, 2007.
Hasil  kategorisasi  hipotetik  data  penelitian  variabel  kepercayaan  pada organisasi pada karyawan PT. Bank Sumut menunjukkan bahwa sebahagian besar
karyawan
memiliki  tingkat  kepercayaan  pada  organisasi  pada  kategori  sedang  yaitu
sebanyak  56  orang
57,14,  sedangkan  42  orang  42,83  memiliki  tingkat kepercayaan  pada  organisasi  tergolong  tinggi  dan  sama  sekali  tidak  terdapat  subjek
penelitian  yang  memiliki  tingkat  kepercayaan  pada  organisasi  yang  rendah.  Hal  ini menunjukkan bahwa karyawan memiliki keyakinan yang cukup bahwa organisasinya
cukup  kompeten  kualitas,  kemampuan,  kepemimpinan,  strategi,  terbuka  dan  jujur,
Universitas Sumatera Utara
peduli dengan adanya perhatian, mau mendengarkan dan bertindak untuk kepentingan karyawan,  dapat  diandalkan  dan  dapat  diidentifikasi  sesuai  dengan  tujuan,  norma
serta  nilai-nalai  karyawan  itu  sendiri.
Bila  dilihat  perdimensi  dari  variabel kepercayaan  pada  organisasi,  dapat  dilihat  bahwa  kelima  dimensi  kepercayaan
pada organisasi berada pada kategori tinggi, namun terdapat satu 1 dimensi pada kategori  sedang  yaitu  dimensi  openness  and  honesty.  Dari  hasil  analisa  korelasi
menunjukkan  kelima  dimensi  kepercayaan  berkorelasi  positif  dengan  komitmen affective, komitmen continuance maupun komitmen normative. Dari keseluruhan
terlihat bahwa dimensi openness and honesty memiliki korelasi yang agak rendah dari dimensi lainnya.
Hasil  kategorisasi  hipotetik  data  penelitian  komponen  komitmen organisasi pada karyawan PT. Bank Sumut menunjukkan bahwa sebahagian besar
karyawan  memiliki  tingkat  komitmen  organisasi  pada  kategori  tinggi
.  Hal  ini menunjukkan  bahwa  ketiga  aspek  komitmen  yaitu  affective,  continuace  dan
normative  telah  terpenuhi  dengan  baik  di  PT.  Bank  Sumut,  atau  dengan  kata  lain
karyawan  telah  secara  aktif  terlibat  dalam  perusahaan  dengan  adanya  kesediaan dan kesiapan untuk mencurahkan usaha demi kepentingan perusahaanorganisasi,
memiliki  keinginan  untuk  memberikan  tenaga  dan  tanggung  jawab  yang  lebih dalam  menyokong  kesejahteraan  dan  keberhasilan  organisasi  serta    memiliki
keinginan untuk mempertahankan keanggotaannya
. Komitmen  karyawan  yang  tinggi  merupakan  hal  yang  penting  karena
karyawan yang berkomitmen tinggi akan memberikan dampak yang  positif terhadap perusahaan  seperti  meningkatkan  produktivitas,  kualitas  kerja  serta  menurunkan
tingkat  keterlambatan  dan  turnover  Mathieu    Zajac,  1990.  Beberapa  penelitian
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan  bahwa  membangun  dan  mempertahankan  kepercayaan  sangat  penting dalam  hubungan  di  organisasi.  Rigsbee  2001  menyatakan  bahwa  kepercayaan
merupakan  elemen  yang  sangat  penting  dalam  membangun  hubungan  yang  sukses. Sangat  sulit  untuk  menghasilkan  hubungan  kerja  yang  efektif  dan  produktif  tanpa
adanya kepercayaan Castro, dalam Becton, 2002.
Kepercayaan  menunjukkan  kepedulian  dan  dukungan  atau  bertindak berdasarkan  prinsip  yang  dapat  dipandang  sebagai  tindakan  yang  harus
menimbulkan  motivasi  untuk  membalas  tindakan  atas  prinsip  pertukaran.  Dari prinsip ini, maka kepercayaan merupakan bagian penting dari hubungan yang ada.
Colquitt  et.  al  2007  menyimpulkan  bahwa  kepercayaan  memprediksikan mekanisme  dari  komitmen  affective,  perasaaan  memiliki  kewajiban  dan
pemenuhan kontrak psikologis dalam Colquitt, et. al 2007. Cummings dan  Bromiley dalam  Kramer  Tyler, 1996  mengemukakan
bahwa keyakinan seorang terhadap pihak lain akan berpengaruh dengan komitmen orang  tersebut.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  rasa  percaya  dari  karyawan  akan
mengarah  pada  komitmen.  Kramer    Goldman  menekankan  suatu  pernyataan bahwa komitmen  merupakan refleksi dari perilaku  mempercayai. dalam  Kramer
Tyler,  1996.
Hasil  penelitian  Mishra  2007  menyatakan  bahwa  perasaaan percaya  dan  komitmen  akan  mengarah  kepada  reputasi  positif  perusahaan,
sebagaimana karyawan merasa senang karena dipekerjakan oleh perusahaan tersebut. Selanjutnya  mereka  akan  membagikan  perasaan  positif  tersebut  kepada  pelanggan
dan stakeholder.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian.
A. Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  analisa  dan  interpretasi  data  penelitian  dapat  ditarik kesimpulan mengenai hasil penelitian, bahwa:
1. Kepercayaan  karyawan  pada  organisasi  terbukti  berpengaruh  terhadap
komitmen  affective  di  PT.  Bank  Sumut  dengan  sumbangan  efektif  sebesar 58,7.
2. Kepercayaan  karyawan  pada  organisasi  terbukti  berpengaruh  terhadap
komitmen continuance di PT. Bank Sumut dengan sumbangan efektif sebesar 48.
3. Kepercayaan  karyawan  pada  organisasi  terbukti  berpengaruh  terhadap
komitmen  normative  di  PT.  Bank  Sumut  dengan  sumbangan  efektif  sebesar 59,7.
4. Hasil  analisa  korelasi  menunjukkan  kelima  dimensi  kepercayaan  pada
organisasi  berkorelasi  positif  dengan  komitmen  affective,  komitmen continuance  dan  komitmen  normative.  Hanya  saja,  dimensi  openness  and
honesty memiliki korelasi yang agak rendah dari dimensi lainnya untuk ketiga komponen komitmen tersebut.
Universitas Sumatera Utara